Satu hari rasanya tidaklah cukup untuk menjelajah Nagari Tuo Pariangan. Itu lah yang kami rasakan ketika hari beranjak sore di Pariangan. Masih ada banyak tempat-tempat menarik yang belum kami kunjungi seperti Kincia Tuo dan Lubuak Dabua. Untuk mempersingkat waktu, kami putuskan melihat dan memotret hal-hal menarik yang kami temukan di sekitar Mesjid Ishlah, Mesji Tua Minangkabau.
Selasa, 14 Februari 2017
Jelajah Pariangan Part 5 : Mesjid Ishlah
Mesjid Ishlah Nagari Tuo Pariangan adalah tujuan kami berikutnya setelah puas berfoto-foto singkat di komplek rumah gadang suku Piliang. Dari Komplek rumah gadang suku Piliang, lokasi mesjid ini tidaklah jauh. Kami mengambil jalan menurun menuju lokasi makam Datuak Tantejo Gurhano dan berbelok ke kanan didepannya. Jalan tembok yang cukup lebar tersebut menuntun kami langsung ke halaman mesjid yang sudah berusia ratusan tahun ini.
Minggu, 12 Februari 2017
Jelajah Pariangan Part 4 : Rumah Gadang Dt Rajo Lelo
Penjelajahan kami di Nagari Tuo Pariangan terus berlanjut. Setelah berkunjung ke Rumah Gadang Datuak Maharajo Depang, menikmati panorama alam yang menakjubkan dari view point Jorong Guguak dan berpetualang di hutan dan sungai mencari Aia Najun Batang Bangkaweh, kami kemudian mendatangi sebuah komplek rumah gadang yang belakangan menjadi sangat populer setelah muncul di film 'Surga Di Telapak Kaki Ibu' yang dibintangi oleh aktor dan aktris populer Indonesia yaitu Jessica Mila dan Kevin Julio. Dijajaran aktor dan aktris senior terdapat nama-nama seperti Unique Priscilla, Dewi Hughes dan Tasman Taher yang turut serta membintangi film yang syutingnya sebagian besar dilakukan di Sumatera Barat ini.
Kamis, 09 Februari 2017
Jelajah Pariangan Part 3 : Aia Najun Batang Bangkaweh
"Indak jauah do, paliang saratuih meter dari mushola tampek mamarkir onda beko."
"Tidak jauh kok, paling hanya seratus meter dari mushola tempat memarkir sepeda motor nanti."
Kalimat si Bapak pemilik warung di Puncak Mortir lah yang mendorong kami bersemangat untuk menyambangi air terjun yang menjadi andalan pariwisata Jorong Guguak selain panoramanya yang indah. Hanya seratus meter, bayangkan. Jika sedekat itu akan sangat sayang sekali jika kami tidak mampir. Walau awalnya kami terburu-buru mengingat waktu sudah hampir menunjukkan pukul 12.00 WIB siang dan trekking ke air terjun tidak termasuk dalam daftar jelajah kami hari itu, toh kami akhirnya mengubah rencana dan mengarahkan sepeda motor kami menuju lokasi air terjun yang berada semakin ke dalam Jorong Guguak, dimana pemukiman penduduk semakin jarang dan yang kami temui hanya kebun dan sawah milik warga.
Jelajah Pariangan Part 2 : Panorama Jorong Guguak
Jorong Guguak adalah perkampungan tertinggi di Nagari Tuo Pariangan. Dari dusun ini kita dapat menikmati pemandangan lembah di kaki gunung Marapi berikut pemukiman dan areal pertanian penduduknya. Sawah berjenjang dan perbukitan hijau memanjakan sejauh mata memandang. Guguak menjadi best view point untuk melihat keindahan alam ranah Minang yang telah termasyur.
Rabu, 08 Februari 2017
Jelajah Pariangan Part 1 : Rumah Gadang Dt Maharajo Depang
Sejak Desa Pariangan dinobatkan sebagai salah satu desa terindah di dunia, makin banyak saja orang yang penasaran untuk membuktikan kebenarannya. Tidak hanya mengundang penasaran pelancong dari luar Sumatera Barat, tapi juga mamancing rasa ingin tahu masyarakat yang hidup tidak jauh dari Nagari ini namun belum sekalipun menjejakkan kaki dan mencicipi sekeping surga di lereng gunung Marapi tersebut. Apalagi semenjak digelari salah satu desa terindah, sepertinya Pariangan menyedot perhatian berbagai media, baik itu cetak dan elektronik. Popularitas Pariangan semakin meroket, dan momentum tersebut dimanfaatkan oleh berbagai pihak, baik itu pemuda dan pemerintah Nagari bersama Pemerintah Daerah Tanah Datar melalui instansi-instansi terkait.
Senin, 06 Februari 2017
Aua Sarumpun, Quietly Beautiful
Aua Sarumpun adalah nama dari sebuah bukit yang berlokasi di Jorong Siturah, Nagari III Koto, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar. Bukit ini dinamakan Aua Sarumpun sesuai dengan keberadaan serumpun aua (aur / bambu) di puncak bukit. Lokasi ini sebenarnya bukanlah objek wisata dadakan atau baru. Keberadaannya sudah lama diketahui oleh para pecinta alam, peminat olahraga ekstrem dan para penggemar buru babi. Namun, karena akses lokasi yang cukup sulit dengan jalan tanah berbatu, tempat ini kalah populer dari Puncak Pass Padang Lua yang sudah dilalui oleh jalan beraspal. Pelan tapi pasti Aua Sarumpun mulai merebut popularitasnya yang tertunda, quietly and beautifully.
Kamis, 02 Februari 2017
Ketika Kincir Air Jadi Objek Wisata
Internet memang sering menciptakan keajaiban. Bukan, bukan keajaiban macam dunia saga Harry Potter, tapi keajaiban mengubah sesuatu yang biasa menjadi luar biasa. Ketika kamu mengunggah sesuatu di dunia maya, social media khususnya, kamu tidak akan pernah tahu sejauh mana unggahan kamu akan mempengaruhi kehidupan orang banyak. Mungkin dulunya remaja-remaja Jorong Padang Data yang iseng berfoto dengan kincir air di kampungnya tidak akan pernah menyangka bahwa foto unggahan mereka akan mampu mengubah desa yang awalnya sepi menjadi ramai dan dibicarakan dimana-mana. Desa yang awalnya sunyi mendadak menjadi objek wisata yang disambangi oleh wisatawan dari berbagai daerah. Itu lah cerita yang saya dapatkan dari pemilik warung bernama Upik ketika berkunjung ke objek wisata baru yang sedang ramai dibicarakan di Kabupaten Tanah Datar, Kincia Aia Kamba Tigo (Kincir Air Kembar Tiga).
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Destinasi pertama saya begitu melewati gerbang masuk Sawahlunto adalah makam salah satu Pahlawan Nasional Indonesia, Prof. Mr. Mohammad...
-
Gerbang masuk Rumah Pohon Literasi yang berada di kaki Bukit Bungsu, Nagari Pagaruyung Berwisata ke Nagari Pagaruyung, Kecamatan Tan...
-
One day trip kami pada 30 Juli silam kembali berlanjut. Dari padang rumput luas tempat sapi-sapi unggul diternakkan, kami meneruskan pe...