Kamis, 31 Januari 2013

Flower Hunting

Menyambut event pre-wed dua hari berturut-turut 2-3 Februari ini bikin saya, boss Berry G dan talent marketing kami yang baik hati dan berkawat gigi musti hunting aneka properti dan ide. Sebenarnya idenya ga ribet-ribet amat karena lokasi ekseskusi cukup berwarna dan mudah-mudahan nggak bakal bikin mati gaya. Hanya saja, properti kami sepertinya perlu sedikit di upgrade biar tidak terkesan monoton dan aji mumpung. Malu dong kalo di tiap pemotretan properti yang dipake ituuuuuuuuuuu aja. Ketahuan banget deh miskin (pelitnya) haha. 

Karena keseringan memotret pre-wed outdoor, maka tema piknik nggak jauh-jauh dari pilihan klien kami. Keranjang, buku, teko, gelas, dan bunga jadi must have items. Paling sering kami beli bunga asli karena stok bunga asli di Medan cukup banyak dan harganya lumayan bersahabat (kalau tahu tempat beli yang tepat). Hanya saja harga bunga satu keranjang besar itu cukup mahal, dan kalo musti beli setiap kali pemotretan bikin bengek juga. Akhirnya kami putuskan untuk menambah koleksi bunga plastik kami. Dengan bantuan Mr Hendra Lubis, akhirnya saya menjelajah kota Medan dalam rangka mencari keranjang piknik dan bunga-bunga plastik cantik. 

Tujuan pertama kami adalah di sekitar Gatsu, deket Berastagi Supermarket. Di sana memang banyak toko-toko yang menjual kerajinan rotan. Setelah menjelajah 5 toko, hanya toko ke-2  dan terakhir yang memiliki keranjang piknik yang mendekati keinginan kami. Hanya saja di toko ke-2 satu-satunya barang sudah dipesan orang dan kalau mau musti PO selama 1 minggu . Di toko ke-5 barangnya butek dan tidak menggugah selera kami untuk membelil selain harga yang ditawarkan kelewat mahal!.

Akhirnya kami dengan berat hati meninggalkan Gatsu untuk kemudian mencari di ACE Herdware Berastagi supermarket. Disini selain mencari keranjang piknik kami juga mencari aneka pot warni warna pastel yang imut. Sayang sekali, kami hanya menemukan yang cucoo seharga Rp6500 tapi warna yang tersedia hanya hijau lumut dan cokelat. Nggak selera. Gerak dikit ke pojokan yang sedang ditata sama kru Ace Hardware ada pot cakep warna pastel pink, ijo, biru dan oranye. Oh no, materialnya keramik dan harganya mahal. Kalau sempat pecah, retak, sumbing rugi bandar bang!

Gagal.

Karena tidak ingin buang-buang waktu, kami tancap gas segera ke Jalan Palangkaraya alias Pajak Hongkong. Disini memang terkenal sebagai surganya grosiran aksesoris dan pernak pernik. Salah satu toko bunga plastik disini sudah menjadi langganan saya sejak ...... errrrrr... kira-kira 2 bulan yang lalu, dan ini kali ke-3 saya belanja di sana haha. Setelah lihat-lihat dan menentukan pilihan, kami memotret bunga yang cucoo dan mengirimkannya via  whatsapp ke Boss Berry G. Karena permasalahan sinyal, kami sempat termenung di luar toko menunggu balasan sambil nonton pengamen bertampang elite berkeliaran menarik perhatian cici dan koko pemilik toko di sepanjang Jalan Palangkaraya. Karena berwajah oriental dan berdandan rapi jali sepasang pengamaen yang terlihat seperti Ibu dan Anak (kalo nggak Tante dan berondong) ini mendapat tatapn sinis dan heran umat. Si Ibu mengenakan blus dengan motif berbling-bling dan legging, si anak membawa ransel dan speker kecil mengenakan kaos hitam, jeans dan ber sunglasses gelap.  Si ibu sangat pe-de menggelinjang sambil memainkan tamborin, sementara si anak stay cool di belakangnya. Tidak jelas apa motivasi duo pengamen ini. Entah untuk tujuan materi atau lelocon moral. 

Setelah duo pengamen berlalu, boss Berry G akhirnya merespon kami. Yeup, Flowers are you ready? 

Pilih dipilih, kami memutuskan untuk membeli 9 tangkai bunga mungil dan seikat mawar kuning. Harganya berbeda-beda tiap ikatnya.  Ada yang Rp 7000, ada yang Rp9000 dan Rp 15000.

Setelah belanja bunga giliran alas piknik yang musti dipercerah warnanya. Di Pajak Sentral kami menemukan yang cucoo di Toko pertama (sebenarnya saya kurang sreg dengan harganya, hanya saja berhubung kami berdua sama-sama capai dan kelaparan, ya sudah, beda Rp 2000 saja). Kami mendapatkan alas piknik baru berwarna merah dan biru.

Setelah mendapatkan alas piknik, kami mampir ke Yuki Simpang Raya untuk mencari bunga plastik yang cantik untuk dibikin rangkaian bunga buat di taro di kepala. Sayangnya setelah muter-muter 3 lantai kami menemukannya dan harganya sangat mahal! Nggak jadi beli deh. Kurang worth it juga buat investasi. Tapi kami menemukan keranjang idaman kami! Yey!

Berhubung hari mulai senja, kami memutuskan untuk menyudahinya. Saya diantar bang Hendra ke Tasbi karena mau ketemu Michitsuna dan Pak Tukang yang akan membantu kami mengerjakan properti proyek kami yang lain. Disambut hujan gerimis dan kilat menyambar, saya berpisah dengan pria baik hati itu di depan Super Swalayan. 

Setelah urusan dengan Pak Tukang beres, saya dan Michitsuna mampir ke Swalayan iseng buat nge-cek bagian peralatan rumah tangga mana tau ada ember yang cucoo. Iseng saya berbuah berkah. Ada. Dan harganya Rp 5700 saja Hahaha. 

So, misi hari ini tuntas tanpa ada prahara... dan dibawah ini adalah hasilnya =)


Rabu, 30 Januari 2013

Lady Quartets

Kesamaan dari kami berempat adalah:
1. Sama-sama lulusan Departemen Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
2. Bekerja di bidang yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan background sarjana kami 
3. Sama-sama pernah bekerja menjadi kasir di taman bacaan, rental buku dan penjulan buku Rumah Buku Medan, yang sudah gulung tikar semenjak 2011


3 hal di atas adalah clue yang membuat kami sering menghabiskan waktu bersama. Kami bukan teman satu genk yang kompak sangat, bukan. Terkadang waktu dan keadaan memaksa kami untuk kumpul dan galau bersama. Selebihnya, tidak ada hal yang membuat kami harus saling nempel satu sama lain. But we still call each others best friend! haha, peace!



Setelah pemotretan ini, saya berpikir akan seperti apa jadinya kami 10 tahun mendatang? Apakah angan dan cita-cita kami masih belum terlambat untuk diwujudkan. Apakah Friska berhasil jadi PNS, apakah saya berhasil jadi seorang entrepreneur-wati sukses, apakah Asti sudah menajadi ibu sosialita gahool dan Suci berhasil mempertahankan kecantikannya secara dia lebih tua ** tahun dari kami bertiga (HAHAHA) . We'll see. 


Selasa, 29 Januari 2013

Picture in The Dark

Lama tidak membelai pinsil dan kertas, tangan saya akhirnya lose control mencoret-coret permukaan kertas pada pukul 11.30 WIB malam di tengah kondisi Medan mati lampu! (Kawasan Medan Selayang khususnya).

Berhubung banyak nyamuk dan mata saya mulai perih karena minimalisnya cahaya, saya menggambar sedikit tergesa-gesa sambil tangan kiri bermanuver garuk tepok di segala bagian bodi. 

Hanya satu biji lilin berdiameter 3 cm menemani. Dan ketika akhirnya saya menyerah dan tidak meneruskan lagi, saya putuskan untuk memotret hasil setengah jadi akhir karena tidak mungkin menggunakan scanner semenjak ketiadaan tenaga listrik. 



-____-"


Senin, 28 Januari 2013

Best Spots To Shoot In Medan #3 Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Dalam rangka bachelor party untuk dua sahabat perempuan yang akan segera melepas masa lajang, Asti dan Suci, saya dan kawan-kawan malakukan sebuah sesi pemotretan dengan tema reuni di depan perpustakaan Universitas Sumatera Utara. 

Sudah hampir dua tahun sejak kami meninggalkan masa-masa bergaul a la mahasiswi yang doyan ngeceng dan jajan di Pajak USU. Saat ini ketika kami berkumpul kembali topik yang kami bahas sudah bukan soal bunpoo, kanji dan kaiwa lagi. Tapi berubah menjadi masalah gaji, rekan kerja yang menyebalkan, bos yang bagai tukang perah susu sapi dan pasangan hidup di masa depan. 

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara sudah sejak zaman dahulu kala populer sebagai lokasi hunting fotografi. Baik itu untuk keperluan komersil, hobi maupun narsis semata. Apalagi sejak tahun 2011 perpustakaan ini direnovasi dan diperluas. Tidak ketinggalan taman di sekitarnya dipercantik sehingga makin ciamik dijadikan background. 

Salah satu spot paling asyik adalah kolam bunga teratai di depan pintu masuk perpustakaan. Dulunya hanya kolam biasa dengan air butek, nggak cantik-cantik amat. Tapi sekarang kolam tersebut bertransformasi menjadi kolam rupawan yang mengundang decak kagum para wisatawan (haghaghag).

Tiga jam berpose didepan perpustakaan cukup membangkitkan emosi akan kenangan saat jadi mahasiswi. Apalagi perpustakaan adalah puncak dari ritual mahasiswa/i sejagad, skripsi!. Semua mahasiswa/i pasti nyembah perpustakaan dan segenap krunya. 

These are some of our picts taken by TROTOA photographer, Mr Richard  Berry Ginting... 

1

2

3

4

5

6

7


So, what are you waiting for? Happy hunting ^^/

North Sumatera's Melayu Wedding Ceremony

Pada 26 Januari 2013, saya berkesempatan mengabadikan momen-momen sakral upacara pernikahan adat Melayu. Ini kali pertama saya melihat prosesi adat Melayu di Sumatera Utara. Kalau prosesi Batak dan Karo sudah sering, apalagi Minang.

