Malam itu saya sedang menikmati Columbiana yang dibintangi oleh Zoe Zaldana ketika kouhai saya merangkap teman melenje datang untuk menginap. Kouhai saya ini adalah mantan mahasiswa Sastra Jepang teladan. Kenapa saya bilang begitu? Karena walau sudah lulus dia tetap mengikuti aktivitas berbau ke-Jepangan seperti Shaberokai yang diadakan dua kali seminggu oleh Konsulat Jenderal Jepang di Medan. Shaberokai adalah semacam perkumpulan percakapan bahasa Jepang. Mereka memiliki tema tertentu setiap minggunya di tempat yang berbeda-beda. Kali ini Shaberokai mengadakan pembentukan panitia tahunan baru, Kouhai saya ini terpilih menjadi pengurus acara beserta satu Kouhai lainnya, Michitsuna.
Wajah lelahnya dislingi senyum sumringah. Ia menghempas ransel yang terlihat padat berisi. "Aku sewa novel-novel berat nih kak," lapornya. Oh ya, dia memang sempat bilang kalau dia mengunjungi rental komik dan novel langganannya. "Biasa, paket liburan,"ujarnya menambahkan. Saya menatap tumpukan novel yang jatuh berdebum dihadapan saya. Tebal-tebal memang. Sepertinya ia memanfaatkan momen jarang-jarang ke Medan untuk menambah bacaan. Digital Fortress, Da Vinci Code, Midnight Children dan satu buku agak tipis, JOKER by Valiant Budi. Aha, sepertinya saya menemukan teman begadang malam ini.
Setelah menamatkan Columbiana dan melanjutkannya dengan Premium Rush saya memang belum mengantuk sama sekali. Jadi saya putuskan untuk membaca JOKER agar bisa sedikit merasa lelah dan ya syukur-syukur ketiduran. Tapi saya salah pilih buku, seharusnya saya berusaha membaca Midnight Children. Saya tidak bisa melepas novel ini dari tangan saya. Mata saya yang sedikit lelah setelah menonton dua film berturut-turut tanpa menggenjot tombol fast forward semakin melotot. dari halaman pengantar oleh editor untuk cetakan ke-2 by Windry Ariestanty lanjut deh BAB I . Begitu seterusnya. Sampe tuntas entah jam berapa.
Joker ~ Ada Lelucon di Setiap Duka~ Adalah novel Valiant Budi ke-3 yang saya baca setelah Bintang Bunting dan Kedai 1001 Mimpi. Saya pengen baca Kala Kali juga, tapi berhubung ada begitu banyak buku yang saya beli karena lapar mata belum terbaca, saya tunda.
Saat dulu membaca Bintang Bunting saya melihat tulisan Nominasi Penulis Muda Berbakat Khatulistiwa Literary Award, jujur itu lah alasan saya membacanya. Dan novel JOKER adalah novel yang mengantarkan Valiant Budi masuk nominasi penghargaan sastra bergengsi Indonesia tersebut. Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya semalam *tidak bisa juga dibilang semalam, karena jelas saya membacanya lewat pukul 00.00 WIB dimana seharusnya dunia memasuki fase jelang kiamat versi suku Maya* saya akhirnya menuntaskan rasa penasaran saya. Saya melahap karya perdana Vabyo ini sekali jalan.
Novel ini dibuka dengan adegan tragis, seorang pria yang tengah merasakan kebahagiaan sambil nyetir malah berakhir menabrak gardu tiket tol. Di pembukaan ini dituturkan mereka adalah sepasang umat manusia, laki dan perempuan.
Cerita tiba-tiba berpindah ke ruang rawat rumah sakit dimana seseorang tengah terbaring dan merasakan ada yang mengawasi dibalik tirai pembatas antar tempat tidur. Bayangan menyeramkan melintas dikepalanya, ... tangannya panjang. Item banget! Kulit kepalanya kayak kebakar-bakar. Ia ketakutan setengah mampus namun masih sangat penasaran.
Cerita melompat ke sebuah ruangan yang dipenuhi aneka manusia yang berbicara sendiri. Mereka tidak gila, jangan tertipu. Mereka adalah calon-calon penyiar yang dipanggil interview hari itu dan sedang berlatih untuk mengokohkan skill dan menakut-nakuti saingannya. Dan untuk kali pertama seorang tokoh yang memiliki nama muncul disini, Brama B Meadiharja. ME-A-DIHARJA ! Jangan salah sebut namanya, karena ia bisa marah.
Nah, Brama inilah tokoh utama di JOKER, atau bukan hanya dia (?), dan ia saat ini tenagh berusaha agar diterima di White Wheel Radio, salah satu radio kesohor di kota Bandung. Ia memiliki misi lain dalam menjadi penyiar. Bukan karena cita-cita semasa kecil. Bukan. Bukan juga biar dianggap Gahoool gitu, juga bukan. Ia sedang berusaha mengejar (menguntit) gadis yang menjadi obsesinya semenjak SMA, Mauri.
Disini cerita mulai bergulir dan anda sebaiknya jangan mengikutinya dengan terburu-buru. Santai saja. Karena sebelumnya sudah membaca karya Vabyo, saya sedikit mengenali ciri khasnya yang menulis secara apa ya, dibilang slenge'an kurang tepat, dibilang sesukanya *ya iyalah sesukanya, dia yang penulis kok*, pokoknya cara Vabyo bercerita seperti mendengar seseorang bernarasi dengan rencana menipu pendengarnya habis-habisan lewat kalimat-kalimat yang terkadang menurut saya absurd. Vabyo mahir mempermainkan logika pembacanya. Sama seperti saat membaca Bintang Bunting. Bagi pembaca terburu-buru, mereka sampai tidak menyadari kepingan-kepingan puzzle yang berceceran dari awal sampai mereka terhenyak oleh kenyataan yang menunggu di akhir cerita. a very unexpected ending !
Tema utama Joker adalah tentang kepribadian ganda. Anda tidak akan menyadarinya sampai anda selesai membacanya. Ini adalah kelebihan Vabyo dalam merangkai cerita. Ia tidak akan menggunakan formula yang sama seperti penulis lainnya, tidak sekedar menggunakan alur maju, alur mundur, atau alur bolak balik. Karakter ciptaan Vabyo pun sangat solid dan tidak sekedar numpang lewat. Walaupun hanya figuran, tapi sangat mengena dan melekat di hati. Saya suka bagaimana Vabyo menampilkan Mona (Sang Idola), Anto (entah bagaimana caranya pertanyaan-pertanyaan bodoh itu tercipta), Marisa (Si poni tanpa spasi), Nonok (Office boy paling gaya merangkap mata-mata atasan), Akhsan (Produser Jembi), Dimas (Jaka bandung, kekasih hati Alia), Joseph (Fotografer with 1 D silver), Adel (Adek Brama) dan karakter-karakter lainnya. Mereka terasa hidup dan memang tercipta untuk berinteraksi dengan keseharian Brama dan Alia.
Finally, saya menutup novel JOKER dengan senyum puas dan berusaha tidur. Tapi tidak bisa! Saya terjaga sampai jam 8 pagi. Mata melek. badan lemas. Setelah gegulingan sampai menabrak tembok, saya akhirnya jatuh tertidur di pukul 9 dan terbangun oleh telepon di pukul 10. Apa yang saya lahap di dini hari tadi masih terngiang-ngiang dan saya memutuskan untuk menuliskannya ^^
Apa bedanya cinta dan nafsu, toh kedua sama-sama datang dari hati? - Cinta itu seperti rasa lapar. Lo bakal milih makanan yang sesuai selera buat bikin kenyang. Nafsu adalah selera itu sendiri. Dan kadang kalo kita ngelihat makanan yang sesuai selera, kita nggak butuh rasa lapar lagi.
...alter ego itu lebih ke kepribadian seseorang yang secara sadar memang sengaja dibuat untuk kepentingan tertentu,...Kepribadian ganda itu lebih ke suatu penyakit kejiwaan dimana yang timbul secara diam-diam, dimana salah satu penyebabnya bisa akibat dari trauma masa lalu...
Dan dari quote terakhir, saya menduga Mauri lah dalang dari kepribadian ganda Brama. Karena pria itu begitu terobsesi pada kecantikannya, dan Alia His other personality diam-diam mengaguminya walau tidak pernah diungkapkannya.
Happy Reading People ^^/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar