Rabu, 27 Maret 2013

Some Picts From the 1st Day of Bunkasai USU 2013

Hari pertama digelarnya Festival Kebudayaan Jepang (Bunkasai) USU di tanggal 21 Maret 2013 saya datang terlambat. Ini adalah Bunkasai ke-5 yang dilaksanakan oleh Ikatan Mahasiswa Sastra dan Bahasa Jepang USU. Bunkasai pertama dimana saya tidak terlibat lagi dalam acaranya (kecuali di bazaar) dan bunkasai ke-2 dengan status saya sebagi alumni. Saya adalah golongan ex-mahasiswa yang mencintai aktivitas kampus sejenis ini. Jika Bunkasai adalah mata kuliah 4 SKS sudah pasti nilai saya A ! 

Saat saya datang, upacara pembukaan resmi acara ini sudah selesai, dan rombongan Omikoshi sudah bergerak mengelilingi kampus USU. Sambil membantu teman saya beres-beres stand, saya mengamati banyaknya pengunjung yang datang di hari pertama. Sebagian besar sudah berdandan  dengan gaya yang lucu dan unik, khususnya dengan J-style, berhubung ada kompetisi J-Style di hari tersebut. Tidak kalah dengan peserta lomba, panitia juga berdandan a la street fashion Harajuku dan Japanese School Girls. Mata saya jadi adem nengok yang lucu-lucu dan manis-manis.

Oke, ini adalah beberapa foto yang diambil di hari pertama Bunkasai. Di hari pertama saya cuman memotret beberapa pengunjung dan kesibukan di stand Tabemashou- Japanese Cuisine dan lomba J-Style, Otanoshimi...


Here comes the Omikoshi 
 
The Opening MC for Bunkasai USU

Tabemashou Tako-chef, Do you want some delicious and cheap takoyaki?

Steve from Tabemashou cooking Okonomiyaki

Panitia ber-Cosplay

Panitia ini juga ber-Cosplay

Dan berikut adalah beberapa gambar peserta lomba J-Style

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
The Youngest and the Cutest contestant, she's 12 by the way... 

15

16
17
18
19
20
21
22
23
The Winner, Yochin ^^/ FYI, Yochin bisa dibilang J-Stylish yang sudah populer di kancah cosplayer dan Japan themed events in Medan. Cewek yang masih SMA ini sudha sering menang kompetisi J-Style dan seringan sih dia tampil dengan style Wa-Loli di mix dengan Decora Style.

J-Stylish Medan
 
The Winners with Mr Akira Saito, Konsul Muda dari Konsulat Jenderal Jepang di Medan

Ini trip pertama Report dari Bunkasai USU 2013, lanjut ke hari ke-2 di postingan berikutnya ^^/

Kamis, 14 Maret 2013

Once Upon A Time...

Once upon a time, this story ever happened !

Saya sedang mengobrak abrik isi hard disk external milik Mr Berry G untuk mencari inspirasi untuk pemotretan. A lot referensi memang bertebaran di dalamnya. Mulai dari fashion magazine hingga photoshop magazine hingga behind the scene pemotretan fashion spread! Lama-lama saya nyasar dan malah mengulik folder lain dimana saya menemukan berbagai foto jadul Kenangan yang berasal dari sebuah tempat yang sangat akrab dengan keseharian saya. Tempat yang selalu menjadi bagian rutinitas saya sebagai mahasiswi. Tempat itu adalah Rumah Buku dan Kafe Buku !

Tempat yang satu ini bukan hanya sekedar lokasi kerja sambilan saya. Bukan hanya pelepas dahaga saya akan buku bacaan bermutu dan menambah wawasan, tapi juga tempat nongkrong saya dan kawan-kawan semasa Dont Cha and the gank, tempat janjian kalau mau melalak, dan tempat kopi darat dengan teman on line. This place means a lot! Not only for me but also for everyone around me. Banyak kawan-kawan saya yang akhirnya terlibat di Rumah Buku dan Kafe Buku ini. Mulai dari yang menjadikannya sebagai tempat nongkrong wajib juga, sampai yang akhirnya ikut-ikutan bekerja sebagai part timer disini.  Berawal di akhir Januari 2009, saya diundang Miss Ratni Hardiana (saat itu masih lajang) untuk bekerja sebagai additional cashier. Saya mendapat tugas jaga di hari Minggu karena Rumah BUku di masa itu ingin meraup pelanggan Minggu-an. Waktu itu gaji saya adalah Rp20000/hari, mulai bekerja dari pukul 10 pagi hingga pukul 6 sore. Saya mengisi kekosongan waktu kerja yang tidka bisa dipenuhi dua pekerja pria waktu itu, Boyke dan Roma, yang setiap Minggu adalah jadwal mereka ke gereja.

Berwal dari sana, saya mulai menjalin keakraban dengan para owner dan pengunjung. Ada banyak pengalaman lucu, haru, bikin stress dan banyak rasa lain tidak terlupakan di sana. Yang paling saya ingat adalah saya dua kali jadi korban kejahatan di Rumah Buku. Pertama saat laptop saya digondol maling, kedua saat laci Rumah Buku dibobol maling yang ikut meraup handphone saya, handphone dari kak eci untuk berjualan pulsa serta isi laci yang lagi melimpah ruah plus dompet saya yang berisi uang kuliah. Bisa dibilang saya pekerja dengan riwayat apes tersohor di Rumah Buku dan Kafe Buku.

Tapi hal tersebut tidak membuat saya kapok datang lagi dan lagi ke Rumah Buku dan Kafe Buku. Bagaimana tidak, setelah kehilangan laptop saya menggantungkan nasib skripsi saya pada laptop yang ditinggal kak Eci disana. Saya juga menggantungkan lambung saya tiap ujung bulan di tempat ini. Saya juga mengandalkan para owner dan sahabat-sahabat owner yang berkunjung saat mengerjakan skripsi. Kak Eka Dalanta, Kak Eka Rina, Kak Ruth, Bang Liston, Bang Vinsen, Kak Diana dan masih banyak lagi nama-nama yang berjasa memperluas cakrawala berpikir saya selama menjadi penghuni meja kasir Rumah Buku Dan Kafe Buku.

Sampai Rumah Buku Dan Kafe Buku akhirnya tutup, kenangan itu saya rasa tidak akan pernah hilang. Tempat ini adalah sanctuary saya. Tempat saya bisa menghabiskan waktu untuk tumbuh dan berkembang. Tempat yang menjadi bagian penting dalam sejarah hidup saya. 

Di sini saya pertama kali bertemu dan berkenalan dengan Mr Berry G yang menjadi partner kerja saya di TROTOA. Foto ini adalah salah satu adegan film dadakan kami mengenai Raja Minyak Arab dengan istri ke 4 dan ke-5 yang masih di bawah umur. 

Kenangan saat sebelum pembukaan Rumah Buku dan Kafe Buku secara resmi. Awalnya Rumah Buku hanya taman bacaan kecil di Gang Pamen, di depan Pajus Karona sekarang (sekarang menjadi depot air minum isi ulang). Setelah kontrak berakhir ricuh dengan si opung pemilik kios, Kami pindah ke Jalan Jamin Ginting No 514, tidak jauh dari Gang Sumber, Tepat di seberang Studio JG 411 dan kos-an lama saya.

Saya, Hanum dan Hanny saat melukis dinding Rumah Buku dan Kafe. Butuh satu minggu menyelesaikannya. Di belakang terlihat pria berkaca mata hitam. Namanya Rocky Barus, salah satu penghuni kos lantai 2 Rumah Buku dan Kafe.

Bang Poer, sempat menjadi manajer Rumah Buku dan Kafe. Perempuan bongsor satu lagi adalah mamih Ecie. Tetua sekaligus Yang Mulia Mamih cewek-cewek kasir. 

Salah satu aktifitas favorit saya di Rumah Buku adalah menggambar dan meminta mamih Ecie menggantikan saya di meja kasir hehehe

Setiap Sabtu di awal bulan selalu diadakan aktivitas yang fun dan menambah wawasan. Yang ini adalah sesi belajar gitar bersama Bang Alfons ya namanya? huekekekeke, maaf saya lupa...

Kalau yang ini sesi belajar menulis fiksi bersama penulis Medan, Kak Aisha Bashar.

Ini sih birthday party kak Ruth Barus. Di sini boleh dibilang sering diadakan pesta. Pesta ulang tahun mami ecie, Ulang tahun kak Ruth perayaan kelulusan Bang Liston (setelah 7 tahun kuliah!), dan pesta perpisahan dengan mamih Ecie yang meneruskan S2 ke Jogja. Our kind of party bukan hura-hura yang wah dan glamour. Kami seperti punya definisi sendiri soal WAH dan Glamour. Music and tuak plus bir!

From the Welcoming Home Party Kak Duma dari tanah Hindustan. Bindi party with Kare !

Selain hal-hal lucu dengan owner dan owners friends, ada banyak hal -hal tidak terlupakan berhubungan dengan pelanggan dan member Rumah Buku dan Kafe yang aneh bin ajaib. Mungkin akan terlalu panjang kalau saya tulis disini. Di post yang lain saya akan mengenang para mantan pelanggan yang paling membekas di ingatan saya akibat tingkah dan penampilan ajaib dan pilihan buku yang unik! Salah satunya mungkin tentang cowok yang doyan baca Harlequin romance !


Jumat, 01 Maret 2013

Dinner at The Ranch

Karena tidak sempat membawa my lil sis ke luar kota untuk jalan-jalan seperti rencana semula (ke Danau Toba atau pun ke Berastagi) akhirnya saya putuskan untuk meng-edukasinyamakan-makan  dari mall ke mall di kota Medan haha. Paling nggak saat dia pulang ke kampung kami dia sudah nyicip Medan Mall, Sun Plaza, dan Plaza Medan Fair kekekeke

Semalam sebetulnya saya mau membawa adik saya itu bertemu beberapa teman di Kopi Tiam Ong Dr Mansyur. Tapi berhubung salah satu teman membatalkan karena alasan urgent jadi kami yang sudah terlanjur dressed up memutuskan untuk jalan ke lokasi yang paling gampang dituju dari rumah kontrakan saya di kawasan pasar IV Padang Bulan.  Saya putuskan untuk membawanya ke lokasi wisata keluarga akhir pekan, Plaza Medan Fair.

Hal yang pertama kami lakukan adalah mencari tempat makan malam. Pilihan tempat makan di Plaza Medan Fair sebenarnya variatif dan tergolong terjangkau. Hanya saja saya sudah pernah makan di hampir semua tempat disini. Saya ingin adik saya makan di tempat yang interiornya bagus dan tidak terlalu ramai oleh umat manusia sehingga kami bisa makan sambil chit chat dengan tenang. Kebetulan Jumat malam Plaza Medan Fair sedang sepi, padahal hari itu tergolong weekend, tanggal muda (banget) dan ada pameran IT yang diadakan fumikom. Saya memutuskan membawanya ke sebuah kafe yang tergolong baru di lantai dasar, Ranch 57.

Kami memilih tempat duduk di pojokan paling belakang, alasannya? biar nyantai aja dan nggak diliatin oleh orang-orang yang cuci mata di areal tersebut haha. 

Setelah menelaah buku menu, saya memutuskan untuk memesan Spaghetti Spicy Tuna dan Hot Lemon Tea, sementara adik saya memesan Nasi ayam bakar  dan Oreo Cheese Cake. Heran deh ni adik, di ajak ke kafe a la western mesennya Nasi Ayam Bakar. Oiya, interior kafe ini bagus menurut saya, di dominasi oleh material kayu. Di dinding, ada berbagai macam poster iklan vintage dan lukisan yang membuat suasana sedikit Homey plus lighting yang berasal dari lampu petromak (entah itu petromak beneran atau udah diganti bohlam di dalamnya). Tempat duduknya juga unik, ada yang dibikin dari bagian depan vespa (apa ya istilahnya?).

Tidak lama, makanan yang kami pesan datang.Terima kasih kami tidak sampai meraung-raung histeris karena kami benar-benar sangat kelaparan. And then.. Itadakimasu !


Yang pertama kali dihidangkan adalah minuman pesanan saya, Hot Lemon Tea. Tapi saya lebih suka menyebutnya Hot Jeruk Nipis Tea, =p

Minuman pesenan si adek, Oreo Cheese Cake. Porsi segini cukup untuk berdua, tapi sendiri juga bisa seperti yang dilakukan adik saya. Sayangnya sedotan dan sendok nya kurang kompatibel dengan ukuran gelasnya. Niat pengen sedot sampai habis terhalangi karena kurang panjangnya instrumen. Rasanya enak (ngerasa sayang kalo nggak dihabisin) -_-.

Spaghetti Spicy Tuna. Pedasnya pas dan tidak hanya tuna, ada udangnya juga.

Nasi ayam bakar, cocok untuk lambung orang Indonesia yang nggak kenyang kalau nggak makan nasi (just like my sis).

Tokoh utama post kali ini, My sist. She enjoyed so much spending time in Medan, especially when we out for lunch or dinner. You Happy, I am tragically broke