Prosesi pernikahan dengan adat Melayu ternyata cukup unik dan semarak. Warna kuning mendominasi dekorasi acara. Sanking kuningnya, mata saya sampai silau dan berkunang-kunang kalau ngeker di kamera terlalu lama, haha.

Karena prosesi akad nikah sudah dilakukan sebelumnya dengan adat Jawa (pengantin perempuan adalah keturunan Jawa, manten laki adalah pria Melayu) maka upacara adat Melayu yang dilaksanakan melanjutkan prosesi setelah akad nikah. Berhubung yang bersuku Melayu adalah pihak laki-laki jadi, dalam prosesi ini kedua mempelai bertukar posisi sementara. 

Awal dari prosesi ini adalah kedatangan mempelai pria di rumah pengantin wanita. Si pengantin wanita akan menunggu di pelaminan sementara pengantin pria diarak oleh rombongannya.

1
2

Kira-kira 100-200 meter dari rumah pengantin perempuan, rombongan pengantin pria diwakili oleh pemuka adat akan mengumumkan kedatangan mereka agar pihak pengantin perempuan bersiap-siap. Prosesi ini melibatkan berbalas pantun yang kadang sangat jenaka dan memancing tawa, khas budaya Melayu Sumatera.


Perjalanan pengantin pria tidak akan mulus karena pihak pengantin perempuan telah mempersiapkan berbagai rintangan yang memerlukan 'kunci' untuk membukanya. Pertama pengantin pria akan menghadapi hempang batang berupa sebatang pohon pisang kecil (mungkin dulunya ukuran asli dewasa, tapi karena dunia makin dipermudah teknologi jadinya memakai batang pisang yang masih kecil hehe). Setelah berbalas pantun dan mengajukan syarat, maka pengantin pria wajib menyerahkan kunci emas sebagai pembuka jalan yang dihadang hempang batang tadi. Secara simbolis, salah satu dari rombongan pria akan menebas putus batang tersebut dan mereka melanjutkan perjalanan.


Lewat hempang batang, selanjutnya adalah bertukar tepak , dimana kedua belah pihak bertukar kotak kayu emas yang isinya saya nggak tahu apa :p


Setelah prosesi ini selesai, pengantin pria akan menghadapi hempang pintu, dimana dua orang dari pihak pengantin perempuan akan membentangkan selembar kain panjang menutupi jalan. Setelah berpantun dan menyerahkan syarat, hempang pintu dibuka dan pengantin pria masuk ke dalam rumah.


Sesampainya di depan pelaminan dimana pengantin perempuan yang cantik sudah menunggu, masih ada cobaan yang menghadang. Hempang kipas. Disini dua orang perempuan menutupi pengantin perempuan dengan selembar selendang. Lagi-lagi berpantun dan membayar syarat menjadi solusi. 


Setelah hempang kipas dibuka kedua pengantin dipersandingkan di pelaminan untuk selanjutnya dilaksanakan acara tepung tawar.



Setelah tepung tawar, acara selanjutnya adalah makan bersama berhadap-hadapan. Disini sebelum makan, pasangan pengantin akan melakukan serangkaian prosesi diantaranya mencabut bunga bon-bon (disini dilihat siapa paling cepat dan paling banyak, seperti di adat Jawa dimana pengantin menarik ayam. Barang siapa yang mendapat lebih banyak atau besar berarti rejekinya yang lebih baik ), mencari barang tersembunyi dalam nasi  dan sebagainya. Setelah saya browsing sana sini rupanya maknanya adalah tentang bagaimana pasangan pengantin tersebut akan senantiasa saling menopang dalam kehidupan berumah tangga.









Saya bukan pakar kebudayaan Melayu, jadi apa yang saya jabarkan disini adalah segala sesuatu yang saya lihat dari sudut pandang awam saya. Prosesi pernikahan adat Melayu Sumatera Utara sangatlah unik dan meriah. Kebahagiaan jelas terpancar dimana-mana belum lagi acara bertukar pantun yang sukses memancing gelak tawa di setiap tahapan acara. Bagi saya ini adalah sebuah kesempatan menjadi bagian dari peristiwa budaya. Semoga para calon pengantin di masa depan tidak kapok menjalankan ritual kebudayaan. Karena satu hal yang pasti, pernikahan memegang peranan penting dalam memelihara adat istiadat. Di dalam sebuah pernikahan, berbagai unsur kebudayaan terlibat di dalamnya. Kuliner, sandang, sistem kemasyarakatan, bahasa, seni  dan lain-lain memegang peranan penting di setiap tahapan. Dalam pesta pernikahan ini, saya menyaksikan bentuk kebudayaan Melayu utuh dalam satu hari. 

Terakhir saya mendoakan kebahagiaan untuk pasangan pengantin Wira dan Diyah yang foto-fotonya saya unggah di atas. Semoga segera mendapat momongan dan membina keluarga SaMaRa ^^/.

Crafting Night

Roommate saya beberapa bulan yang lalu pernah nyeletuk, "Semak kali lah barang-barang mu itu kak..."

Saya tidak tersinggung. Karena itu kenyataan. Saya tipe penimbun, yang kalo di The Hollywood Investigation Fox Crime disebut hoarder. Walo nggak separah orang-orang di acara tersebut, tapi barang-barang yang saya simpan bisa dibilang mulai memenuhi sudut-sudut rumah kontrakan saya dan kawan. Saya menyadari hal tersebut dan dalam beberapa bulan sekali saya akan bongkar-bongkar barang tersebut untuk dipilah-pilah mana yang sepertinya masih akan terpakai dan mana yang pada beberapa bulan sejak pembongkaran dan pemilahan terakhir sama sekali tidak dipakai. Aktivitas ini sukses mengkarduskan 1-2 barang-barang timbunan saya untuk dibototkan atau dibakar di tanah kosong di depan rumah.

Jenis-jenis barang yang saya suka simpan biasanya adalah sebagai berikut :
1. Majalah Fashion, Animasi dan Film (This is my hobbies!)
2. Manik-manik, mote, rantai, bandul, dan bahan baku membuat aksesoris. Baik itu yang saya beli sendiri mau pun dari aksesoris lama yang sudah rusak atau saya preteli.
3. Bonus-bonus dari majalah Fashion, Animasi dan Film... ( I am a Bonus Hunter, apalagi kalo bonusnya notes atau collectible card film atau anime favorit saya)
4. Kertas-kertas coretan gambar saya baik yang jadi 100 %, yang cuman setengahnya saja ( hilang mood di tengah jalan), dan yang coretan-coretan mini (biasanya saya menggambar manusia -kebanyakan cewek) dengan berbagai style busana)
5. Baju-baju dengan style unik dan biasanya TIDAK PERNAH SAYA PAKAI SAMA SEKALI, dibeli biasanya karena bagus buat difoto. Syukurlah saya belinya di Pamela!

Nah, barang-barang diatas sebenarnya ukurannya kecil-kecil dan gampang diselipin. Namun kalo sudah dalam jumlah banyak dan dikardusin jumlahnya tiba-tiba bisa melonjak drastis dan menyilaukan mata. Alasan saya menyimpan benda-benda di atas adalah karena kegunaannya bagi saya. Majalah fashion adalah referensi bagus untuk belajar fotografi dan menggambar proporsi tubuh manusia (selain saya dulu punya obsesi jadi desainer fashion tentunya), majalah animasi juga sama, saya memanfaatkannya untuk belajar mengedit gambar saya dengan photoshop dan majalah film adalah guru besar saya kalau mau beli DVD bajakan. Manik dan mote adalah hobby lain saya dalam merangkai aksesoris yang sering saya jual di event-event seperti Bunkasai dan gathering. Bonus-bonus majalah seperti notes manfaatnya ya  buat dipakai sehari-hari dan collectible cardnya saya jadikan pembatas buku karena koleksi buku saya lumayan banyak dan sering dipinjam teman-teman. Daripada halamannya dilipat mending tiap novel dan komik saya selipin collectible card yang saya timbun biar bisa dimanfaatkan oleh peminjam buku.

Tapi namanya juga waktu terus berjalan dan hal-hal baru tetap keluar masuk kehidupan saya. Begitu juga barang timbunan baru. Saya menyiasatinya seperti dengan cara mengkliping halaman-halaman foto-foto fashion, ads, dan artikel yang saya anggap perlu dan memindahkan sebagian besar buku-buku saya ke kampung halaman saya di Batusangkar.

Hari ini setelah bertemu dengan Ibu Konsul Jepang dan Ibu Khadijah di gedung PKK, saya dan Michitsuna mampir ke Sun Plaza untuk makan siang. Setelah menandaskan menu makan siang kami, paket delight berdua paling murah dengan pizza tanpa pinggiran dan minuman cola tidak bisa diganti di Pizza Hut, kami mampir ke Paper Clip untuk meriset harga bahan-bahan untuk mendekorasi ruang acara Ikebana, Chanoyu dan Demonstrasi pemakaian Yukata di tanggal 6 Februari nanti. Disinilah kebiasaan buruk saya kumat, lapar mata melihat benda-benda kecil dan imut. Hasilnya saya keluar dari Paper Clip dengan membeli 2 mote kayu warna warni dan satu cutter kenko. Padahal niat awalnya cuman mau lihat-lihat saja dan selanjutnya ke Hypermart beli air mineral lalu pulang.

Berhubung sudah beli mote lagi dan sepertinya akan menambah timbunan barang-barang saya, maka saya sedikit memaksakan diri untuk melakukan sesuatu atas mote dan manik tersebut. Kebetulan, 2 minggu yang lalu saya menemani Miss Sari Hati berbelanja manik-manik dan mote untuk membuat aksesoris di Pasar Rame. Saya tergoda membeli beberapa pieces kaitan metal dan tali temali warni warna. Dan finally, benda-benda kecil itu kepake juga. Lumayan, jadi 5 biji barang yang bisa saya jual saat Bunkasai USU 2013 yang rencananya diadakan akhir Maret.

(One of) My Magic box ^^

1

2

3

4





BMC on Aplaus The Lifestyle

Aktivitas tulis menulis saya di blog ini mulai menggeliat lagi semenjak salah satu teman mengajak saya bergabung dalam komunitas blogger Medan bernama Blogger Medan Community (BMC). Blog saya ini sudah berlumut, berdebu dan nyaris jadi fosil karena tidak tersentuh.  Setelah masuk ke dalam grup di facebook dan melihat-lihat isi dan profil blogger lain, saya jadi termotivasi untuk nge-blog lagi. Dulu saya pikir kalo nge-blog musti jago nulis panjang kali lebar. Ternyata tidak musti juga seperti itu. Kadang sebuah foto dan kalimat caption pendek juga bisa menjadi sebuah postingan blog. Dan isi blog juga tidak harus sekonyol Raditya Dika dan blogger daily life humor lainnya, it's simply personal and be your self.

Walau aktivitas grup BMC lengang luar biasa bagi saya yang masih ijo ini sudah luar biasa. Saya menjadi lebih aware dengan lingkungan saya sendiri, dan saya jadi termotivasi untuk menulis lagi dan menularkannya ke orang-orang di sekitar saya. 

Pada sebuah kesempatan yang jarang datang dan kalo pun datang bagaikan halilintar, saya dihubungi teman yang mengundang saya bergabung di BMC, Ekarina Ginting, untuk ikut dalam sesi wawancara dengan salah satu tabloid lifestyle yang paling laku di Medan, Aplaus The Lifestyle. Awalnya saya minder karena saya adalah nobody. Tapi ga pa pa lah, numpang eksis dan nyelip kalo ada sesi foto bareng, kekekeke, itung-itung nambah relasi. Karena jujur saja saya hanya kenal beberapa orang di BMC, itu pun karena memang kenal sudah lama dan menahun.

Saya datang terlambat karena ingin sedikit mencuri perhatian di menit-menit terakhir (bahhh...). Dan ketika saya muncul, di lobby Santika dyandra sudah ready beberapa anggota BMC lainnya, diantaranya Bang Tonggo Simangunsong, Kak Ledy Simanjuntak dan Pak Sam Harianja dan tentunya reporter Aplaus, Rika Zulhaini Utami. Wawancara sudah mulai dari tadi dan akan segera berakhir. Sempat sedikit chit chat masalah enaknya nge-blog itu apa, tahu-tahu sudah masuk sesi foto bareng aja haha. Ya sutra lah, langsung kita begaya saja.

Finally, edisi Aplaus yang memuat BMC terbit juga. Saya awalnya tidak begitu ingat kalau tanggal 25 Januari artikel mengenai BMC akan muncul berhubung tanggal 20-28 adalah minggu paling hectic di bulan Januari dengan jadwal TROTOA yang padat merapat. Ketika sedang menunggu salah seorang teman di gang Sumber USU, saya mampir ke tukang koran langganan buat numpang baca gratis. Begitu saya muncul, si Abang langsung nyeletuk. "Eh Wilma, ada kau lah di Aplaus." Aha...

Karena saya jarang-jarang masuk media, terakhir saya diliput adalah 3 tahun lalu di sesi berita kriminal saat laptop saya dijambret. Berhubung setelah di cek artikelnya wajah saya nongol dua kali, ya saya beli lah. Walau nama saya tidak disinggung sedikit pun. Hahaha. Udik udik... 

Aplaus The Lifestyle Back To Blog Edition =)

'Pojok' Blogger Medan Community


Jumat, 25 Januari 2013

To Bagan Batu, With Love...

Session ke-2 di bulan Januari adalah pemotretan untuk wedding day adat Batak di Bagan Batu, Riau. Ini bukan kali pertama saya masuk gereja untuk memotret pemberkatan. Pertama kali saya melakukannya adalah saat pernikahan my photographer friend, Ratni Hardiana. Saya grogi maha dewa. Saya tidak pernah berkeliaran di dalam gereja selama itu. Apalagi sebagai seorang muslim, saya berhijab dan itu menjadi objek tatapan heran dan bingung pengunjung lainnya. Tapi Miss Ratni yang sekarang sudah menjadi Mrs Simatupang (hehe) menguatkan saya untuk melakukannya. Saya sempat melakukan kesalahan paling memalukan saat di dalam gereja. Menaiki mimbar! Sumpah saya nggak tahu apa-apa aturan di dalam gereja, dan bahwa terlarang bagi yang bukan pendeta untuk menaikinya. Demi mendapatkan foto ekspresi sepasang pengantin saya harus di tegur oleh bapak-bapak dan ibu-ibu yang duduk di sebelah mimbar. Saya minta maaf berkali-kali karena merasa nggak enak dan membuat mereka tersinggung. Tapi tampaknya mereka memaklumi ketidaktahuan saya. Terima kasih atas kemaklumannya Pak, Bu. Anda semua memang berjiwa besar. Ini menjadi pelajaran buat saya agar tidak melakukan kesalahan yang sama kedepannya. 

