pict source : surgabuku.files.wordpress.com
Pride & Prejudice adalah sebuah roman klasik yang ditulis oleh Jane Austen, seorang penulis perempuan asal Inggris. Novel yang pertama kali dipublikasikan di tahun 1813 ini berkisah mengenai Elizabeth Bennet, atau yang akrab dipanggil Lizzy atau Eliza, putri ke-2 dari pasangan Mr & Mrs Bennet. Ia memiliki satu kakak perempuan yang cantik dan nearly 23, dimana usia ini dianggap mendekati perawan tua di Inggris awal abad ke-19, bernama Jane. Serta ada 3 orang adik perempuan lainnya, yaitu berurutan Mary ( tidak begitu menonjol walau berusaha sangat keras untuk menjadi sosok perempuan ideal dan bijaksana), Chaterine or Kitty (berusia 17 tahun dan kurang berkarakter), dan si bungsu Lydia yang sangat ceplas ceplos dan agresif.
Lima orang anak gadis Bennet belum ada yang menikah. Hal ini menjadi bahan pemikiran oleh ibu mereka, Mrs Bennet yang sangat memikirkan prospek pernikahan bagi keseluruh putrinya, terutama Jane yang paling cantuk dan sulung. Hingga suatu hari datanglah tetangga baru di lingkungan mereka yang menempati estat bernama Netherfield Park. Penghuni baru estat tersebut adalah pria lajang nan tampang bernama Mr Bingley. Ia menempati rumah tersebut bersama dua saudari perempuannya dan seorang kakak ipar serta seorang sahabat. Segera saja kedatangan mereka menjadi buah bibir, dan tentu saja tidak luput dari incaran para Ibu yang sedang berusaha mencarikan jodoh untuk para anak gadisnya, termasuk Mrs Bennet. Setelah memaksa Mr Bennet untuk mengunjungi Netherfield Park secara resmi (yang awalnya ditolak mentah-mentah oleh Mr Bennet), mereka akhirnya mendapatkan kesempatan untuk mendekatkan diri dengan Mr Bingley cs. Apalagi kemudian Mr Bingley sepertinya sangat tertarik dengan Jane, bahkan di kesempatan pesta dansa pertama mereka, Mr Bingley berdansa dengan Jane dua kali yang cukup memberikan gambaran betapa ia mengagumi gadis tersebut.
Sahabat Mr Bingley, Mr Darcy, juga merupakan bujangan tampan dengan kekayaan besar. Ia segera menarik perhatian khalayak Meryton. Hanya saja, unlike Mr Bingley yang ramah dan sopan, Mr Darcy adalah kebalikannya. Ia angkuh dan menjaga jarak. Tidak sedikitpun ia berusaha beramah tamah dengan penduduk Meryton. Tidak juga dengan keluarga Bennet. Dan Jane punya alasan bagus untuk membencinya. Selain perilakunya yang arogan, Mr Darcy juga menyebut Jane tidak menarik dan itu menyinggung perasaan gadis cerdas tersebut.
Keluarga Bennet bukanlah keluarga kaya apalagi berkelimpahan. Kehidupan mereka sepenuhnya bergantung kepada harta yang diwariskan kepada Mr Bennet berupa estat dengan nilai 2000 pund pertahun. Mrs Bennet berasal dari keluarga pengacara yang cukup kaya, dan ia menerima warisan sebesar 4000 pound. Hanya saja itu tidak akan cukup untuk menyokong kehidupan mereka sekeluarga. Plus, harta Mr Bennet akan jatuh kepada anak laki-laki dari saudaranya, Mr Collins, berhubung ia tidak memiliki seorang penerus.
Dan Mr Collins, yang telah menjadi seorang pendeta di Hunsford dan memiliki patron Lady Catherine de Bourgh, ,mengunjungi Longbourn untuk menawarkan perdamaian dan solusi mengenai harta warisan tersebut. Kedatangannya rupanya membawa misi lain. Ia memiliki ide untuk mempersunting salah satu putri Mr & Mrs Bennet . Jane menjadi pilihan pertamanya , hanya saja Mrs Bennet langsung mematahkan angannya karena Jane sepertinya akan segera bertunangan dengan Mr Bingley. Pilihannya beralih ke Elizabeth yang tentunya langsung ditolak oleh Elizabeth dan Mr Bennet, sementara Mrs Bennet berusaha memaksa Elizabeth untuk menerimanya agar warisan ayah mereka dapat diselamatkan.
Konflik semakin berkembang tatkala Mr Darcy mulai memiliki ketertarikan dengan Elizabeth, yang membuat saudari Mr Bingley cemburu, dan hubungan antara Jane dan Mr Bingley semakin dekat. Mr Collins akhirnya menikahi Charlotte, putri dari Mr & Mrs Lucas, sahabat baik Elizabeth. Tiba-tiba saja Mr Bingley memutuskan untuk pindah dan tidak kembali lagi ke Netherfield Park. Jane patah hati. Elizabeth pun semakin membenci Mr Darcy.
^^
Pride & Prejudice movie poster, source movies.zap2it.com
Novel ini saya baca setelah terlebih dahulu menonton filmnya dengan judul sama dan dibintangi oleh Matthew McFadyen as Mr darcy dan Keira Knightley as Elizabeth Bennet. Deretan famous name lain yang terlibat di film ini adalah Carey Mulligan as Kitty Bennet, Jena Malone as Lydia Bennet, Talulah Riley as Mary Bennet dan Rosamund Pike as Jane Bennet. Sebelum menonton film ini saya sebenarnya telah terlebih dahulu membeli novel versi terjemahannya yang diterbitkan oleh Bukune. Hanya saja saya tidak berhasil memahami isi novel ini. Entah dimanya yang salah. Bahasanya sangat membingungkan dan seperti tidak tertata dengan baik. Plus tulisannya yang kecil-kecil dengan single paragraph merupakan siksaan beruntun dalam membaca karya klasik.
The Five Bennets Girls in the movie version , source : destybacabuku.files.wordpress.com
Untung salah seorang housemate memutuskan untuk membeli novel dengan judul sama namun beda penerbit. Saya akhirnya melanjutkan membaca novel ini dari terbitan Qanita. Well done! Saya menikmati membacanya dari awal sampai akhir. Versi Qanita lebih tebal dan lebih enak dibaca, kalau menurut saya. Kualitas kertasnya dan terjemahannya jauh lebih bagus. Saya menamatkannya satu malam begadang. Novel ini tidak gampang dilepasklan begitu sdaja untuk dilanjutkan membacanya keesokan harinya. Benar-benar harus tuntas sekali jalan!
Jane Austen merupakan leader bagi penulis roman historis, dan umumnya para penggemar roman akan sangat tergila-gila bahakan sebagian fanatik akan karya-karyanya. Tidak heran, sampai saat sekarang ini pun, karya-karya Austen masih banyak dinikmati oleh berbagai kalangan dari berbagai generasi. Tidak sedikit karyanya yang diadaptasi menjadi drama panggung maupun film (baik itu televisi maupun layar lebar).
Jane Austen, the author. see her full bio here
Saya baru membaca satu karyanya, This Pride & Prejudice of course, dan saya telah jatuh cinta . Haha. Bagi saya Austen bercerita dengan lebih real dan indah dibanding another modern writer who write historical romance book yang pernah saya baca. Austen juga dengan apik menggambarkan latar belakang kisahnya. Saya seperti benar-benar merasakan Inggris di awal abad ke-19 yang penuh intrik romansa antar individu dan keluarga. Karakter Elizabeth yang cerdas, riang dan feminis juga sangat memikat dan saya rasa telah menjadi template karakter perempuan dalam berbagai novel roman. Hanya saja versi Austen benar-benar lebih cerdas dan nyata.
Saya penasaran apakah buku-buku Austen yang lain telah diterjemahkan dan diterbitkan versi bahasa Indonesia. Tentunya tidak rugi kalau saya harus mulai mengoleksinya .
Happy Reading People ^^/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar