Senin, 29 Oktober 2012

Family Combo


Seperti yang saya sudah post sebelumnya, bahwasanya saya adalah anak ke 3 dari lima bersaudara di keluarga yang lumayan gokil *caelah bahasanya* di Sumatera Barat sana. Emak saya adalah perempuan Minang totok yang berkulit putih dan berhidung mungil *sedikit lebih baik dibanding pesek* Kalo melihat foto di masa muda Emak, masa di mana ia sempat mencicipi era ke-emasannya sebagai kembang desa Balai Tabuah, Emak lebih mirip Cici Chinese berdialek hokkien yang lazim saya temui di mall - mall besar Kota Medan, bedanya Emak nggak berstiletto , nggak ber hot pants dan nggak bervarises karena ia masih teramat muda.

Rabu, 24 Oktober 2012

It Takes Two To Tango

Postingan kalii ini w bakal sedikit menjelaskan bagaimana w menggambar biasanya. Hal pertama yang w lakukan kalau lg dapat ide biasanya langsung comot pinsil, ambil kertas dan clip board. Persiapin karet apusan sama minuman juga. soalnya pas sketching biasanya makan waktu cukup lama dan kadang bisa bikin exhausting. Proses sketching w yg paling lama adalah bisa nyaris 6 bulan. Kalo nggak gara2 hilang mood ditengah jalan, biasanya sih karena tidak berhasil menggambarkan pose persis seperti yang w bayangkan. Nah Di bawah ini adalah sketch kasar gambar w yg w kasih nama "It Takes Two To Tango". Inspirasi? Sofia Boutella of course. 

Drawing Girl in Hijab


Saya manggambar ini ketika sudah mau mati keboasanan dan have no idea what to do. Kebetulan seorang senior meminta saya menggambar spesial untuk dia. Karena saya nggak jago gambar realis jadi saya berusaha memuncul kan ciri khas dari si Senior. Dia seorang perempuan berhijab yang menyukai sastra dan dunia tulis menulis. Perempuan yang juga merupakan kakak dari sahabat dekat saya ini juga sudah sering menulis untuk media lokal Sumatera Barat. Kedepannya saya berharap bisa berkolaborasi dengannya menghasilkan genre sastra populer yang penuh ilustrasi grafis made by me hehe.

Rabu, 17 Oktober 2012

Draw and Write






Hari-Hari sebagai pengangguran :

Bangun (Officially) pukul 10 atau 11 AM. Ngulet-ngulet bentar. Ngucek-ngucek mata. Menatap langit-langit kamar  berharap ada bekas telapak tangan menempel disana (What The?). Lalu meraih HP yang terletak tak jauh dari kuping, di bawah bantal tepatnya, sambil berdoa nggak ada telpon masuk kepagian, khususnya dari perusahaan yang ketiban lamaran kerja saya. Sigh~ ternyata empty. Yodah nguyet-nguyet lagi. Regangkan kaki kanan. Oh Nikmat. regangkan kaki kiri. Cihuy~. Tangan Kanan ow yeah, tangan kiri ehem. Puter kepala 360 derjat, wowowowowo mejik!

Senin, 15 Oktober 2012

Monday's Magic


Nggak ada yang ajaib-ajaib amat sebenarnya di senin ini. Saya seperti biasa bangun agak telat, memeriksa email dan menemukan beberapa lowongan yang cucoo, send application and then had my brunch. 

Sabtu, 13 Oktober 2012

Sunday Lazy Day


Minggu ini saya bangun pada pukul  08.27 WIB setelah tidur nyaris selama 15 jam ! Yah, kemaren saya bangun pada pukul 11.00 WIB, setelah tidur selama 5 jam alias baru tidur pukul 06.00 WIB pagi harinya. Benar-benar luar biasa. tidur selama 15 jam ternyata nggak bikin badan enak sama sekali. Yang ada lemas, loyo, mata langsung sensi kenak cahaya matahari dan jari-jari saya lemes dari tadi.

Ninja Girl



Saya pengen jadi ninja saja. Terlahir disebuah kampung yang turun temurun menggeluti profesi yang sama dan melestarikannya sampe anak cucu cicit dan seterusnya. Menjaga citra majikan dan abdi yang setia. Plus mewarisi bakat menjadi mata-mata.

Rabu, 10 Oktober 2012

The Apple Witch


This is a story about percintaan yang melibatkan  dua saudara laki-laki dengan seorang perempuan misterius. Perempuan itu hadir di desa tempat mereka tinggal saat kekeringan menahun melanda. Akibatnya banyak penduduk desa yang berniat pindah dari desa tersebut dan menjual murah tanah dan properti mereka. Kedua lelaki bersaudara ini telah yatim piatu dan hidup dari hasil kebun apel mereka. 

I Am Madly In LOVE with Dance Flicks & Musical



Street Dance, Step Up, You Got Served!, Footloose, Bring It On, School Of Rock, Glee series, Rock af Ages, Disney Dance and Sing along Movies baik itu animation or live action and so on. I LOVE it so much.

Selain nonton RomCom gaje saya paling doyan nonton pelem yang ada goyang2nya dan nyanyi2an. Nonton pelem konvensional pun saya juga paling concern dengerin musiknya. Jadi nggak heran kalo pelem dah ada tulisan The End nya pun saya masih nunggu sampe credit tittlenya karena penasaran dengan lagu latar yang saya sukai di film tersebut. Sayangnya kalo nonton pelem di bioskop sering di skip credit tittlenya karena pengumuman FILM TELAH BERAKHIR SILAHKAN PERIKSA KEMBALI BARANG BAWAAN ANDA blah blah blah. Heran nih bioskop, orang datang ke bioskop kan biar bisa mengapresiasi karya sineas nah pas giliran nama2 sineasnya muncul di credit tittle malah dihilangkan -___-.

Untuk mengatasi hal itu biasanya saya nyamperin om google dan nanya list OST pelem ini itu dengan mendetail yang berujung pada di redirect-nya saya oleh om google ke macem-macem situs download lagu, baik itu gretongan atau pun berbayar.

Film musikal yang paling berkesan di kepala saya banyak, tapi saya doyan nonton August Rush dan School of Rock berulang-ulang. August Rush mungkin cheesy dari segi cerita, tapi saya hanyut dan larut bersama petualangan besar Freddie Highmore dalam pencarian kedua orang tuanya secara musikal. Kalau School of Rock mah film favorit saya semasa SMP dan menjadi film Jack Black kesukaan saya sampe sekarang. Lain dengan My Blueberry Night, yang belakangan baru saya ketahui kalau itu disutradarai oleh Wong Kar wai, yang awalnya saya tonton karena saya naksir Jude Law. Mata saya terpukau oleh sinematografinya dan suara Norah Jones yang bikin saya terbego sambil senyam senyum sendiri di depan lap top. And Yes the epic ending scene kissing on the tablenya stick in my mind like a glue.

Kalau film Asia saya suka The Longest Night in Shanghai. Film proyek kerjasama Jepang dan China ini saya tonton di salah satu saluran TV berbayar yang khusus nayangin film-film Hongkong, tapi kadang diselingi juga dengan film Jepang dan South Korea. Ini jelas bukan film musical apalagi dance, tapi lagu-lagu yang diputar sepanjang film sangat menghanyutkan. menambah nuansa melankolis di dalam film ini.  Ngomong-ngomong soal The Longest Night in Shanghai, karakter utama prianya dimainkan oleh Masahiro Motoki. Ia adalah aktor Jepang yang juga memegang karakter utama di Academy Award  winner movie for Best Foreign LanguageFilm , Departures (OKURIBITO).


Senin, 08 Oktober 2012

Happy Wedding


Seorang teman teman masa SMA menulis status "Disaat satu persatu teman mengirimkan wedding invitation, menimbulkan sebuah pertanyaan besar, giliran saya kapan ?? :D " Wow, Di usia yang menginjak nyaris seperempat abad  ini para sahabat perempuan saya sudah mulai memikirkan masalah berumah tangga. Kalau saya?  -____-"

errr...

Menikah? Berumah tangga? Settle down? 

Jauhhhhhh. Masih sangat jauh permasalahan itu terlintas di kepala saya. Pernah orang tua saya, dalam kasus ini Ibu saya bertanya perihal jodoh saya,

Ibu : Siapa pacarmu sekarang? Kalau udah ada ya dikenalin lah... jangan disembunyikan.
Saya: Nggak, nggak ada kok. Jadi nggak ada yang musti dikenalin dan disembunyiin
Ibu : Perempuan tu bagusnya menikah di usia 25 lho...
Saya: Saya nggak pande pacaran Bu, jadi nanti umur 28 ibuk cariin aja pria tampan nan mapan yang bersedia dinikahkan dengan saya..

Menurut hasil sensus penduduk tahun 2010, 50% penduduk Indonesia berjenis kelamin perempuan menikah di Usia di bawah 19 tahun. Sangat muda memang. Rata-rata pernikahan dini ini terjadi di daerah-daerah pedesaan namun di daerah perkotaan juga banyak terjadi pernikahan dini, khususnya di kalangan masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah. Selain fakta mengejutkan di atas, ada hal lain yang juga cukup mengejutkan bahwa menikah di usia di atas 30 tahun tidak lagi menjadi hal yang tabu bin memalukan. Rata-rata perempuan yang menikah di atas usia 30 tahun adalah perempuan yang memiliki karir. Tipikal perempuan karir ini memiliki riwayat pendidikan yang bagus dan memiliki pandangan yang lebih logis atau kalau nggak terlalu 'kritis' terhadap lembaga pernikahan.

Saya masuk golongan mana?

Belum tau ding, 

Pernikahan bukanlah hal yang saya prioritaskan di usia 24 tahun. Entah kalo saya sudah berusia 39 tahun, hopeless takut akan kesendirian di hari tua, saya akan turun ke jalan dan menikahi pria mana pun yang bersedia. Hahaha

Book-EK


Ini perasaan saya saja atau memang harga-harga buku dan majalah bekas di Titi Gantung tu semakin melangit?

Titi Gantung atawa Lapangan Merdeka udah jadi spot favorit saya sejak pertama kali menjadi anak gaul di kota Medan. Awalnya beli-beli komik dan kamus bahasa Jepang bajakan, lama-lama saya merasa betah sekedar sight seeing disana apalagi sudah punya tempat langganan yang doyan traktir teh botol kalau saya mampir, hehehe.

Puncak aktivitas saya di Titi Gantung terjadi saat bekerja sambilan disebuah Toko buku merangkap rental buku dan sempat berekspansi menjadi kafe sebelum akhirnya gulung tikar, Rumah Buku Medan. Karena Boss Woman tahhu saya sering nyatronin lapangan merdeka buat hunting2 komik, novel dan majalah.. boss woman akhirnya sering mempercayakan pembelian novel dan komik baru untuk barang jualan kepada saya. Kadang saya ditemani oleh sang boss women, lebih sering sendiri karena boss women sibuk dengan kerjaannya yang lain. 

Masa-masa mengerjakan sekeripsi juga merupakan waktu dimana saya nyaris tiap minggu ke Titi Gantung -untuk selanjutnya disebut Tigan-. Galau sedikit dengan dosen saya ke Tigan nyari komik dan novel. Sekeripsiong di corat coret disuruh revisi saya tersesat ke Tigan dan malah makan mie ayam. Sidang saya terus menerus ditunda saya kabur ke setasiun kereta api di depan tigan buat menenangkan diri ke Perbaungan.

Mungkin karena keseringan, saya sampai nggak sadar bahwa pelan naik dan semakin naik. Jika dulunya novel-novel bekas masih bisa dapet 10000, sekarang 25000 dan kalo nawar pasti dicuekin. Novel baru yang biasanya masih bisa kita bei dengan harga 15000 sekarang berganti gaya penjualan.

Saya  : Bang, berapa nih? *nunjukin novel karya penulis Jepang yang nggak begitu populer*
Abang Tigan : 40 (ribu maksudnya), dah korting 30% tuh dari harga aseli.
Saya  : Mata melotot dan hidung mengembang *Serius Lo ?*

So, Tigan sekarang udah menjadi layaknya toko buku diskon yang ga murah-murah amat. Beda harga antara di Toko Buku besar dengan Tigan sekarang berdasarkan korting 30 %. Yang bikin sebal tu, pernah saya menjumpai sebuah buku yang menarik minat,

Saya  : Berapa ni bang?
Abang Tigan : 50 ribu dek, baru masuk itu.
Saya  : Mahal amatttt ! Ini Gr*media atau Titi Gantung sih?

Karena kemahelan saya nggak jadi beli. Tanpa direncanakan saya si hari yang sama setelah dari Tigan mampir ke ATM Gr*media Gajah Mada dan menemukan bahwa disana lagi ada cuci gudang buku-buku Gramedia. And You know wattttt? Buku yang kate si pedagang buku Tigan harganya 50 rebu dijual seharga 25 RIBU saja di parkiran belakang Gr*media Gajah Mada !

Dan siang ini saya kembali ke Tigan untuk mencari buku mengenai microsoft excel. Namun buat jaga-jaga saya juga berniat mencari novel-novel bagus untuk dikoleksi *apa hubungannya coba?* dan yah... Untuk 2 novel saya kenak charge 65 rebu, 2 majalah Harper's Bazaar Indonesia keluaran tahun 2011 dan Vogue Australia keluaran 2011 saya kenak 25 rebu, satu buku Microsoft office 2010 saya kenak 25 rebu, dan dua mini ensiklopedi fashion saya kena 25 rebu...

Tapi memang tidak ada tempat lain yang lebih menyenangkan dari pada Tigan. Walau harganya makin naik, dan gosipnya juga pemerintah kota Medan mau merelokasi usaha para pedagang buku disana saya merasa harus maklum juga. Harga buku di toko buku aja sudah meroket dari kemaren-kemaren, rasanya wajar juga kalau harga buku di Tigan ikut-ikutan naik. Tapi tetap saja sedihnya saya adalah harga komik baru yang biasanya cuman 7000 dan kadang malah 20 rebu dapat 5 bijik sekarang harga satuannya sudah 10000 !




Minggu, 07 Oktober 2012

Pre Wedding Madness


Biografi penulis :
Wilma Prima telah berkecimpung dalam dunia per-fotografi pre-wedding selama hampir 1 tahun. Pengalaman kerjanya di dunia pre Wedding photography meliputi  tugas-tugas paling sulit diantaranya mengamankan pakaian pengantin, menghalau anjing liar yang mengganggu jalannya pemotretan dan menghibur pengantin perempuan yang mengalami marriage blue termasuk over paranoid, panick attack dan konstipasi.

Pre-wedding telah menjadi sebuah kebutuhan yang nyaris mutlak bagi pasangan yang berniat melanjutkan hubungan ke tahap yang paling serius, MENIKAH. Berawal dari sebuah tren, pada perkembangannya menjadi sebuah kebutuhan. Dalam dunia yang berkembang dengan cepat ini, modernitas telah menyentuh berbagai aspek kehidupan di masyarakat. Kebudayaan asli kini tidak lagi menjadi eksklusif dan mulai permisif terhadap sentuhan-sentuhan baru dari dunia luar.

Sejak terjun secara tidak sengaja ke dunia per-pre-wedding-an saya banyak mengalami pengalaman yang lucu, haru biru bahkan menggemaskan sampai kadang saya pengen menjambak sanggul si calon pengantin dan menonjok lensa mahal si fotografer. Bagaimana tidak bekerja dengan fotografer freelancer dengan pekerjaan juga status freelancer (alias buruh lepas) dengan jam kerja terkadang gila-gilaan membuat emosi kadang turun naik seharian. Konon lagi kalau sedang berhadapan dengan siklus bulanan.

Pengalaman paling mengesankan adalah mengerjakan 3 pre-wedding selama 3 hari berturut-turut. 2 pre-wedding klien dan 1 pre-wedding si fotografer. 'Mengesankan' disini artinya bisa berbagai hal. Meninggalkan kesan menjemukan, menjengkelkan, membosankan dan  lain sebagainya. Dengan 2 klien awal yang lokasi pre-wedding sama dan tanpa konsep yang jelas membuat saya sebagai asisten mati gaya, mati akal dan mandeg. Hari pertama mungkin akan lebih santai walau kliennya bossynya minta ampun. Hari ke-2 sungguh menjemukan. Mengulangi arahan yang sama dan meladeni gaya yang sama membuat saya eneg dan mulai ogah-ogahan. Konon lagi hari ke-3 dimana yang ditangani adalah si fotografer itu sendiri. Saya lelah dan mengantuk dan satu-satunya yang ada dikepala saya adalah ingin tidur. Apalagi saat pemotretan pre-wedding si fotografer ada 2 fotografer dan 1 asisten lain selain saya. I almost have nothing to do but helping the bride changing her costume. Berawal dari pengalaman ini saya mulai membangun berbagai ide di kepala bagaimana agar pemotretan pre-wedding menjadi tidak menjemukan dan efisien secara waktu dan tempat.

1)  Before Pre-wedding
Pemilihan fotografer adalah hal yang sangat penting dalam pre-wedding. Bagaimana tidak, fotografer adalah pihak yang akan menerjemahkan image anda dalam foto-fotonya. Penting sekali bagi calon pengantin untuk mengadakan riset mengenai fotografer atau studio yang hendak dipakai jasanyanya. Baik dengan cara bertanya langsung mau pun mereview testimoni klien-kien fotografer atau studio sebelumnya. Dengan cara ini calon pengantin akan mendapat gambaran jelas mengenai hasil kerja dan cara kerja fotografer bersangkutan. 

Setelah menentukan fotografer atau studio idaman, kalau bisa persiapkan beberapa option (2-3 pilihan) tentukan budget yang anda keluarkan. Studio mau pun freelance fotografer umumnya memiliki paket-paket dalam layanan mereka. Jika studio menangani segala sesuatu dengan profesional dan mendetail, maka beda dengan freelance fotografer yang biasanya hanya menangani jasa fotografi dan cetak hasil. Berurusan dengan fotografer freelance maka anda juga berurusan dengan make-up artist lain, wardrobe studio lain, dan properti-properti lain. Namun beriurusan dengan freelance fotografer memungkinkan anda mengatur budget dengan lebih detail dan meminimalisir  transaksi-transaksi tidak penting dalam prosesnya.

Setelah 2 hal tersebut diputuskan, maka tentukanlah konsep yang anda inginkan. penentuan konsep sebenarnya bisa dilakukan di awal, setelah anda tahu konsep yang anda inginkan maka anda bisa dengan mudah menentukan dengan pihak mana anda cocok bekerjasama. tapi jika di awal anda belum yakin dengan apa yang anda inginkan, fotografer dapat membantu anda membangun konsep pre-wedding idaman anda termasuk masalah lokasi karena tentunya fotografer lebih berpengalaman dalam hal tersebut.

Alangkah bagusnya jika anda melakukan komunikasi yang intens dengan fotografer anda. Khususnya saat membahas konsep. Berurusan dengan fotografer freelance berarti anda mengurus semua properti pemotretan anda sendiri. Setelah menentukan tema maka buatlah list kebutuhan properti anda dan tentukan lokasi eksekusi apakah itu out door atau indoor. Selain itu pastikan kebutuhan kru anda. Fotografer biasanya membawa seorang asisten, tapi itu adalah asistennya, bukan asisten anda (pengalaman pribadi). Seorang asisten akan meringankan beban anda selama proses pemotretan berlangsung. At least anda punya seseorang untuk membantu anda sekedar mengencangkan korset dan mengambilkan air minum dan membawakan wardrobe anda yang bejibun. Dan asisten ini sebaiknya perempuan, karena yang paling butuh adalah calon pengantin perempuan.

Setelah persiapan properti maka wardrobe menjadi hal berikut yang anda perhatikan, Pastikan anda fitting wardrobe sebelum hari H. Jangan sampai di hari H wardrobe anda ternyata kebesaran atau malah parahnya kesempitan. Jika memungkinkan ada baiknya jauh-jauh hari sebelum hari H anda sudah melakukan perawatan tubuh. Hal yang paling lazim saya temui dalam pemotretan adalah pengantin perempuan bermasalah dengan jerawat dan pengantin pria walau bertubuh proporsional dari luar ternyata perutnya buncit *sighhh* . 

2) Hari H
Saat hari H pastikan tubuh anda fit dan juga relationship anda dengan pasangan fit ! Rasanya menyebalkan mengurus pre-wedding pasangan yang sedang bertengkar. No chemistry dan sulit untuk diarahkan. rasanya pengen cepat2 bilang, OK that's a wrap ! Lets go Home, seriously !

Pastikan kendaraan tempur sedia dan dalam keadaan fit. Nggak lucu dong kalau acara pre-wedding anda terganggu karena si mobil mogok?

Cash money prepare. Dalam setiap prewedding baik itu with freelance maupun studio biasanya akomodasi ditanggung klien, jadi sediakan cash money yang cukup walau untuk sekedar bayar parkir atau membeli sebotol aqua.

Chek and re-check. Pastikan semua wardrobe dan properti telah  sedia dan lengkap saat di dimasukkan ke bagasi. Juga pastikan kembali lokasi yang ingin dituju available. Kru yang  terlibat juga sudah ready to pack. hehe

Last bt not least berdoalah semoga cuaca mendukung eksekusi anda, jika memang lagi sial dan hujan turun sebaiknya anda punya back up plan juga agar pre-wedding anda tetap berjalan dengan sempurna.

Ok, that's a wrap everybody, lets do it !

Jika anda butuh fotografer untuk prewedding anda kontak saya saja... untuk lebih meyakinkan anda kunjungi blog jasa fotografi saya dan sahabat di http://trotoa.wordpress.com/ .


Jumat, 05 Oktober 2012

Body Me You


TGIF ! Thanks God I'm Fabulous ! Seandainya setiap perempuan memiliki tubuh indah sesuai dengan yang diimpikannya, pasti akan berucap seperti itu. And TGIF again! Thanks God It's Friday. Jumat kali ini tidak saya lewatkan dengan menangisi panggilan dr salah satu perusahaan incaran saya tidak kunjung datang. Yang berarti saya tidak lulus tes tertulis. Bah !

Saya memiliki beberapa teman akrab saat kuliah. Tidak hanya teman satu angkatan atau stambuk bahasa Medannya, tapi juga junior dan senior. Teman yang paling sering hang-out dan bar-gaje-gaje dengan saya adalah teman dari angkatan junior saya. Jika saya adalah stambuk 2006, maka teman nongkrong saya ini adalah stambuk 2007. Mereka tidak lebih muda dari pada saya, kami sebaya. Hanya saja mereka menunda kuliah satu tahun sehingga menempatkan posisi mereka di dunia perkampusan sebagai kouhai (junior) saya. Namun bukan sahabat junior yang mau saya bicarakan. Saya mau bicarakan soal sahabat satu angkatan saya dan seorang senior.

Jumat malam kali ini saya dan dua orang teman satu angkatan saya sesama eks-mahasiswi Sastra Jepang bertemu kangen setelah seminggu tidak bertemu (halah). Jumat malam minggu lalu kami suah melewatkan ladies karaoke nite sambil mabok kentang goreng. Maka malam ini kami kumpul-kumpul dengan agenda utang piutang malam karaoke. HAHAHA.

Saat sedang duduk dan berniat memesan menu kepada waitress Pizza Hut Plaza Medan Fair, sesosok perempuan berbadan kecil namun chubby menepuk pundakku. Suara nyaring dan tawanya khas. Ia menyapa aku dan teman-teman semejaku dengan hangat membara seperti sudah se-abad tidak bertemu (faktanya kami memang sudah tidak bertemu selama setahun).  Dia Senior kami. Senior kami yang lucu, mungil , dan ceking -OK, bagian ceking ini harus ditulis dalam bentuk past tense, karena bahasa indonesia tidak mengakomodasi bentuk lampau maka biar saya jelaskan di penjelasan interupsi yang nggak penting ini.

Ia datang bersama sang Adik yang 4 tahun lebih muda. Berstruktur wajah sama, kecil dan sepasang bola mata super belo. Sangat identik satu sama lain. Setelah sedikit bercengkerama akhirnya kami memutuskan menggabung meja dan mulai memesan menu paket dengan bill terpisah (ketahuan miskinnya!). Entah mengapa tumben-tumbennya pesanan kami cepat datang dan dimulailah pembicaraan kangen-kangenan dan studi komparatif para gadis mantan mahasiswa ini.

Senior : Wah Fris, kau makin cantik ya...
Friska : -pasang aksi mentel dan pose gadis anggun kantoran bergaji cetek-  baru tau kakak?
Senior : Kau makin kurus ya dibanding waktu kuliah dulu, makin cantik lah jadinya.
Saya  : Kakak nggak tau sekeras apa dia berdiet demi bodi yang sekarang, sampe kenak tipes dia !

Ya, sahabat saya  sebut saja Mawar 23 tahun korban pelecehan seksual anak TK sebelah rumahnya  Friska, seorang promotion staff perusahaan suplier alat musik terbesar di Sumatera Utara. Penampilannya layaknya gadis lajang yang bekerja tanpa tanggungan (kecuali bayar kredit sepeda motor tentunya), sepatu, tas, rambut dan make up yang tertata rapi. Jika melihat foto-foto awal kuliah tidak akan ada yang menyangka Friska berbodi lumayan berisi plus ditunjang sama penampilan yang rada-rada boyish, khas mahasiswa-mahasiswa baru, sneakers and t-shirt adalah wardrobe favoritnya.  Sekarang, meet new Friska, career woman bersepeda motor matic (hasil gaji jadi bankir sebelumnya) , ber-rok mini, blus feminin,  dan killer heels dan body yang seratus lapan puluh derjat beda... dari bodi jaman kuliah.

"Aku sejak kerja ini lah jadi begini badanku. Awalnya awak nggak sadar-sadar sampai waktu itu naik becak sama adek dan Uni ku," cerita si kakak Senior."Jadi biasanya kalau kami naek becak, kami bertiga muat duduk di satu tempat duduk itu. Tapi tiba-tiba aja saat itu aku mau duduk, 'Un, geser dong Un' aku sampe berkata gitu lho sanking nggak muatnya lagi..." Wajah si kakak kontan memerah dan tertawa sendiri mengingat pengalamannya. Dia kemudian bercerita lagi soal pengalaman geser menggesernya, "Di angkot biasanya awak yang paling kecil bisa diselipin, sekarang orang mau duduk pasti awak diminta bergeser." Sejak mulai bekerja sebagai seorang ilustrator di sebuah perusahaan multimedia pembuat game dan software, Seniorku itu mengaku semakin jarang bergerak dan semakin banyak makan. Bekerja di depan layar komputer dengnan tuntutan deadline membuatnya seringa melarikan diri dan memperbaiki mood dengan makanan.

Hal seperti ini bukan cuman seniorku yang satu ini yang merasakan. Salah satu seniorku yang kutemui beberapa hari sebelumnya juga mengalami perubahan drastis. Dulu ia bertubuh sangat ideal, namun saat bertemu aku terkejut dengan perubahan badannya. Ia sempat bekerja sebagai operator telpon perusahaan taksi. Dimana situasi bekerjanya nyaris sama dengan seniorku yang satu itu. Duduk dibelakang meja dan bekerja dengan instrumen yang berada di atas meja saja. Lagi-lagi makanan menjadi sebuah pelarian. Sahabat-sahabat kuliahku juga banyak mengalami hal yang sama, Staff Kantor, Teller Bank, dan Costumer service adalah jenis-jenis pekerjaan yang memungkinkan seseorang menjadi gemuk secara instan. Umumnya reaksi pertama saya saat bertemu dengan mereka setelah sekian lama adalah ,"Wah, gemukan ya. Makmur banget idup lo!". Hahahaha. Lain dengan teman-teman yang bekerja di lapangan. Mereka keballikan dari yang bekerja kantoran, KURUS. Karena aktifitas dan mobilitas kerja yang berbeda mereka mengeluarkan lebih banyak keringat dan membakar lebih banyak kalori.

Kembali ke cerita di awal, tubuh Friska memang jauh lebih ideal yang sekarang dibanding saat kuliah. Demi tubuhnya yang sekarang Friska menjalani berbagai percobaan diet ketat dan experimen makanan yang ditelusurinya dari internet. Walau sempat menemui jalan buntu dan stagnan, Friska segera menyadari ritmenya dengan mempelajari plus-minus program diet yang diuji cobanya.

"Aku mulai diet waktu pertengahan kuliah, Aku riset di internet aku print semua nya. Dari situ aku cobain satu persatu. Mulai dari Diet karbohidrat, diet golongan darah semuanya, aku bahkan pernah nyobain diet yang mengganti makanan dengan PISANG!"

"Hah, pisang?"

"Iya, aku cuman makan pisang selama seminggu. Efeknya berat badanlu memang turun. tapi badanku lemas, tidak berenergi. Aku sampe sempoyongan ke kampus."

Friska lalu mulai bercerita soal diet-diet lainnya, hingga pengalaman dia pernah nyaris anoreksia. Dari pengalaman Friska, 1 bulan pertama diet adalah tahap yang paling gampang karena akan langsung menunjukkan hasil Tapi tahap satu bulan pertama inilah yang paling krusial dari program diet keseluruhan. saat 1 bulan pertama seorang diet-er berhasil menurunkan berat 4 Kg maka secara otomatis dia akan berpikir bahwa jika dia konsisten dengan dietnya maka ia akan menurunkan berat badan dalam jumlah sama bulan berikutnya. Padahal di bulan ke-dua adalah tahap stagnan. Di bulan tersebut berat badan akan stuck. Tidak berkurang sama sekali. Nah, Diet-er yang hopeless biasanya akan stress dan berpaling dari diet karena berpikir dietnya tidak lagi efektif.

"Justru jika kita bisa bertahan melewati bulan ke-2, maka kita pasti bisa berhasil di bulan ke-3 dan seterusnya  begitu pengalamanku."

Saya dan teman termasuk senior dan adiknya takzim mendengar penjelasan Friska.

"Trus yang paling penting, kita harus kenal tubuh kita sendiri. Badan kita ni faktor turunan. Kalau memang turunan berbadan kecil, kita bisa diet sampai ceking, tapi kalau memang dari sononya turunan badan besar, berusaha sampai kapan pun nggak akan bisa dapat badan sekurus dia -Friska otomatis nunjuk saya-"

"Makanya aku nggak maksa buat nurunin berat badan lagi. Saat ini beratku berkisar di 49-50-51 dengan tinggiku yang cuman 150 cm."

Perempuan mungkin memang makhluk ciptaan Tuhan paling cantik (that's why kata 'cantik' memang tercipta cuman buat perempuan). Tidak heran jika mereka senantiasa berusaha menjaga anugerah yang Tuhan berikan kepada mereka. Mulai dari ujung kepala sampai ujung kakai ada nama treatmentnya. cream-bath, meni-pedi, lulur, ratus, dan lain-lain. Bukan semata pengen dipandang cantik dan menarik oleh lawan jenis. Menjaga kecantikan dan bentuk tubuh juga merupakan sebuah kepuasan tersndiri. Siapa yang nggak akan berpuas diri kalau rambutnya wangi, lembut dan tertata? Siapa yang nggak akan berpuas diri kalau kukunya rapih bersih dan nggak ada tanah nyelip? Hal ini juga sangat berhubungan dengan level kepercayaan diri. Saat seseorang merasa OK dengan dirinya (fisik dan mental) ia otomatis akan semakin percaya diri dan fearless.

Soal body apalagi. Body yang menjadi kulit luar atau kemasan individu juga merupakan aset yang penting untuk dijaga. Body mencerminkan siapa diri kita. Tidak hanya soal gendut, lansing dan ceking. Tapi juga, dekil, sederhana dan terawat. Jika kita melihat seseorang yang gendut apa yang ada di kepala kita? Nah, pasti deh kita langsung maen judge ,"Ni orang gendut, makannya banyak dan malas gerak." kalao yang ceking,"aih kurusnya, kurang gizi atau 'make' nih?"

Berkat Diet super ketatnya, Friska berhasil membangun kepercayaan dirinya. Friska berhasil merepresentasikan value yang dimilikinya. Siapa pun yang bertemu dengannya pasti akan menyukai attitudenya dan penampilannya yang berkelas.

Bagi seseorang yang terbiasa memiliki body ber-isi seperti Friska, mempertahankan hasil diet tidaklah ,mudah. Badan Friska cenderung mudah berisi lagi jika ia mulai menyalahi aturan makannya. No pain no gain memang. Demi bentuk tubuh ideal, Friska harus berjibaku menjaga pola makan dengan menyingkirkan karbohidrat dari nasi dan menggantinya dengan Oat. Tidak makan berat saat malam. Lebih memilih daging ayam bagian dada yang hambar dari pada sayap atau paha yang gurih. Namun memang harus begitulah dalam ber-diet. semua pola makan jelek harus diubah extremely. "It's only a matter of time," ujarnya bijak. "saat tubuhmu mulai terbiasa maka itu tidak akan menjadi hal yang menyusahkan."

Saya merasa sedikit tertohok dengan ucapan Friska sebenarnya. Saat orang lain memuji badan saya bagus saya sebenarnya memiliki dosa besar, yaitu pola makan yang jelek. saya tidak pernah benar-benar makan dengan teratur. Friska dengan pola makan barunya makan dengan teratur dan gizinya seimbang. Saya? jika serangan malas datang saya hanya makan satu kali dalam sehari. Parahnya lagi saya kadang hanya makan nasi dan telor ceplok. Tambahannya? Segelas teh manis panas. Namun untungnya saya bukan penggemar cemilan. Saya tiak terlalu suka membeli cemilan dengan kadar garam atau gula tinggi. Saya juga tidak suka mengkonsumsi minuman kaleng. Dibalik pola makan yang jelek saya sangat suka sayuran. Jika tidak terlalu banyak beraktifitas saya lebih senang makan nasi goreng , nasi putih atau mi goreng dengan satu mangkok aneka sayuran  (biasanya brokoli, wortel, arcis, tomat dan buncis)  yang direbus dengan bumbu tambahan GARAM saja. Nggak tahu deh pendapat ahli gizi apa. Tapi saya melakukannya tanpa tujuan khusus. hanya kebiasaan saja. Jika lagi rajin saya akan push up dan sit up sebelum tidur, hehe. Tapi saya rasa benar kata Friska, bentuk tubuh saya yang sekarang adalah warisan orang tua. Baik dari pihak Bapak dan Ibu tidak ada saudara ataupun orang tuanya yang gemuk. Mereka bertubuh sedang dan kurus. Saya harus berterimakasih pada tulang kecil mereka. Lucky Me.


So Guys, ini bukan lah masalah tubuh dengan penampilan yang menarik. Adalah kesehatan kamu yang harus jadi prioritasnya. Tubuh ideal bukanlah kurus ceking layaknya model-model runway. Tubuh yang ideal adalah tubuh yang membuatmu percaya diri dan kesehatanmu tetap terjaga. Percuma kamu capek-capek ngurusin badan kalau malah jadi sakit-sakitan. Seperti saya, berat badan saya biasanya berkisar di angka 42-43. Disaat berberat badan segitu saya sering kali gampang masuk angin dan alergi saya akan debu seringkali berlebihan. Saat berat badan saya naik 3 kilo, saya merasakan dampak positif. Badan saya jadi sedikit lebih kebal terhadap cuaca. Alergi pun kalau kumat tidak separah yang dulu-dulu. saya merasa saya lebih sehat. Orang-orang disekitar saya mamandang perubahan saya dengan positif (ada juga yang negatif dengan bilang, kok gendutan?", dasar orang aneh ) . Berat badan saya 47 Kg, dengan tinggi cuman 154 dan saya (rasa) sehat hehehe *narsis mode on*




Kamis, 04 Oktober 2012

A Very Long Journey To Medan



Tahun 2012 , 6 tahun sudah saya berdomisili di kota Medan. Berawal dari asal pilih jurusan saat SPMB tahun 2006 (Saya maunya Sastra Jepang Universitas Andalas (UNAND), tapi yakin sama kemampuan yang tak seberapa saya tempatkan Sastra Jepang UNAND di pilihan ke-2, USU dengan Sastra Jepang-nya di pilihan pertama. Apa daya, saya ternyata lebih pintar sedikit sehingga jeblos di pilihan pertama).

Kalau diingat-ingat, perjalanan saya menuju Universitas Sumatera Utara atawa USU ini memang penuh drama dan air mata. Jika orang tua lainnya menyambut gembira kabar kelulusan SPMB anaknya, lain dengan saya. Suara Bapak terdengar cemas dan hopeless begitu saya kabari via telepon bahwa saya lululs di USU, bukan di UNAND. Ia lantas bertanya, "USU itu di Medan?", Ia menghela napas berat lagi. " Wil mau pergi ke Medan?" . Dan saya terdiam seribu bahasa. Medan? Berapa duit butuh buat kesana ya?

Dengan kondisi uang pas-pas-an (entah Bapak minjem dari mana saya nggak tahu), maka kami berbapak-beranak ini memulai sebuah langkah kecil yang tidak kami duga sangat panjang menuju kehidupan baru si putri sulung yang 18 tahun hidupnya hanya mengenal kota Batusangkar. Sebelum berangkat ke Medan, Bapak bertanya kepada tetangga kami yang kebetulan pernah ke Medan,

Bapak saya : "Kira-kira berapa jam ke Medan?"
Bapak Tetangga : " Agak lebih jauh sedikit lah dari Pekanbaru."
Bapak Saya : "Ada lah 7-8 jam ya?"
Bapak Tetangga : "Yah, kira-kira segitu lah"

Maka dengan jantung berdebar kencang akibat bawaan yang sungguh teramat berat saya dan bapak beranmgkat menuju Bukittinggi. Lho, kok Bukittinggi?. Karena memang dari sanalah kami dapat menumpangi Bus besar yang akan menuju Medan. Modal tanya sana -sini kami akhirnya menitip sama keponakan Bapak tiket menuju Medan di Loket Bus ALS.

7 Jam kemudian...

Kami sampai di Kota Nopan dan sedang berhenti di sebuah rumah makan. Bapak pun bertanya kepada pelayannya,
Bapak Saya : "Berapa jam lagi Medan pak?"
Bapak Pelayan : melihat jam dengan serius, saat itu menunjukkan pukul 11.45 "Kalau dari sekarang, kira-kira Bapak besok masuk kota Medan jam 3 sore lah."
Bapak Saya : "What De Fuk !!!" -ini cuman becanda lho-
Saya             : melongo dengan takjub !

11.45 PM - 03.00 PM (keesokan harinya lhoooo). Berarti 15 Jam lagi ? Durjanaaaaaa ! Bapak tetangga saya kok bilangnya cuman 7-8 jam. Durhakaaaa!

10 Jam kemudian..

Saya   : suara mulai serak, badan mulai lemas, sudah seharian jam belom berak sama sekali "Dimana kita pak? Sudah sampai Medan?"
Bapak Saya  : memandang nanar keluar jendela bus " Ban pecah, lagi diperbaiki sama supirnya"
Saya   : -tidur lagi-

3 jam kemudian...

Anak tetangga kami yang sudah terlebih dahulu di Medan dan berencana menjemput kami di pol Bus ALS menelpon..

Anak Tetangga : "Sudah sampai mana?"
Bapak Saya  : "Walah, nggak tau ni ya. Nggak ada papan nama. Di luar gersang semua. Dari tadi ada yang nampak cuman sawit."
Anak Tetangga : "Siantar Bukan?"
Bapak Saya : "Siantar? Siapa Itu?"
Anak Tetangga : "Siantar nama kota pak, yaudah kalau begitu nanti kalau udah masuk Lubuk Pakam sms saya ya."


3 jam kemudian..
Anak tetangga  nelpon lagi..
Anak Tetangga : "Sudah nyampe Pakam kan pak?"
Bapak Saya   : "Belum, masih di Aek Kanopan. Masih jauh ya ke Medan?"
Anak Tetangga: "Masya Allah, kok masih di kota Pinang pak?"
Bapak Saya  : "Tadi Ban busnya pecah, agak lama memang memperbaikinya."
Anak Tetangga : " Oalahhh... pantesan lama "
Bapak Saya : "Masih Lama ya?"
Anak Tetangga : " 5-6 jam lagi pak."
Saya   : -pingsan-


Akhirnya setelah menempuh perjalanan nyaris 30 Jam kami sampai di Kota Medan jam 9 malam disambut guyuran hujan deras petir menyambar dan mati lampu. Saya dan Bapak benar-benar lelah fisik dan mental.

Beberapa tahun kemudian, saya sudah level advanced kalau naik Bus Medan Bukittinggi. Saat ditanya berada dimana dan berapa jam lagi sampai rumah saya fasih menjawab 7 jam lagi, 5 jam lagi, 2 jam lagi. Medan-Tanjung Morawa-Lubuk Pakam-Tebing Tinggi-Pematang Siantar-Parapat-Balige-Sipirok-Padang Sidimpuan-Muara Sipongi-Rao-Pasaman-Bukittinggi. 6 tahun sudah saya melalui rute itu.

Pernah sekali saya iseng minta dibelikan tiket pesawat yang harganya mendekati Rp400.000. Abang saya yang lagi baik hati memenuhinya. dan akhirnya saya mengalami pengalaman terbang pertama dengan Sriwijaya Air. Kurang dari 1 jam saya mendarat di Bandara Internasional Minangkabau. Saya takjub. 1/24 dari jarak tempuh biasa. Tapi tetap saja saya butuh 3 jam untuk mencapai rumah dari BIM ke Batusangkar. dan biaya yang dikeluarkan adalah 3 kali lipat ongkos bus termasuk makan. Apa pasal? selain taxi bandara, airport tax, tiket pesawat sekali jalan, yang paling memberatkan adalah sewa travel . Penerbangan Medan Padang hanya ada 2 kali sehari. Dengan Lion pagi hari dan Sriwijaya sore hari. Kalau terbang pagi saya terkendala akomodasi pagi buta. Kalau sore saya bisa bergerak sendiri. (Alasan sebenarnya lebih karena saya malas bangun pagi, apalagi sejak ngontrak rumah, saya tidak perlu lagi buru-buru bangun pagi hanya untuk antri ke kamar mandi).

And finally, benar-benar jalan yang sangat jauh menuju Medan. Sebuah langkah besar bagi seorang upik dari kota kecil yang terbiasa bnermain di sawah dan di ladang. Bukan Jakarta memang, tapi si upik ini bersyukur ia datang ke Medan dan akhirnya jatuh cinta setengah mampus dengan kota yang telah banyak memberikannya kepahitan dan kebahagiaan.

(FYI : foto saya catut dari situs Bis Mania, sering juga  liat2 situs bis ini buat baca pengalaman para pengguna setia bis. Image credit ada di foto)

Love Story

Apakah saya akan nge-pos kisah cinta saya? Hell No! i keep it in my secret box, lock it and swallow the key =p


Tapi novel roman, komik serial cantik dan rom-com movies adalah guiltypleasure terbesar saya. Sumber inspirasi saya. Saya tipikal yang emosional kalau membaca novel dan menonton film. Orang yang pengalaman nonton bareng saya atau kebetulan duduk disebelah saya saat saya baca novel pasti pernah menjadi saksi bisu saya nangis mewek sampe ingusan karena tersentuh oleh kisahnya yang sedih atau scene yang emosional. Tapi setelah menikmati tangisan tersebut pikiran saya akan kembali segar dan ide mengalir dengan cepat. Saya langsung produktif dalam menggambar, Sangat menyenangkan kalau dalam mencari wangsit yang anda butuhkan adalah menonton film dan membaca buku. Bukannya mendaki gunung tertinggi di dunia atau bertapa di bawah air mancur 7 hari 7 malam.



Gambar diatas terinspirasi dari banyaknya novel2 roman   Fan fiction yang saya baca. Semuanya bertema Korea dan pasti melibatkan karakter Aktor kondang, penyanyi kondang, Model kondang dan gadis manis dan lugu dari Indonesia. Ceritanya beberap Sucks, tapi ada juga yang berpotensi bagus andai lebih dimatangkan lagi konfliknya agar tiap kali orang baca nggak kayak lagi ber-deja vu menonton salah satu adegan dalam drama korea. 


Nah kalo yg diatas ini karena doyan nonton film-film dengan setting klasik jadul-jadul kolonial gitu. Tapi gambar ini saya bikin setelah nonton 2 seri film Sherlock Holmes by Guy Ritchie. Karakter  Rachel McAdams di film itu benar-benar menempel di kepala saya. Sayang skenario membunuhnya di film ke-2.

Sebenarnya saya ingin mencoba menggambar hal lain selain perempuan dan laki-laki kawaii. menggambar lanskap apalagi. Tapi saya tidak pernah benar-benar serius mencobanya. hanya wacana dan keinginan angin-anginan saja. =p

Mudah2an setelah ini ada film atau buku yang mendorong saya untuk melukis objek non-human. 


The Perks of Being an Ugly Ducky


The Perks Of Being An Ugly Ducky? Bah, siapa sih yang tau untungnya menjadi seorang buruk rupa? Saya rasa perempuan mana pun di dunia ini nggak ada yang mau dikatai buruk rupa, apalagi secara terang-terangan di wajah mereka. Tapi saya merasakannya. Sering malah. Dibilang bermuka pas-pasan oleh orang yang ada disekitar saya. Nggak semuanya juga sih ngatai saya jelek ato sebagainya. Mereka umumnya menggunakan istilah yang merujuk pada arti sebenarnya yaitu, "you're not pretty OK !". And you know what, sampai saat saya mengetik paragraf pertama ini saya masih bisa tertawa dan dan berpikir, situ OK ?

Saya lahir dengan kulit kuning langsat (sepertinya), jika melihat foto masa kecil saya kulit saya nggak keling-keling amat kok. Cuman yah dasarnya anak desa yang bermain selalu terpapar matahari khatulistiwa lama-lama kuning langsat akan berganti menjadi sawo matang juga, secara over cooked under the sun. Rambut saya juga tipikal rambut yang dikategorikan hair dresser sebagai rambut tidak terawat dan tidak ternutrisi. Kering ,meranggas dan bercabang sana-sini. Maklum deh om, dari pada luluran atau hal-hal berbau beuty treatment dulu saya nggak kenal. Penampilan saya juga nggak kalah biasanya. Boyish, dengan hobby menggunting celana jeans tua bapak dan kaos oblong. Atau kalo lagi agak kreatif saya pakai dress tua Ibu saya yang banyak tersimpan di rumah nenek di kampung. Apa yang saya kenakan tentunya tidak pernah mencerminkan atau merepresentasikan tren busana saat itu yang dikampanyekan oleh majalah-majalah seperti Aneka Yess, Gadis, Hai!, Anita Cemerlang,  Annisa (what?), dan Kawanku.

Tapi, ajaibnya saya sempat bercita-cita menjadi seorang Fashion Designer. WOW.  ehm, sampai sekarang masih sih. Hahahaha.

Kembali ke masalah ugly ducky stuff tadi, jujur saya nggak pernah merasa saya jelek. Saya cuman merasa saya ke -PE-DE-an. Saat bercermin setiap akan berangkat ke kampus pun saya selalu cermat dalam memilih pakaian. Saya  bukan orang yang selalu ingin ber-fashion statement, bukan. Yang terpenting bagi saya adalah saya nyaman memakainya dan apa yang saya kenakan bukan sesuatu yang lagi booming. Karena jujur saya tidak suka kemakan tren. Saya termasuk telat menyerap tren bercelana pinsil, bercelana lebar, bercardigan warna-warni dan berbaju chiffon.  Sampai saat sekarang ini! (satu yang masih belum saya cicipi adalah high waist-thing -____-)

Orang yang pertama kali secara tidak langsung mengatai saya jelek adalah ibu dari teman dekat saya di kampung halaman. Teman saya namanya Wenny adalah gadis jawa tulen yang berbahasa Minang. Maklum, ia lahir dan besar di Sumatera Barat, baru di umur 20 tahun ia mengunjungi tanah kelahiran emaknya di Jawa sana. Ia cantik, putih dan rambutnya lurus indah. Saya pernah sedikit iri dengannnya. Tapi tidak lama. Saya senang ketika menemui fakta saya sedikit lebih pintar daripada Wenny, karena dia suka datang ke rumah saya untuk diajari pelajaran sekolah, khususnya bahasa Inggris.

dalam sebuah kunjungan ke rumah Wenny, saya tidak ingat tahun kapan itu entah saya masih kuliah atau SMA, saat itu saya dan Emak Wenny sedang bercerita mengenai abang saya, Ari. Ari berkulit putih dan berwajah cukup cute karena fotocopy Ibu saya, se-copy-paste-nya (sayang sekali Ibu saya lumayan petite, dia juga ketiban petite deh gyagagagaggagaga). Si Emak tah dari mana awal mulanya berkata, "Wajahmu Wil, keras. Potongan jantan." Saya ,"...". Saya spechless. Tidak mengerti maksudnya tapi tau maknanya. Tapi jujur saat itu saya biasa-biasa saja sampai saya bercerita soal ucapan si Emak sama Ibu saya. Ibu saya berang! Dia tersinggung. "Apa maksud dia ngomong seperti itu?" Saya menyabarkan Ibu dengan cueknya. Wong saya aja nggak tersinggung kok. Lagian kalo marah sama aja ngakuin kalo saya benar seperti apa yang dikatakan si Emak.

Lalu saat kuliah dan ngontrak di rumah seorang bidan kaya yang bahenol dan cukup awet muda saya kembali jadi korban dikatai 'jelek'. Si ibuk Bidan dekat dengan saya karena sama-sama suka baca komik. Awalnya dia sering menawarkan krim-krim kinclong pemutih extra cepat. Saya selalu nolak. Tapi akhirnya saya  nyoba dan cuman bertahan 2 bulan. Wajah saya jadi aneh. Kulit (wajah) saya memang jadi putih, tapi bukan putihnya kulit, lebih terlihat seperti bercak panu raksasa.

Dalam satu kesempatan dia yang doyan curhat terselubung dan memotivasi saya untuk kawin muda berkata. "Kau Wil, orangnya baik, enak diajak ngomong lagi. Tapi sayang penampilan mu kurang." Aku ketawa kaku. Ada-ada saja si Ibuk bidan bahenol ini.Bukan cuman sekai dia ngomong seperti itu sih. Saat itu kami tiba-tiba beralih ke topik selingkuh  dan tiba-tiba dia berucap, "Si Wilma ini nanti kalo dapat jodoh laki orang pasti. Kau tau kenapa seorang suami selingkuh? Karena bosan dengan istrinya. Bukan karena Istrinya Jelek, tapi komunikasi dengan istrinya nggak bagus. Nanti si wilma ini bisa jadi pelarian sama laki-laki itu. Soalnya dia enak di ajak ngobrol." Aku ketawa ngakak mendengar pendapat ngawur si kakak. Tapi dalam hati aku memakinya, "Sialan kau, kusumpahi selingkuh beneran lakik mu tau rasa!". *yang ini becanda ding*

Dan masih, saya kemudian benar-benar tertawa ketika bercerita ulang dengan teman satu kontrakan saya. I feel fine.

Lain saya, lain lagi seorang kenalan saya. Sebut saja namanya Rosa. Dia mantan model yang tidak pernah benar-benar serius dengan modelling. Pertama kali bertemu adalah saat saya menangani edisi Anniversary sebuah tabloid remaja lokal Medan yang melakukan perombakan imej dan format. Awalnya si gadis cantik ini diplot sebagai model fashion halaman tengah. Tapi berhubung saya dan juga owner tidak puas dengan model cover, maka dia dipanggil ulang difoto untuk cover.

Saat itulah saya menyadari sesuatu yang aneh tentangnya. Si gadis cantik ini kurang PD dengan kecantikannya. Berkali-kali dia berkomentar mengenai fotonya dirinya jelek di foto-foto yang diambil oleh fotografer kami. Saya pun sempat gerah juga. Tapi berhubung ini kerjaan, yanh disabar-sabarin aja. Toh yang jelek dia kok, bukan saya =p.

Kerjasama kedua adalah ketika  Saya dan dua orang teman sedang ingin membuat portofolio untuk brand Fotografi kami, TROTOA. berhubung setelah pemotretan kami cukup akrab, maka saya meminta dia menjadi model gratisan. Dia memang gadis baik hati, Rosa mengiyakan tawaran kami dan bersedia di foto gratisan. Saat difoto dia tidak terlalu berkomentar soal dia jelek dan sebagainya (saya bersyukur sehingga saya tidak perlu berkali-kali meyakinkan betapa cantiknya dia).

Namun sifat 'itu' muncul lagi saat foto2 sdh masuk bagian editing dan di upload ke FB dan situs kami. Rosa mulai berkomentar dia jelek dan ber-drama ria. Minta foto-foto yang dia terlihat jelek dimatanya dihapus. Aduh mbak cantik ni. Payah kali lah memang.

Lanjut ke kerjasama ke-3 dan terakhir beberapa minggu yang lalu kerjasama yang ke-4. Saya gerahhhhh.

Di kerjasama ke-4 kami melakukan pemotretan dengan tema sedikit mnyerempet fairy tale. Dia berdandan ala peri yang lucu dan manis dengan baju-baju yang feminin. Saat pemotretan saya mengarahkkan agar dia sedikit membuka bibirnya, karena saat mengatupkan bibirnya wajahnya jadi kaku dan ekspresinya tidak hidup.  sepertinya Rosa tidak nyaman dengan arahan tersebut sehingga dia tidak konsen dan mulai tampak bete. Dia berkata karena terlalu berkonsentrasi ke bibir dia jadi tidak fokus saat difoto. Dan mulai lagi drama soal betapa jeleknya dia bergulir. Bibirnya jelek lah, idungnya peseklah, matanya sipitlah.. Who the hell in the world yang bakal bilang lu jelek kalo liat foto lu yang jelas-jelas mata lu disitu belo, hidung lu walo mungil tapi cukup bangir, dan bibir lu juga cowok mana pun bakal berkomen kissable (no, i'm not a gay... but i think all boys will told her so).

karena gerah saya akhirnya berkata dengan galak, " Berhenti ngatai diri sendiri jelek napa? Kalo sempat diamini malaikat dan wajahmu bener-bener jelek tau rasa. Biar kamu tau  jadi jelek tu kek mana rasanya. Ada banyak orang jelek yang rela nukar wajahnya sama wajah kamu kok."

Dia mingkem dan pemotretan berlanjut. God, Saya berharap dia berhenti mengatai dirinya jelek setelah itu. Tapi...

Seminggu setelah pemotretan.
"Kak tolong hapus foto-foto berbaju merah ya. jelek kali aku disitu."
"Lho siapa yang bilanng jelek rupanya? Aneh banget deh."
"Teman-temanku, mereka bilang jelek kali aku di foto itu."

Orang stress.


Jadi hikmahnya bagi saya sampai saat sekarang ini adalah, I'm Ok with me. i'm OK with my body, and i'm OK with my personality. Orang bilang apa saya nggak peduli.  malah saya bersyukur karena setidaknya saya tidak menghujat Tuhan akan karunia wajah dan tubuh yang dianugerahkannya kepada saya. Selagi saya nggak  bikin orang susah peduli amat mereka ngomong apa. Saya semakin berisi belakangan katanya? Alhamdulillah. Saya makin keling katanya? Segera beri Shinzui dan luluran tiap hari hahaha. yang jelas saya tidak terobsesi untuk menjadikan diri saya seperti para bintang iklan sabun atau pembersih wajah, krim malam dan sebagainya. Saya hanya ingin mengambil kritik positifnya saja. Kalaupun saya luluran, maskeran dan sebagainya lebih kepada tujuan merawat diri. Dan yeah, saya menemukan kenikmatan saat berdandan belakangan (saya memutuskan untuk belajar dandan karena mau terjun kedunia kerja). Saya senang saat memulas lipstik, mengaplikasikan eye-liner, menyapukan maskara ketiap helai bulumata saya dan tersenyum puas saat memandang hasilnya di cermin. I'm Beautiful, no matter what they say.



Rabu, 03 Oktober 2012

Sister Brother Family


Dari kiri ke kanan Tommy Arswendo (23 Juni 1984/ 28 tahun), Wilma Prima Yuniza (23 Juni 1988) dan Ari Hardi (7 Januari 1986/ 26 tahun).


Saya anak ke-3 dari 5 bersaudara. Anak perempuan tertua sekaigus paling keras kepala di rumah. Bapak bilang, dari ke-5 anaknya yang paling punya jiwa petualang dan pemberontak adalah saya. Tapi walo begitu Bapak tetap paling mempercayai saya saat lebaran tiba untuk menghandle pengeluaran THR-nya *apa hubungannya coba?*

Kalau menurut kisah Ibu saya, saya adalah anak yang ditunggu-tunggu kelahirannya. Maklum, bapak bekerja di instansi pemerintah bernama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ato BKKBN ato kita sebut saja lembaga yang paling concern dan  pengen tau orang ML berencana bikin anak apa kagak *uppsss* Kantor bapak sangat dekat dengan rumah kecil kami yang hanya punya satu kamar tidur dan satu kamar mandi, tinggal keluar pagar nyampe deh. Hehe, kantor bapak memang berada tepat di depan rumah kami. karena waktu itu belom ada pagarnya jadi otomatis jika kami keluar rumah melewati pagar kasat mata otomatis kami sudah berada di tanah kekuasaan kantor bapak.

Ibu saya pertama kali melahirkan pada tahun 1984, Bayi laki-laki berkulit keling dan bergigi taring (emang vampir?) itu diberi nama Tommy Arswendo. Kenapa Arswendo? Kata bapak sih karena dia menyukai sosok Arswendo Atmowiloto yang pada jaman bapak masih merupakan cowok ganteng tengil anak kota itu sering menulis di majalah HAI! *bener nih pak*.  berselang 1,5 tahun kemudian ibu melahirkan kembali seorang putra yang Alhamdulillah mewarisi kulit putihnya, Ari Hardi  pada 7 Januari 1986. Di masa itu pemerintah lagi gencar-gencarnya nge-KB-in setiap keluarga di bumi pertiwi , tapi Bapak dan Ibu nekat punya anak ke-3 yang diharapkan berjenis kelamin perempuan.

Masalah punya anak perempuan sangat krusial di dalam keluarga Minang. Pasalnya, kami menganut sistem matriakat. Garis keturunan diambil dari Ibu. Suku juga diturunkan dari suku ibu. Dalam keluarga Minang, memiliki anak perempuan ibarat memiliki pucuk. Pucuk akan berbunga dan akan berbuah.  Nggak heran jika setiap orang Minang (khususnya di wilayah Sungayang, Tanah Datar) kalo nanya anak pasti nanya berapa anak perempuannya. Kalo di jawab ada mereka akan bilang, "Alhamdulillah, ;lai ado pucuak mah --terjemahan bebas 'Alhamdulillah ada Pucuknya--". Nah kalo dalam sebuah keluarga misalnya tidak ada anak perempuannya, maka keluarga sebut disebut 'punah' -sadis bah-.  Maka ketika saya akhirnya dilahirkan ke dunia fana ini pada tanggal 23 Juni 1988 (ulang tahun barengan dengan abang tertua) ortu mutusin mengikuti program KB. Stop Beranak, berhenti di angka 2+1. Hahahaha


Tapi apa daya, yang namanya anak memang rejeki dari Tuhan, masak ditolak? Ibu kecolongan lagi di tahun 1992, lahir adik saya seorang perempuan bernama Merry Oktoza. Kecolongan lagi di tahun 1997 saat Indonesia lagi dililit Krismon dan ekonomi Indonesia lagi morat maritnya, bayi yang menjadi penutup karir mengandung dan melahirkan Ibu saya itu diberi nama Andre Septian. Ibu saya setelah itu dioperasi Sterilisasi biar nggak bisa hamil lagi.


Saya dan dua abang saya sangat akrab. Kami selalu bermain bersama dan berbuat nakal bersama. Mulai dari pergi ke TPA (Taman Pengajian Alquran woiii bukan tempat Pembuangan Akhir, lu kate pemulung!) bersama, pulang pergi sekolah bersama, bahkan mencuri buah Coklat bersama! Tidak heran jika  saya ketularan sifat laki-laki dari mereka dan teman2 sepermainan mereka yang juga berjenis kelamin laki-laki. Sampai sekarang saya juga heran, mengapa saya dulu sering menempel dengan abang saya. Herannya juga Abang-abang saya juga tidak keberatan jika saya selalu menempeli mereka layaknya kutil.

Awal saya suka baca komik juga karena Abang saya nomor 2, Ari. Awalnya Abang saya membawa saya ikut teman-temannya ke taman bacaan di Areal Pasar Bertingkat (aslinya pasar Batusangkar, cuman karena waktu itu bangunannya bertingkat 2 jadilah disebut Pasar Bertingkat). Saya yang penasaran ikut saja tanpa mengetahui apa tujuannya. Sesampenya disana, salah satu teman Abang saya menyerahkan duit receh (lupa nominalnya berapa) dan ia mengambil sebuah buku kecil bersampul gambar kartun biru (belakangan saya baru tahu itu namanya komik Jepun alias Manga). Si Teman Abang ngambil posisi duduk di sebuah bangku panjang dan serentak  kroni-kroninya (saya , abang dan beberapa anak laki-lakin dekil lainnya) mengelililngi si bocah dengan rapi dan berbagi posisi. Kami rupanya numpang baca!!!


Another funny experience adalah saat saya kelas 4 SD. Karena malas bikin PR saya dihukum berdiri di depan kelas oleh guru saya saat itu (ingat banget namanya Buk Aida, anaknya sekelas dengan saya pulak). Ditengah kegalauan dan kemaluan *uppss dihukum itu saya melirik ke arah luar kelas yang kebetulan pintunya sejajar dengan saya berdiri *pintunya terbuka lebar btw. Dan tanpa disengaja saya bersirobok pandang dengan seorang anak laki-laki yang sepertinya dari kelas senior-an , kelas 5 atau 6.  Hati saya berdebar, wajah saya langsung memerah. Aduh, seniornya lumayan unyuu. Kok ketemunya (?) saat saya lagi dihukum gini ya, ketahuan banget kalo saya paling bego di kelas. Tapi tunggu dulu, kok kayaknya kenal ya? Dan mengapa dia sepertinya tertegun melihat saya ? Oh-Em-Ji !! Dia kan Pajin (nama aslinya Fajri ) teman sekelas sekaligus teman akrab abang ! Mampossss! Saya pasti dilaporkan ke Abang saya, lalu abang akan melaporkan ke Ibu, Ibu ngomong ke Bapak. Lalu ikat pinggang Bapak yang memiliki kait besi itu akan singgah berkali-kalio di betis ceking saya. Oh NOOOOOOOOOO!! Hati saya melolong, pikiran saya berkecamuk. Saya harus menyelamatkan diri! Pajin berlalu, sepertinya dia kembali ingat bahwa tujuan dia keluar kelas adalah untuk ke Toilet, bukan memandangi saya yang lagi berdiri di depan kelas. Pajin Sial!!!! saya harus segera menyusun strategi meng-amnesiakan abang saya saat pulang nanti.


Saat masih sama-sama duduk di bangku SD, saya dan dua abang saya selalu pulang pergi bersama. Ketika saya kelas 4, abang saya nomer 1 sudah duduk di bangku SMP. Maka tiap harinya saya pulang dengan abang nomer 2.  Strategi meng-amnesiakan Abang nomer2 pun mulai saya lancarkan. Segera setelah lonceng tanda jam pulang sekolah saya ngibrit secepat kilat ke kelas 6. Saya tersenyum semanis mungkin sama abang Ari. Dan dia merespon dengan senyum balik dan mengajak saya pulang. Setelah menata perasaan yang campur aduk saya memutuskan untuk berbicara pada abang saya, "Uda, piti wil ado balabiah -Bang, duit saya ada lebih nih-" ujar saya manis. "Uda nio Lanjo ndak -Abang mau jajan tak-?". Abang saya mengernyit heran. "Ba a tu-kenapa rupanya-?". "nggak~" saya berusaha menutupi niat menyogok dalam rangka membungkam mulut si Abang. "Uda diagiah gulo-gulo tadi-abang dikasih permen tadi udah-" ujar abang sambil sambil menunjukkan lidahnya, ooo rupanya dia udah makan permen karet berbentuk telor dengan gambar kemasan dinosaurus yang kalo dimakan bisa bikin mulut kayak ketumpahan cat.

Saya masih penasaran pengen nyogok abang (capek berpindah bahasa, jd percakapan saya dengan abang akan saya indonesiakan saja) " Tadi aku ketemu si Pajin." Abang menoleh dengan heran. "He? kapan".
"tadi, pas di kelas... ng..."
"Ngapain Pajin ke kelas kamu?"
"ke toilet kali.. " dan ups saya baru menyadari. Pajin tidak cerita sama Abang! Manusia baek dia memang. Abang masih memandang saya dengan heran. saya tersenyum lega. beban saya hilang. Duit jajan yang saya sisain senilai Rp150,- selamat masih bisa saya gunakan untuk jajan pulang mengaji nanti. haha, Lucky me.

Cerita lainnya adalah waktu saya kelas 2 SD. Saya yang sakit sehari sebelumnya diberitahu teman bahwa ada tugas menggambar untuk pelajaran matematika. Jaman itu saya belum  ngeh kalo saya bisa nge-gambar. Jadi karena malas saya merengek meminta abang nomer 1 buat bikinin PR saya. Dia mati-matian menolak, Saya menangis meraung-raung. Ibu saya akhirnya ikut campur. Saya dimenangkan. Abang terpaksa mengerjakan PR saya.
Abang : "Apa yang digambar?"
Saya   : *Memonyongkan bibir sambil nunjuk gambar aneka benda di atas meja dan seorang ibu menyusui anak di belakangnnya.*
Abang : Digambar ibunya juga?
Saya   : *Mengangguk*
Abang : Yang benar?
Saya  : *sewot* ya emang itu PR-nya kata teman,.
Dan akhirnya abang saya terpaksa menggambar aneka benda di atas meja dan ibu menyusui di belakangnya. Abang saya jago gambar memang, hasilnya adalah gambarnya sama persis dengan yang dibuku. Ibu menyusuinya juga!

Keesokan harinya...
Teman : Kumpulin PR..
saya : *nyerahin PR dengan halaman tugas terbuka*
Teman : Lho, kok ibu-ibunya digambar juga?
saya  : *tebego*
Teman : Ibuk guru bilang gambar benda yang di atas meja saja.
saya  : *WTF !*
Teman : Gini lho maksudnya.. gambar benda2 yang ada di atas meja. ini kan bentuknya segitiga, tabung, trapesium, blah blah blah...
Rupanya saat saya tidak masuk sekolah karena sakit teman-teman saya sedang mempelajari berbagai bentuk dan ruang! makanya disuruh menggambar. Pantesan, saya juga heran kenapa pelajaran matematika malah PR-nya menggambar. Hasilnya? saya jadi bahan ketawaan teman-teman sekelas. Selain PRnya salah saya dapat bonus ketahuan tidak mengerjakan PR sendiri.

Selasa, 02 Oktober 2012

Ghost Stories of Mine




Anda percaya dengan yang namanya makhluk gaib? Anda punya pengalaman bersinggungan dengan makhluk gaib? Atau saudara anda pernah mengalami kisah mendebarkan, menyeramkan atau malah romansa dengan makhluk gaib? kalau begitu anda cocok jadi anggota baru Gosht Lover Club! *halahhhh*




Saya bukan orang penakut, (bener kok saya bukan penakut yang mo kencing aja mesti ditemani karena ada gosip toiletnya dihantui, ato saat jurit malam saya juga bukan orang pertama yang lari tunggang langgang karena melihat penampakan 'pocong' senior). Namun hal yang bikin orang heran, dan tentunya saya juga, saya takut nonton film horor. Segala macam horor! Mulai dari horor klasik tentang haunted mansion or places, kesurupan, pembantaian sadis berdarah2 de le le pasti saya hapus di list must see movie saya, Walo pun itu film blocbuster ato peraih penghargaan bergengsi tinggi. Saya emoh nonton film horor. Tidak heran makanya sampai sekarang saya belum menonton satu pun film horor found footage Oren Peli yang booming maha dahsyat, Paranormal Activity.


Saya penasaran sebenarnya kenapa saya nggak mau atau dibilang TAKUT nonton film horor, sampai akhirnya saya sampai pada kesimpulan HANTU di film, HOROR itu lebih MENYERAMKAN dari HANTU yang saya (kira) saya lihat sendiri di dunia nyata. Bukan, saya bukannya ketemu Casper dan trio hantu usil yang rese itu. Bukan juga ketemu si Manis Jembatan Ancol. Tipikal makhluk gaib yang saya(kira)  temui itu tidak pernah benar-benar utuh alias konkret. Jika di film  horor setan dan kawan-kawan digambarkan dengan solid sehingga jika kamu tarok di bawah mikroskop bakal keliatan detail-detail tubuh kesetanannya. Makhluk gaib tersebut selalu terlihat dalam bentuk gumpalan awan gelap, kilasan sosok putih dan ya.. suara berbisik. Tidak pernah muncul utuh seperti posong dengan darah2, belatung dan tanah kuburan yang menempel. Dan hal itu membuat saya bersyukur, coba munculnya beneran kayak di film? mampossss,


Salah satu pengalaman gaib saya yang paling saya ingat adalah saat masih SD. Alkisah di tahun 2000, saat itu saya kelas 6 SD, saya tinggal di kampuing bersama nenek saya. Nenek saya nih udah tua renta, saat peristiwa ini berlangsung umurnya sudah memasuki kepala 8! Nah, si nenek ni suatu hari maksa saya buat nemenin dia mengambil air di sumur tua di bekas bangunan Rumah Gadang keluarga besar kami (FYI saya gadis suku minang totok yang menganut matriakat. Keluarga besar Ibu saya adalah keluarga kaya *dulunya* dan tinggal di satu Rumah Gadang-rumah adat suku minang- besar yang cukup disegani di masa jayanya. nah rumah gadang ini akhirnya dirubuhkan dan tanahnya dibagi-bagi oleh para etek2 dan mamak saya ). Berhubung itu sumur terlantar saya sempat nolak. Gile aja ke sumur tengah malam. mo nyari perkara sama setan *saya agak2  lupa alasan nenek mengajak saya ke sumur, yang pasti dia mengambil air sumur tersebut sebagai salah satu syarat obat sakit rematiknya konon katanya* akhirnya air sumur berhasil di ambil dan disimpan di dalam botol aqua. Nah, setelah berhasil kami pun pulang ke rumah yang berjarak cuman 20 meter dari sumur itu khekhekhekhe *tapi tetep aja seram lho ke sumur tengah malam, sumur tua, udah dikerubutin ilalang dan nggak kepake lagi*.  Saya kembali ke peraduan dengan damai dan tidur dengan nyenyak. karena esok mau sekolah, saya berencana untuk tidur pulas sampe jam 7, jadi begitu bangun langsung mandi skip solat subuh skip breakfast. Namun Tuhan berkehendak lain ! ditengah lelap saya tertidur *saya ingat sekali saya sama sekali nggak bermimpi*  sayup terdengar suara seorang pria -karena suaranya nge-bass saya yakin itu suara cowok- berkumandang di kuping saya. He said ,"Wil... bangun wil. shalat subuh dulu nak." Cuman 1 kalimat pendek ! cuman 1 panggilan singkat dan saya lanngsung terhenyak. Bangun dan langsung susuk dengan mata terbeliak. My eyes wide open. Sama sekali tidak terasa berat *khas orang2 yang habis begadang* dan bersamaan dengan itu Adzan subuh berkumandang. Nenek saya melewati saya dan berkata, "Sholat dulu, habis tu makan. nasi sudah masak."

Setelah itu sepertinya saya semakin aware dengan 'kegelapan', tapi masih tidak se-aware orang2 yang memang punya indera ke-6 sih. pengalaman saya yah seperti saya bilang di awal, hanya sosok tidak jelas, tidak utuh, tidak solid, yang sering menemani malam saya sewaktu masih kos di daerah padang bulan -___-"

Sampai suatu ketika saya keceplosan cerita sama si Mama bahwa saya pernah iseng foto pake hp berdua temen di pojokan ruang tamu. Hasilnya malah bertiga! kalo yang ini sumpah serem. Wajah peserta foto bareng ke-3 terlihat seperti karakter hantu di film-film. Saya dan kawan sepakat langsung menghapus. Tidak mau menjadikan ini sebagai sensasi. Diam dan lupakan.  Si mama marah karena dia cukup sensi dengan hal2 mistik soalnya* Akhirnya dia lapor si papa yang juga akhirnya marah. "kok nggak dikasih tau??". Saya mingkem.


Beberapa bulan kemudian si mama tiba-tiba bercerita kepada saya soal itu lagi, Dia bilang si papa pergi bertanya pada seorang penasehat spiritual (kalo di kampung dipanggil Dukun) yang cukup dekat dengannya perihal ini. "Trus, si bapak itu bilang apa?" tanya saya nggak minat. Wong orang udah mo lupa kok. Lagian seremnya pas hari H aja. Nggak traumatis2 amat sampe bikin w ga mau masuk rumah . " Katanya nggak apa-apa. Itu pelindung kamu katanya." Saya bengong. God, good news. I have my own private guardian angel?

Ini hanya secuil dari Ghost Stories of Mine. Bagian terseram? kata mama saya dulu waktu kecil saya selalu menangis, menjerit histeris udah magrib, belum lagi doyan mimpi sambil berjalan. Sampe-sampe saya udah diboyong ke dukun sana, paranormal sini, orang pinter itu, orang sakti ini *baru nyadar kalo dulu waktu kecil saya selalu pake kalung 'anti' palasik* Nah anehnya, ada satu ingatan yang belakangan semakin jelas muncul di kepala saya. Ingatan itu adalah saya berada di tempat tinggi seperti pohon, ada yang memegangi dibelakang supaya saya nggak jatuh. sementara orang-orang kampung memanggil-manggil nama saya. Main petak umpetkah? I dont know. Karena sosok yang memegangi saya waktu itu saya nggak begitu ingat wujudnya.  Well, entah itu cuman khayalan saya saja, saya nggak tahu. Yang jelas peristiwa yang saya tulis di atas adalah ghost stories of mine yang paling melekat di ingatan saya disamping kisah-kisah lainnya.


So, what's your ghost stories?

Senin, 01 Oktober 2012

Days of Lajangers

Tanggal 1 bulan Oktober. Alkisah 3 perempuan muda berencana melaksanakan misinya untuk menjelajahi dunia per-mall-an demi satu tujuan, shopping (baca:ngabisin duit) awal bulan. Kenapa di awal bulan? well, walo perih tapi harus kukatakan kami adalah pegawai instansi orangtua damai sejahtera makan gaji buta alias masih nadah sama dompet ortu. Alkisah, perjalanan diawali dengan menaiki angkot berwarna kuning cerah berangka merah 108 tujuan akhir Gaperta. 3 dara manja itu menaiki angkot dengan outfit nyaris seragam (dominasi abu2 sangatlah kentara, nyaris disangka kembar tiga). Menempati posisi bangku paling ujung bin terpojok dan terjepit diantara penumpang lainnya dan speaker segede mesin ATM mereka saling melempar senyum pahit. Tak apa lah menderita sementara, sebentar lagi juga ceria ketika dompet kembali berbunga-bunga. Perhentian utama adalah toko buku Gramedia. Niat awalnya adalah nge-cek rekening masing2 di ATM dan setelah itu 2 diantara para dara yang berstatus pencari kerja berniat membeli buku panduan penggunaan Excel bagi yang super bego dan ga pernah tau apa fungsi excel walo terinstal sejak 5 tahun lalu sejak pertama dia punya laptop dan buku bahasa inggris untuk tes dan wawancara kerja *bah, ketauan kali yang punya blog pengangguran nyata* Begitu turun angkot, 3 dara terpana oleh kejutan yang menantinya. Gramedia lagi sale! yeah.. outdoor sale yang notabene didominasi buku2 tahun jebot. And u know wat? masih aja orang gramed ni ngeluarin buku "Gaul di Friendster". Makjang... Apa yang ada di benak orang ni lah, facebook aja udah senyap karna usersnya pada migrasi ke twitter, konon lagi friendster. Dengan label Rp 5000 pun keknya ga bakal ada yang beli lah. -_____- " Oke, kisah berlanjut... akhirnya 3 dara tergoda mengobrak abrik buku2 obralan yang ada. mereka dengan segera menerjang tumpukan buku dari segala arah, secara harga buku dimulai dari lima ribu rupiah saja! Dan akhirnya beberapa buku terjaring razia. Serba lima ribu. Buku Lama (terbitan 5 tahun yang lalu lah). Patut untuk dikoleksi dan dibaca ulang.
dan di atas adalah beberapa buku gocengan yang 3 dara peroleh saat menerjang Gramedia Gajah mada, selain itu masih ada buku2 lainnya yang kurang keren untuk ditampilkan. Setelah dari Gramedia, the 3 Lajangers menuju Plaza Medan Fair. Tujuan awal Si lajang 1, yaitu orang yg ngepost tulisan ini, berniat membeli sebuah tas kulit tah itu sintetis ato pun aseli sapinya, buat dipake pergi2 interview kerja. karena udah malam, mereka sepakat makan dulu. setelah makan barulah berbelanja lagi. Sebelum ke Toko yang diniatkan, mereka malah mampir ke supermarket tanpa mempertimbangkan jumlah umat dengan sekontainer belanjaan bulanan yang akan memperlambat langkah mereka. Saat di supermarketlah Dara 2 berbodi aduhai menemukan fakta bahwa shampoo langganannya telah habis terjual dan saat berita ini diturunkan masih out of stock. karena bingung dan labil akibat kecewa mendalam ia tergoda membeli shampoo merek baru masuk Indonesia. Pelan namun pasti mereka mendekati rak promosi shampoo yang dijaga SPG berambut Indah. SPG : Mbak, Shampoonya. Lagi promo lho. Beli sekalian sama conditioner dapet bonus sisir dan voucher nonton di 21. dara 1 dan 3 : *kompak nunjuk dara 2 yang lagi diladeni SPG lainnya* dia yang mo beli shampoo mbak. Dara 1 : Ce', beli aja. dapet bonus sisir tuh. kau kan mabok tak punya sisir aje tuh di rumah. mending beli shampoo ni kau dapet sisir berbonus voucher nonton pulak. Eh.. si dara 2 akhirnya BELI shampoo tersebut sodara2! Dara 1 dan Dara 3 sangat happy dan segera berencana nge-midnight di bioskop terdekat. Akan tetapi... SPG : Mbak, maaf ya. voucher 21 nya abis. Mbak datang aja lagi Rabu ya. bawa bukti pembelian ini untuk ditukar sama vouchernya. Dara 1,2,3 : *Kecewah* Setelah urusan per-shampoo-an kelar, 3 dara menuju kasir yang rata2 dipenuhi antrian umat manusia. Tak ada yang sepi, tak ada yang renggang dan bisa disalip. Dengan pasrah mereka mengantri random dari sekian banyak kasir yanga ada. Tunggu ditunggu, detik berlalu, menit pun berlalu sampe jam pun berdentang. antrian tak bergerak sedikitpun. Apa pasal? Kasirnya cuman bekerja sendirian sementara ia melayani seorang gadis yang berbelanja Snack 2 trolli penuh. Oke lah kalo snacknya dikardusin, Ini satu snack 5 aneka rasa berbeda dan harga berbeda. Minuman varian rasa berbeda, harga juga beda. bahkan ibu2 ber-tas-PRADA-KW-SEMI-SUPER yang tadinya sejajar dengan mereka sudah selesai membayar barnag belanjaannya di kasir sebelah. satu jam menunggu akhirnya sampai jua giliran mereka. dengan raut muka lelah membayar semua barang belanja dan masukin ke kantong plastik sendiri *self service demi mempercepat antrian. bukan 3 dara saja yang letih menunggu soalnya* Finally, mereka benar2 lelah untuk lanjut ke TOKO berikutnya. namun karena si Dara 1 maksa akhirnya mereka naik 1 lantai untuk menemukan bahwa tokonya tutup sudah. Pulang deh....