One day trip kami pada 30 Juli silam kembali berlanjut. Dari padang rumput luas tempat sapi-sapi unggul diternakkan, kami meneruskan perjalanan menuju destinasi ke-2 di hari itu, Kapalo Banda Taram. Kedua lokasi ini tidak jauh, namun tidak bisa juga dibilang dekat. Yang jelas keduanya sama-sama harus ditempuh melalui jalan raya Payakumbuh - Lintau.
Saya sudah cukup lama penasaran dengan objek wisata ini setelah adik bungsu memamerkan fotonya yang tengah mendayung rakit di sungai yang jernih dengan latar belakang perbukitan setahun yang lalu. Begitu mengetahui bahwa lokasi Kapalo Banda Taram tidak terlalu jauh dari Padang Mangateh dan masih satu jalur, kami pun tidak menyia-nyiakan hari itu. Kami harus ke Kapalo Banda Taram.
Kapalo Banda Taram adalah sebuah irigasi yang dimanfaatkan untuk mengairi sawah-sawah penduduk di Nagari Taram, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota. Dikarenakan keindahan pemandangan alamnya dan airnya yang jernih, irigasi ini pun akhirnya menarik perhatian pelancong dari berbagai penjuru negeri. Tidak heran, Kapalo Banda Taram senantiasa dipadati pengunjung di saat musim liburan.
Oh ya, kami sempat nyasar saat dalam perjalanan menuju Kapalo Banda Taram dari Padang Mangateh. Petunjuk jalan menuju lokasi sangat minim, jadi jangan malu bertanya ya.
Pemandangan menuju objek wisata ini sangat indah, hamparan sawah nan hijau dan perbukitan yang indah menemani kami hingga sampai di tujuan. Jalannya lumayan sempit walau sudah diaspal. Namun di beberapa titik ada jalannya yang terban dan masih berupa tanah keras.
Untuk memasuki kawasan ini, setiap pengunjung harus membayar tiket masuk sebesar Rp 3000 per orang. Untuk parkir sepeda motor, tarifnya masih wajar, Rp 2000 per sepeda motor. Areal parkirnya masih sederhana sekali, memanfaatkan lahan kosong di tepi Kapalo Banda Taram.
Oke, saatnya merasakan sejuknya air Kapalo Banda Taram seperti yang sudah kami nikmati dalam foto-foto yang berseliweran di media sosial. But wait. What the...
Sungai yang kering menyambut kami. Batu-batu kali mencuat dari dasar sungai kering. Sampah plastik dan ranting-ranting kering berserakan. Well, selamat datang di Kapalo Banda Taram versi kemarau. Menurut cerita pemilik warung tempat kami beristirahat dan makan siang, sudah sejak lebaran Idul Fitri kemarin tidak turun hujan di Nagari Taram. Debit air di irigasi ini pun langsung turun drastis. Air tidak lagi mengalir deras melewati tembok irigasi. Tembok tersebut sekarang kering. Pelancong bisa menyeberang tanpa perlu mencopot alas kaki mereka.
Namun bukan kami namanya jika tidak menemukan kesempatan dalam kekeringan untuk berfoto. Terima kasih kepada langit yang berangsur cerah dan air yang jernih, paling tidak kami masih bisa menikamati keindahan Alam Nagari Taram, walau dalam kondisi kekeringan.
Atraksi utama dari Kapalo Banda Taram selain pemandangan alamnya yang memikat adalah menaiki dan mendayung rakit. Walau bagian bawah irigasi kering kerontang, bagian atasnya masih digenangi air yang cukup dalam. Artinya kami masih bisa bermain rakit. Kami menyewa rakit untuk satu jam dan dinaiki tiga orang. Tarif rakit untuk 30 menit adalah Rp 15000, kami menambahkan satu buah benen besar agar bisa duduk dan beristirahat setelah capek mendayung. Satu benen besar kalau nggak salah tarif sewanya adalah Rp 10000.
And here are some photographs during berakit-rakit ke hulu session at Kapalo Banda Taram.
Well, Kapalo Banda Taram memang sangat mempesona. Rasanya sangat menyenangkan bisa relaksasi di tengah-tengah sungai dengan air yang jernih dan dikelilingi oleh perbukitan nan hijau. Dijamin stress bisa berkurang drastis deh. Just ignore fasilitas yang masih belum memadai. Maklum lah, masih dikelola oleh masyarakat. Bagi saya, selama tidak ada pungli, objek wisata mana pun sama saja. Jangan dibikin ribet. Mulailah melatih diri sendiri untuk berwisata dengan bijak. Berwisatalah tanpa menyampah, tularkan kepada orang-orang terdekat kita. Dengan begitu, mungkin kelak ini akan menjadi kebiasaan bagi kita semua untuk senantiasa menjaga kebersihan dan ketertiban dimana pun kita berada.
Happy travelling!
Pemandangannya khas Sumbar banget ya,, cantik..
BalasHapusPernah 1 kali kesini,, tapi ngga main sampan :D
-Traveler Paruh Waktu