Menuju Bagan Batu, saya dan big boss Mr Berry G menggunakan transportasi kereta api. Kami menumpangi kereta api Sribilah Pagi yang berangkat dari Medan menuju Rantau Prapat pukul 08.15 WIB. terakhir kali saya naik kereta api adalah saat melakukan petualangan kecil yang berakhir bermalam di sarang banci dan pemabok di Tebing Tinggi. Menaiki kelas ekonomi yang disesaki penumpang segala usia dan penjual jajanan. Benar-benar sesak dan tidak ada kursi tersisa. Sehingga harus duduk di dekat toilet dan pintu kereta. Tapi kali ini berhubung tiket dibayari klien, kami naik kelas Bisnis, dengan harga tiket Rp80000. 


Kereta berangkat tepat waktu dan kami segera duduk nyaman di gerbong bisnis yang dilengkapi AC. Adem bo`! Tapi perut kami kelaparan dan menjerit minta diisi. Kami memutuskan untuk memesan makanan di kantin. Dua porsi nasi goreng yang setelah dinikmati ternyata keasinan, tapi ayam gorengnya enak. Kejutan datang saat kami membayar, tagihan untuk dua porsi nasi goreng dan dua botol aqua adalah sebesar Rp58000 ! Fantastis untuk ukuran nasi goreng untuk sarapan pagi. Tapi dimaklumi semenjak itu adalah di atas kereta api!

Kami sampai di Rantau Prapat pukul 14.00 WIB, sambil menunggu jemputan datang, kami jalan-jalan muter-muter kota Rantau Prapat. Cuman sight seeing aja sih. Soalnya tidak ada objek menarik sama sekali buat difoto di kota ini, berhubung cuman naek becak dan muter dari stasiun ke Suzuya dan dari Suzuya balek ke Stasiun lagi. Tapi pengalaman paling menyenangkan adalah makan siang seporsi soto medan di Warung Soto Medan Rantau Prapat, lokasinya tepat di depan Stasiun KA Rantau Prapat. Kesan saya soal kota ini? Kota yang makmur sepertinya. Jalanannya lebar dan cukup bagus, bangunannya juga rame.Hanya saja umat manusianya yang kurang rame.

Kami akhirnya melanjutkan perjalanan menuju kota Bagan Batu pada pukul 18.00 WIB. Kenapa lama? karena kami menunggu tim make up artist yang terlambat datang sebab KA yang mereka tumpangi mengalami kerusakan di Stasiun Merbau. Sampai di kota Bagan Batu kesan saya langsung WOW. Saya tidak pernah benar-benar memperhatikan kota ini saat perjalanan darat lintas timur. Kota yang saya tandai cuman Kota Pinang. Bagan Batu sangat rame! Aktivitas kota ini benar-benar rame dan hidup! Pukul 20.15 WIB kami sampai di Hotel Bintang Mulia. A Nice Hotel. Setelah sedikit briefing soal acara keesokan harinya dan a late dinner, kami tidur.

Aktivitas yang sebenarnya dimulai pukul 04.00 WIB pagi-pagi sekali. Tim make-up sudah sibuk mengurus bunga-bunga segar yang sengaja dibawa dari Medan dalam boks sterofoam yang diberi es batu. Bunga-bunga tersebut digunakan untuk buket dan hiasan rambut pengantin.

Yosh, kelar mandi dan dandan rapi, mari mulai beraksi. Here's some of the moment capture by me. Not a great work really, still need lots of training and practice. But I'm happy =)

1

2

3

4

5

6

7

8

Dan Acara ini pun ditutup dengan 'Mangulosi' =) 


Kami kembali ke Medan menumpangi Bus Chandra yang berangkat dari Bagan Batu pukul 20.45 WIB. Kelelahan namun lega pekerjaan satu udah kelar. Tinggal ketar-ketir Mr Boss Berry G berjuang d paska produksi =p haha. Begitu menyentuh kursi bus, mata saya langsung mau merem aja. Apalagi bus malam ini dilengkapi dengan bantal kecil dan selimut yang walau tipis tapi lumayan buat menahan tamparan AC. And then the engine is started. Time to sleep. Oh tidak, tolong matikan dulu itu VCD Pop Minang yang membahana tepat didepan saya! (entah beruntung atau sial, kami memesan tiket di saat-saat akhir tapi dapat kursi nomer 1 dan 2). Ah sudahlah, telan antimo saja ...



Minggu, 20 Januari 2013

1st Sesion on Januari

Hari ini debut resmi saya sebagai tukang foto kawinan!

Bangun pagi-pagi sekali pukul 04.00 WIB. Langsung mandi dan mempersiapkan barang bawaan. Cameras, Tripod, Flash, Umbrella, Trigger, etc. Done.

Dan kemudian berangkat pagi-pagi buta menuju kota Binjai, Sumatera Utara dari Padang Bulan (Yang masih berlokasi di Sumatera Utara :p). Tanpa macet, jarak ini dapat ditempuh sekitar 30 menit. Tetapi kalau sudah including macet (maklum jalan lintas Provinsi) bisa makan waktu lebih dari satu jam. Dengan Mr Richard Ginting berperan sebagai rider Kawasaki Athlete , saya duduk manis sambil berlindung dari terpaan angin dibelakangnya sambil meluk tripod hehehe.

Klien kami kali ini adalah pasangan pengantin Jawa-Melayu. Prosesi akad nikah dilaksanakan hari ini, 20 Januari 2013, di rumah mempelai wanita dan dilanjutkan dengan acara tepung tawar dan resepsi dalam balutan busana adat Jawa.

Kami sampai di rumah mempelai wanita pukul 06.01 WIB. Kedatangan kami lebih cepat dari kedatangan make up artist. Jadi kami bisa selonjoran sambil mempersiapkan lighting. Make up artist datang tak berapa lama kemudian menit kemudian dan memulai pekerjaannya. Kami masih belum bisa memotretnya sampai ia mengenakan kerudungnya. Jadi kami berkeliling areal resepsi which is jalan di depan rumahnya yang sengaja disulap pake tenda dan menampung puluhan kursi dan meja (resepsi rumahan a la Indonesia) sambil memotret dekorasi pesta.

Saat itu masih jam enam pagi. Udara masih bersih dan matahari juga baru bangkit. Masih sangat segar dan menentramkan. So lets make a memory for today, cheers!

Morning Light 1

Morning Light 2

Morning Light 3


it was so tiring yet so exciting. I'm happy for this new part time job, Haha. At least i can pay my bills for the next month. Hehehe. Tugas kami berakhir pukul 20.00 WIB. I can say that i worked 14 hours today. But its a fun work and its worth it.


Rabu, 16 Januari 2013

Rebel, The Comedy Girl

Jika seorang aktor atau aktris bertubuh tambun, perannya pasti nggak jauh-jauh dari komedi. Ini juga pendapat sepihak dari saya yang tidak bertanggung jawab lho. Bayangkan saja anda sehari-harinya menikmati tayangan televisi di Indonesia menyaksikan aktor dan aktris bertubuh tambum dijadikan bahan lelucon dan masalah tubuh berisinya senantiasa sukses menyelamatkan suasana kaku dengan dijadikan bahan hinaan aktor aktris lain di sebuah sketsa komedi. Contoh nyatanya adalah Almarhum Ade Namnung, Pretty Asmara, Nunung, Okky Lukman de le le.

Salut deh sama aktor dan aktris yang demi sebuah profesionalisme stay cool walau dikatai 'karung beras', 'truk gandeng', atau 'gajah bengkak'. Terkadang walau seorang aktor/aktris bertubuh tambun melakoni peran serius, masih saja kadang lelucon mengenai berat badan tidak lepas dari mereka. Karena memang begitulah keseharian kita. Mengomentari apa yang tampak di luar saja. 

Namun itu semua berubah dengan hadirnya Adele yang bangga dengan curve-nya. Semua mata terpana dengan kualitas vokalnya dan bagaimana ia menyapu bersih Grammy. Atau bagaimana tragisnya nasib 'Precious' di movie berjudul sama diperankan dengan apik oleh Gabourey Sidibe. Siapa yang berani menghina Oprah Winfrey ? dia bertubuh curvy dan mengahasilkan jutaan dolar berkat kecerdasannya. Lalu ada vokalis Gossip, Beth Dito, yang vokal menghimbau agar designers tidak hanya mendesain baju untuk zero-size people, karena menurutnya ini adalah penyebab gadis-gadis belia craving for super skinny body.

Nah, salah satu Aktris bertubuh tambun yang belakangan membuat saya amazed adalah Rebel Wilson.  Kelahiran Australia 26 tahun yang lalu ini mengawali karir sebagai stand up comedian dan sudah populer di negeri asalnya sebelum hijrah ke USA. Biografinya boleh di cek di wikipedia .

Rebel Wilson at the premiere of 'Bachelorette' wearing dress from Tadashi Shoji. Image source thefashion-court.com

Berawal dari film 'What to Expect When You're Expecting' dimana ia berperan sebagai asisten Elizabeth Banks di toko khusus perlengkapan Ibu hamil dan Bayi. Karakter Wilson disini adalah karakter fat funny girl, karakter template di segala film untuk gadis gemuk yang bertugas melontarkan lelucon mengenai dirinya sendiri. Pertama kali melihatnya saya berpikir this girl is cute. Wajahnya yang chubby mengingatkan saya pada wajah balita yang menggemaskan. Dan Wilson tidak sekedar numpang lewat di film ini. Saya mengingatnya! Sampai saya menonton film lain yang juga ada aktris asal Australia ini berperan di dalamnya. 

Rebel Wilson And Elizabeth Banks on 'What to Expectt When You're Expecting', image source www.screenrush.co.uk


Next movie adalah 'This Means War' . Walau Wilson hanya muncul sebentar sebagai keluarga palsu yang dipalsukan oleh karakter Chris Pine untuk mengerjai Tom Hardy. She made me LOL

Wilson with Tom Hardy on scene of This Means War. image source http://charlidos.tumblr.com

Untuk kedua kalinya saya menyaksikan Elizabeth Banks, Anna Kendrick dan Wilson bermain dalam satu film adalah di  'Pitch Perfect', sebuah film mengenai grup akapela kampus. Kali ini saya bisa puas menyaksikan performa Wilson sebagai the next big HIT comedian. Wilson tidak muncul seupil seperti di Bridesmaids. Dan film ini juga lah yang sukses menjadikan saya sebagai one of Rebel Wilson new Fans !

Di 'Pitch Perfect', Wilson played fat Amy yang bernama asli Fat Patricia (?). Karakter ini sudah muncul nyentrik dari awal. Saya benar-banar tidak menduga setiap kalimat yang diucapkan Fat Amy berisi lelucon sekaligus sindiran tajam menghujam. Seperti saat scene dimana ia bertemu karakter Aubrey dan Chloe (yang diperankan oleh Anna Camp dan Brittany Snow). Aubrey said "You call yourself Fat Amy?" yang kemudian dibalas oleh Wilson ,"Yeah, so twigs bitches like you dont do it behind my back!"

Karakter Fat Amy bisa dibilang adalah karakter paling populer diantara karakter lain yang dimainkan tidak kalah apik oleh jajaran casts 'Pitch Perfect'. Skylar Astin mungkin berhasil mempesona saya dengan suaranya, Anna Kendrick juga berhasil memerankan karakter Beca yang complicated dan bercita-cita menjadi DJ, Aubrey by Anna Camp yang perfeksionis namun memimpin kelompok dengan kediktatorannya, dan karakter lain seperti Lily yang born te be look like fish and ate her twin in  the womb, Cynthia Rose the female gay character who had a serious gambling problem since she broke up with her girlfriend (And Fat Amy said ... "wohoo Here it comes, Lesbihonest!", Benji the singing magician, the sexy girl Stacie, dan jangan lupakan betapa menyebalkannya Bumper dan yah, the beat boxer who look like India boy, Donald. 

Banyak adegan di film ini khususnya yang memancing tawa diprakarsai oleh lelucon dan kehadiran Wilson sebagai Fat Amy. Adegan saat cardio, saat pemilihan penyanyi solo, pementasan pertama mereka ( Chloe : I am living with nodes, Aubrey: Oh Chloe, this is horrible, Fat Amy: Well, at least its not herpes..., or do you have that as well

Pitch Perfect OST cover, image source idolator.com

Film Wilson yang baru saja selesai saya tonton adalah 'Bachelorette' . Faktor mengapa saya menonton film ini adalah saya melihat Wilson sebagai cover mendominasi dibanding tiga aktris populer kurus yang menjadi tokoh sentral dan muncul lebih banyak di filmnya, Kristen Dunst, Isla fisher dan Lizzy Caplan. Di kisah yang menyerupai Bridesmaids ini Wilson tidak bermain terlalu komedik. Ia menjadi sedikit lebih serius dengan perannya sebagai Becky, seorang gadis yang semasa SMA berteman dengan 3 gadis populer yang sebenarnya selalu menjelek-jelekannya dibelakang. Becky menghargai persahabatannya dengan para gadis tersebut sehingga memintanya untuk menjadi Bridesmaids di hari pernikahannya. 

Bachelorette casts, image source www.aceshowbiz.com

Satu hal yang Becky tidak tahu, ketiga sahabatnya yang super classy dan cantik ini ternyata cemburu dengan becky yang berhasil menikah duluan dengan pria yang bisa dikatakan dambaan setiap perempuan normal. Kaya, baik hati, setia dan bonusnya GANTENG. Di malam sebelum hari pernikahan, ketiga gadis yang dipercayanya malah menciptakan kekacauan yang beresiko merusak acara pernikahan Becky!

Film ini sebenarnya berpotensi bagus, hanya saja serba nanggung dari segi kualitas menurut saya. Kualitas akting pemainnya juga biasa-biasa saja. Rebel Wilson pun tidak terlalu spesial di sini. Isla Fisher masih menempel dengan karakter Rebecca Bloomwood-nya. Dan Lizzy Caplan saya tidak ingat pernah menonton filmnya selain Bachelorette. Kristen Dunst mungkin sedikit mendapat simpati saya sebagai perempuan sukses yang cemburu dan frustasi dengan relationship-nya sendiri. Tapi atmosfer film ini terasa datar dan saya merasa karakter dari masing-masing gadis kurus ini tidak ada yang 'beres' sama sekali dan itu sangat mengganggu. Apalagi dua karakter yang dimainkan oleh Isla Fisher dan Lizzy Caplan mabuk dan fly lebih dari separoh film dimana konflik berlangsung, membuat saya gemas dan beranggapan ini berlebihan dan merusak suasana sementara plot cerita hanya berlangsung selama lebih kurang 12 jam.

Namun tema yang diangkat film ini sangat saya appreciate. Bahwa pertemanan sesama perempuan itu sedikit mengerikan. Apalagi ketika ada yang mendominasi dan ada yang diam-diam membentuk kelompok untuk merendahkan salah satu temannya sendiri. Seperti yang dialami karakter Becky di film ini. Dan fakta bahwa kecantikan tidak dapat menjamin hidup mu akan happily ever after seperti yang diungkapkan Kristen Dunst "Berpendidikan, cantik dan pacarmu seorang dokter sukses" tidak membuatmu bahagia. Kamu masih cemburu pada teman wanita mu yang kamu anggap nobody but a loser. Sedihnya ketiga gadis kurus ini memberi contoh tidak baik bagaimana cara mereka menjaga kecantikan, bulimic !.

Happy Watching Movies People !