Session ke-2 di bulan Januari adalah pemotretan untuk wedding day adat Batak di Bagan Batu, Riau. Ini bukan kali pertama saya masuk gereja untuk memotret pemberkatan. Pertama kali saya melakukannya adalah saat pernikahan my photographer friend, Ratni Hardiana. Saya grogi maha dewa. Saya tidak pernah berkeliaran di dalam gereja selama itu. Apalagi sebagai seorang muslim, saya berhijab dan itu menjadi objek tatapan heran dan bingung pengunjung lainnya. Tapi Miss Ratni yang sekarang sudah menjadi Mrs Simatupang (hehe) menguatkan saya untuk melakukannya. Saya sempat melakukan kesalahan paling memalukan saat di dalam gereja. Menaiki mimbar! Sumpah saya nggak tahu apa-apa aturan di dalam gereja, dan bahwa terlarang bagi yang bukan pendeta untuk menaikinya. Demi mendapatkan foto ekspresi sepasang pengantin saya harus di tegur oleh bapak-bapak dan ibu-ibu yang duduk di sebelah mimbar. Saya minta maaf berkali-kali karena merasa nggak enak dan membuat mereka tersinggung. Tapi tampaknya mereka memaklumi ketidaktahuan saya. Terima kasih atas kemaklumannya Pak, Bu. Anda semua memang berjiwa besar. Ini menjadi pelajaran buat saya agar tidak melakukan kesalahan yang sama kedepannya.
Menuju Bagan Batu, saya dan big boss Mr Berry G menggunakan transportasi kereta api. Kami menumpangi kereta api Sribilah Pagi yang berangkat dari Medan menuju Rantau Prapat pukul 08.15 WIB. terakhir kali saya naik kereta api adalah saat melakukan petualangan kecil yang berakhir bermalam di sarang banci dan pemabok di Tebing Tinggi. Menaiki kelas ekonomi yang disesaki penumpang segala usia dan penjual jajanan. Benar-benar sesak dan tidak ada kursi tersisa. Sehingga harus duduk di dekat toilet dan pintu kereta. Tapi kali ini berhubung tiket dibayari klien, kami naik kelas Bisnis, dengan harga tiket Rp80000.
Kereta berangkat tepat waktu dan kami segera duduk nyaman di gerbong bisnis yang dilengkapi AC. Adem bo`! Tapi perut kami kelaparan dan menjerit minta diisi. Kami memutuskan untuk memesan makanan di kantin. Dua porsi nasi goreng yang setelah dinikmati ternyata keasinan, tapi ayam gorengnya enak. Kejutan datang saat kami membayar, tagihan untuk dua porsi nasi goreng dan dua botol aqua adalah sebesar Rp58000 ! Fantastis untuk ukuran nasi goreng untuk sarapan pagi. Tapi dimaklumi semenjak itu adalah di atas kereta api!
Kami sampai di Rantau Prapat pukul 14.00 WIB, sambil menunggu jemputan datang, kami jalan-jalan muter-muter kota Rantau Prapat. Cuman sight seeing aja sih. Soalnya tidak ada objek menarik sama sekali buat difoto di kota ini, berhubung cuman naek becak dan muter dari stasiun ke Suzuya dan dari Suzuya balek ke Stasiun lagi. Tapi pengalaman paling menyenangkan adalah makan siang seporsi soto medan di Warung Soto Medan Rantau Prapat, lokasinya tepat di depan Stasiun KA Rantau Prapat. Kesan saya soal kota ini? Kota yang makmur sepertinya. Jalanannya lebar dan cukup bagus, bangunannya juga rame.Hanya saja umat manusianya yang kurang rame.
Kami akhirnya melanjutkan perjalanan menuju kota Bagan Batu pada pukul 18.00 WIB. Kenapa lama? karena kami menunggu tim make up artist yang terlambat datang sebab KA yang mereka tumpangi mengalami kerusakan di Stasiun Merbau. Sampai di kota Bagan Batu kesan saya langsung WOW. Saya tidak pernah benar-benar memperhatikan kota ini saat perjalanan darat lintas timur. Kota yang saya tandai cuman Kota Pinang. Bagan Batu sangat rame! Aktivitas kota ini benar-benar rame dan hidup! Pukul 20.15 WIB kami sampai di Hotel Bintang Mulia. A Nice Hotel. Setelah sedikit briefing soal acara keesokan harinya dan a late dinner, kami tidur.
Aktivitas yang sebenarnya dimulai pukul 04.00 WIB pagi-pagi sekali. Tim make-up sudah sibuk mengurus bunga-bunga segar yang sengaja dibawa dari Medan dalam boks sterofoam yang diberi es batu. Bunga-bunga tersebut digunakan untuk buket dan hiasan rambut pengantin.
Yosh, kelar mandi dan dandan rapi, mari mulai beraksi. Here's some of the moment capture by me. Not a great work really, still need lots of training and practice. But I'm happy =)
1
2
3
4
5
6
7
8
Dan Acara ini pun ditutup dengan 'Mangulosi' =)
Kami kembali ke Medan menumpangi Bus Chandra yang berangkat dari Bagan Batu pukul 20.45 WIB. Kelelahan namun lega pekerjaan satu udah kelar. Tinggal ketar-ketir Mr Boss Berry G berjuang d paska produksi =p haha. Begitu menyentuh kursi bus, mata saya langsung mau merem aja. Apalagi bus malam ini dilengkapi dengan bantal kecil dan selimut yang walau tipis tapi lumayan buat menahan tamparan AC. And then the engine is started. Time to sleep. Oh tidak, tolong matikan dulu itu VCD Pop Minang yang membahana tepat didepan saya! (entah beruntung atau sial, kami memesan tiket di saat-saat akhir tapi dapat kursi nomer 1 dan 2). Ah sudahlah, telan antimo saja ...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus