Jadi saya gagal fokus. Gagal fokus menulis kontiniu.
Bukan karena saya lalai lho, bukan. Karena saya nggak tiap hari bisa mengakses internet. Udah gitu aja.
Jadi, sebagai permulaan baru saya upload gambar baru.
Hasil marah-marah dan pergumulan pergulatan batin yang maha dahsyat soal apakah saya harus menjambak rambut si not so smart person, atau saya kkuncir mulut si not so smart person.
Rupanya saat lagi marah adalah saat saya nyaman menggambar. Energi buat bikin dosa jadi teralihkan ke hal yang lebih positif. kekeke.
Ah, masa bodo lah dengan makhluk yang satu itu. Mau dia hidup atau bernapas, nggak rontok pun sehelai rambutku.
Dan, tolong maafkan ocehan ngawur saya.
Bingung mau curhat sama siapa. Mending saya curhat sama kompie.
Selasa, 28 April 2015
Selasa, 03 Maret 2015
30 Days Without Smartphone Day 15 pt 2
The Story
of a Local Guide pt 1
Sudah lebih dari 6 bulan sejak saya bekerja di industry
pariwisata. Dalam kurun waktu 6 bulan itu saya sudah mengalamai banyak hal yang
bikin seneng, sedih dan campur sari. Nggak hanya bersumber dari orang-orang
yang saya temui, tapi juga atasan yang harus dihormati.
Adalah sebuh artikel di mbdc.com yang menginspirasi saya
menulis ini.
Sebagai seorang local guide saya bertugas memberikan panduan
dan informasi kepada setiap pengunjung yang berkunjung di areal kerja saya.
Dengan rata-rata jumlah pengunjung harian 300-an orang (ini masih kecilll),
saya makin dibuat terkagum-kagum dengan karakter makhluk ciptaan Tuhan.
30 Days Without Smartphone Day 15
Ada masalah dengan koneksi internet selama 2 hari. Ga sempat update deh disini.
Pagi ini bangun pagi, saya memutuskan untuk off dari kerjaaan. Ada yang mau saya kerjakan. Jadinya sepanjang hari saya akan sibuk ngerjain pesenan komik dari klien.
Kali ini pesenan dari klien untuk kebutuhan personal. Birthday Gift. Dia minta ini dirahasiakan. Karena memuat unsur-unsur cerita personal. Yeup, i know ma'am. Saya tidak akan membocorkan rahasia anda.
So, mungkin nanti blog di update lagi. Saya harus mempersiapkan draft dan lain-lain. besok meeting.
Saya lagi giat-giatnya mencari sumber pemasukan tambahan buat jajan selama libur di Medan 18 - 21 Maret nanti, Insya Allah. Amin.
Pagi ini bangun pagi, saya memutuskan untuk off dari kerjaaan. Ada yang mau saya kerjakan. Jadinya sepanjang hari saya akan sibuk ngerjain pesenan komik dari klien.
Kali ini pesenan dari klien untuk kebutuhan personal. Birthday Gift. Dia minta ini dirahasiakan. Karena memuat unsur-unsur cerita personal. Yeup, i know ma'am. Saya tidak akan membocorkan rahasia anda.
So, mungkin nanti blog di update lagi. Saya harus mempersiapkan draft dan lain-lain. besok meeting.
Saya lagi giat-giatnya mencari sumber pemasukan tambahan buat jajan selama libur di Medan 18 - 21 Maret nanti, Insya Allah. Amin.
Minggu, 01 Maret 2015
30 Days Without Smartphone Day 12
Yang doyan gambar di rumah bukan saya aja.
Awal kisah, hobby menggambar sebenarnya diturunkan dari Bapak, atau yang biasa saya panggil Apa atau Babe. Bapak saya adalah seorang yang sanagt visual. segala sesuatu bapak bisa gambarkan bentuk dan rupanya. Dulu, di kantor lamanya, bapak adalah pekerja serba bisa. Operator iya, tukang bikin spanduk iya, tukang foto juga plus ketua tim kreatif mobil pawai 17 Agustus-an. Sewaktu kami kecil, masih cukup jelas di ingatan saya, Bapak sering menggambarkan mobil untuk kami. Ya, Bapak memang bekerja sebagai supir di salah satu instansi bentukan jaman Orba. Sejak tahunj 1991 ia mendapat tugas tambahan untuk menjadi operator mobil unit penerangan, Mupen, berkeliling ke desa-desa terpencil untuk memutar film yang mempromosikan Keluarga Berencana. Gambaran mobil Bapak selalu sama, mobil tugasnya yang bermerk panther dan memiliki alat canggih untuk memutar film layar tancap di jamannya. Berkat mobil kerja bapak ini juga lah saya jadi movie mania sampe sekarang. Karena untuk memancing masyarakat menonton film tentang Keluarga Berencana, Bapak memancing minat mereka dengan iming-iming film box office. Jadi cara kerjanya, nonton film KB dahulu baru bisa nonton film box office. Tapi film yang digemari masyarakat pedesaan sangat terbatas. Terbatas pada film action kelas dua yang dibintangi Sylvester Stallone, Arnold Schwarzenegger, Bruce Lee, Jet lee, Jackie Chan dan Andi Lau.
Sabtu, 28 Februari 2015
30 Days Without Smartphone Day 11
Source: http://image.darksmurfsub.com/
Ah, memasuki hari ke-11 tanpa semakphone. Saya jadi nongkrong lebih lama di depan kompie.
Belum sempat membaca dan menggambar lagi. Jadi cukup bingung mau nulis apa.
Oke, kali ini saya putuskan untuk membahas topik yang sedikit melenceng dari apa yang biasa saya tulis, saya akan berbicara tentang DRAMA KOREA!
Jumat, 27 Februari 2015
30 Days Without Smartphone Day 10
Saya lupa nnge-update di hari ke-10.
Akhirnya baru nge-update paginya di hari ke-11.
Selamat beraktifitas.
Kamis, 26 Februari 2015
30 Days Without Smartphone Day 9
I have a new activity every thursday, on air di radio.
Jadi co-host itu cukup menyenangkan. Kalo disini mungkin sistem kerjanya sederhana, saya hanya perlu datang dan menjawab pertanyaan penyiar utama. Nggak tau kalau di radio jkota metropolitan seperti apa.
Radio tempat saya nyiar adalah radio yangn dikelola pemerintah daerah. Nama programnya pun a la kadarnya, English Is Fun. Yup, ini adalah siaran berbahasa Inggris. Jadi saya harus cuap cuap pakek bahasa Inggris. Aneh lho, saya kan lulusan Sastra Jepang. kekeke.
Bisa dibilang saya nggak punya pengalaman siaran di radio. Suara saya aja cempreng sebenarnya. Tapi kalau soal tereak atau maki orang, bisa lah... bikin orang jantungan atau lari terbirit birit. *prettt*
Rabu, 25 Februari 2015
30 Days Without Smartphone Day 8
Aduh, masih bad mood.
Rencananya mau menggambar sesuatu yang berhubungan dengan novel Windry Ramadhina yang terakhir saya baca, Walking After You.Tapi entah mengapa saat melihat kertas putih di depan mata, pandangan saya pun ikutan putih, blank. sempat ngesketch kasar aja. Tapi kurang sreg. Tumben saya perfeksionis. Ada masalah dengan perspektif gambar. Nggak seimbang. Akhirnya di hapus lagi. Hahaha.
Gambar di atas saya bikin sehari sebelum ahpe saya matek. Belum sempat upload di IG, akhirnya upload disini.
Semoga besok cuaca bagus dan membawa berita bagus. Capek digantung gini.
Selasa, 24 Februari 2015
30 Days Without Smartphone Day 7
Hari ini saya off. Istirahat untuk memulihkan tenaga dan mood.
Seperti hari off sebelumnya, saya juga ingin melakukan sesuatu yang bermanfaat selain tidur dan nonton drama Korea atau Jepang marathon dari episode 1 sampe tamat.
Biasanya di hari libur kerja saya milih mengunjungi keponakan unyu saya, Afifah. Berhubung cuaca lagi nggak bersahabat dari kemaren, walau sekarang cukup cerah meriah, saya memutuskan buat stay at home. Sudah seminggu lebih ada kebiasaan buat hujan turun di sore hari.
So, karena sudah memutuskan untuk melakukan hal yang bermanfaat, saya memutuskan untuk memperbaiki barang-barang yang rusak. Adalah sepasang sepatu berbahan suede warna hitam yang saya beli dua tahun yang lalu. Hanya sebentar sempat saya pakai. Pita kecil yang mendekorasi bagian ujungnya hilang. Sebelah kanan copot saat dipake adek saya. Saya lem dan pake lagi saat resepsi kawinan teman. Setelah itu copot dua-duanya. Hilang saat naik ojek.
Senin, 23 Februari 2015
30 Days Without Smartphone Day 6
Hari Ini hari ke-6 nggak pake semakphone. Hari ini saya sakit. Bukan gegara Semakphone. Cuacanya saja yang lagi nggak bersahabat.
Akhirnya saya pulang lebih cepat dari tempat kerja. Setelah sempat tiduran selama sejam lebih di kedai kopi langganan.
Minggu, 22 Februari 2015
30 Days Without Smartphone Day 5
Menyambung Postingan kemaren yang bercerita soal paket kopi Meeb Koffie dari Medan, saya akhirnya memutuskan untuk menyicipinya dengan teman makan siang saya.
Tiap makan siang di tempat kerja, saya selalu lebih memilih keluar dari lingkungan tempat kerja. Rasanya lebih fresh dan segar saja. Makan siang di dalam lingkungan tempat kerja membuat badan tidak benar-benar beristirahat. Apalagi jika melakukannya di kafe yang adem dan suasananya asyik.
Makan siang saya selalu saya lakukan di NAHA Browfee. Sebuah kafe kecil di Kota Batusangkar yang berlokasi di depan Istano Basa Pagaruyung (tempat saya bekerja). Teman makan siang saya biasanya selalu sama. Zona dan Yezi. Zona adalah rekan kerja, Yezi adalah Crew NAHA Browfee. NAHA browfee bukan kedai kopi canggih yang punya mesin espresso mahal. Nyeduh kopinya masih a la lokal. Tubruk kopi + gula + Air panas. Yang istimewa disini adalah homemade brownies & cakenya. Selain itu harganya juga murah. Hahaha.
Sabtu, 21 Februari 2015
30 Days Without Smartphone Day 4
Hari ini paket yang saya tunggu-tunggu akhirnya sampai juga!
Sebuah dus yang sudah dibuka emak saya duluan karena penasaran dengan kopi yang saya pesan jauh-jauh ke Medan tergeletak begitu saja di atas meja makan. Bagian kanannya koyak, dibuka si emak. Tapi tidak ada kopi di dalamnya. "Mak, kopinya mana?" saya heboh membuka lemari dan memeriksa setiap laci. "Kok nggak ada di mana-mana?"
"Di kamar tengok, " sahut si emak dari ruang tamu. Dan yah, akhirnya saya menemukan kopi y6ang saya cari di kamar si Emak. Entah mengapa begitu dibuka paketnya, 4 kemasan kopi itu langsung disimpan di dalam kamarnya.
Jumat, 20 Februari 2015
30 Days Without Smartphone Day 3
Yeup, memasuki hari ke-3 tanpa smartphone!
Saya makin hobi main tetris di hape sederhana saya. Haha.
Akhirnya saya menyelesaikan membaca sebuah novel yang sudah lama saya beli, namun teronggok cantik aja di atas meja untuk beberapa lama karena, yah.. nggak sempat membacanya. Judulnya adalah Casablanca. Novel ini adalah salah satu seri STPC, Setiap Tempat Punya Cerita, keluaran Gagas Media. STPC yang saya baca baru satu, karangan penulis favorit, London. Rasa penasaran saya soal STPC sebenarnya dimulai dari Berbie Jagoan Neon (Belakangan ia menamai dirinya seperti itu), Kak Zai sesama mahasiswi di FIB USU cuman dia lebih senior, beda jurusan dan lebih rajin membaca daripada saya (Banget!). Selain itu adalah adik bungsu yang juga penasaran dengan STPC. Yah, mungkin karena kami fakir wisata, jarang jalan-jalan. Kalaupun jalan-jalan atau berwisata sifatnya lokal. Nggak pernah internasional. Baca STPC seolah-olah jalan-jalannnnnn. hehe.
Kamis, 19 Februari 2015
30 Days Without Smartphone Day 2
Jadi, ini adalah hari ke-2 dimana saya nggak pake smartphone.
Alhamdulillah masih aman tentram sejahtera. Ada beberapa hal yang saya rasa terasa lebih mudah dan cepat. Contohnya, setiap pagi saat bangun hal yang pertama saya lakukan adalah mengaktifkan paket data, dan menunggu sampai semua notifikasi masuk. Cek satu persatu. Mulai melenceng ke hal lain buka-buka link nggak penting). Dan itu paling tidak memakan waktu lebih kurang satu jam sebelum akhirnya saya lari pontang panting ke kamar mandi karena sudah terlambat berangkat kerja.
Pagi ini saya bangun karena alarm HP sederhana saya. Matikan alaram. Ngulet-ngulet sebentar. Bangkit, memeriksa lemari pakaian. Ternyata nggak ada pakaian kerja yang disetrika. Langsung cari keranjang cucian yang udah kering dan tarraaaaa... saya menyetrika pagi-pagi beberapa pakaian kerja saya. Setelah se;esai nyetrika, saya ke dapur dan memasak! Dan bekal lezat home made pun siap dibungkus. Selanjutnya saya mandi bersih-bersih bahkan melipat selimut (sesuatu yang super jarang saya lakukan kalau bangun pagi). Kamar saya tinggalkan dalam keaadaan rapi jali. Saya pun berangkat kerja tanpa ada mellowdrama keterlambatan ajkibat kelalaian sendiri.
Berhubung hari ini adalah hari raya Imlek, pengunjung yang berwisata jumlahnya cukup ramai. Awalnya saya berencana mengisi waktu luang dengan membaca. Namun waktu luang sepertinya tidak ada di daftar menu santap siang saya hari ini. Saya sibuk mengatur pengunjung bandel yang berkelakuan kurang tertib.
Yak, mungkin karena memang disibukkan oleh pekerjaan, saya jadi tidak memedulikan keberadaan hape. Dan hari ini pun berlalu dengan damai ;)
Alhamdulillah masih aman tentram sejahtera. Ada beberapa hal yang saya rasa terasa lebih mudah dan cepat. Contohnya, setiap pagi saat bangun hal yang pertama saya lakukan adalah mengaktifkan paket data, dan menunggu sampai semua notifikasi masuk. Cek satu persatu. Mulai melenceng ke hal lain buka-buka link nggak penting). Dan itu paling tidak memakan waktu lebih kurang satu jam sebelum akhirnya saya lari pontang panting ke kamar mandi karena sudah terlambat berangkat kerja.
Pagi ini saya bangun karena alarm HP sederhana saya. Matikan alaram. Ngulet-ngulet sebentar. Bangkit, memeriksa lemari pakaian. Ternyata nggak ada pakaian kerja yang disetrika. Langsung cari keranjang cucian yang udah kering dan tarraaaaa... saya menyetrika pagi-pagi beberapa pakaian kerja saya. Setelah se;esai nyetrika, saya ke dapur dan memasak! Dan bekal lezat home made pun siap dibungkus. Selanjutnya saya mandi bersih-bersih bahkan melipat selimut (sesuatu yang super jarang saya lakukan kalau bangun pagi). Kamar saya tinggalkan dalam keaadaan rapi jali. Saya pun berangkat kerja tanpa ada mellowdrama keterlambatan ajkibat kelalaian sendiri.
Berhubung hari ini adalah hari raya Imlek, pengunjung yang berwisata jumlahnya cukup ramai. Awalnya saya berencana mengisi waktu luang dengan membaca. Namun waktu luang sepertinya tidak ada di daftar menu santap siang saya hari ini. Saya sibuk mengatur pengunjung bandel yang berkelakuan kurang tertib.
Yak, mungkin karena memang disibukkan oleh pekerjaan, saya jadi tidak memedulikan keberadaan hape. Dan hari ini pun berlalu dengan damai ;)
Rabu, 18 Februari 2015
30 Days Without Smartphone Day 1
Jadi,
Smartphone saya rusak.
Udah itu aja.
Eh nggak ding, enggak itu aja. Rusaknya smartphone berdampak pada rusaknya intensitas komunikasi dengan kawan-kawan lewat social media macam facebook, instagram, messanger, whatsapp, LINE, BBM dan lain-lain. Awalnya saya sedikit shock. Kalut. Gamang. Galau dan yah begitulah, baru nyadar kalau selama ini selama dua tahun jadi pengguna smartphone saya menjadi sangat ketergantungan.
Kalau direview apa aja kegunaan smartphone bagi saya ada dua macam sih, komunikasi dan entertain. Komunikasi disini manyangkut hubungan dengan keluarga, teman, orang penting, orang yang kurang penting dan orang yang sama sekali nggak penting. Oh ya, orang berprospek dan juga yang sama sekali ga ada prospek (entah itu dijadikan relasi bisnis atau gebetan *aihhh*). entertain menyangkut pada situasi dimana kamu sendirian ditengah keramaian atau kesunyian. nggak tau mau ngapain. Keluarin hape dan tsaaahhhh masalah kamu dengan mati gaya hilang.
Smartphone saya rusak.
Udah itu aja.
Eh nggak ding, enggak itu aja. Rusaknya smartphone berdampak pada rusaknya intensitas komunikasi dengan kawan-kawan lewat social media macam facebook, instagram, messanger, whatsapp, LINE, BBM dan lain-lain. Awalnya saya sedikit shock. Kalut. Gamang. Galau dan yah begitulah, baru nyadar kalau selama ini selama dua tahun jadi pengguna smartphone saya menjadi sangat ketergantungan.
Kalau direview apa aja kegunaan smartphone bagi saya ada dua macam sih, komunikasi dan entertain. Komunikasi disini manyangkut hubungan dengan keluarga, teman, orang penting, orang yang kurang penting dan orang yang sama sekali nggak penting. Oh ya, orang berprospek dan juga yang sama sekali ga ada prospek (entah itu dijadikan relasi bisnis atau gebetan *aihhh*). entertain menyangkut pada situasi dimana kamu sendirian ditengah keramaian atau kesunyian. nggak tau mau ngapain. Keluarin hape dan tsaaahhhh masalah kamu dengan mati gaya hilang.
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Destinasi pertama saya begitu melewati gerbang masuk Sawahlunto adalah makam salah satu Pahlawan Nasional Indonesia, Prof. Mr. Mohammad...
-
Gerbang masuk Rumah Pohon Literasi yang berada di kaki Bukit Bungsu, Nagari Pagaruyung Berwisata ke Nagari Pagaruyung, Kecamatan Tan...
-
One day trip kami pada 30 Juli silam kembali berlanjut. Dari padang rumput luas tempat sapi-sapi unggul diternakkan, kami meneruskan pe...