Senin, 13 Desember 2010

Wahai para calon Job Seeker, Waspadalah !



Saya, sebagai calon lulusan PTN lokal berusia nyaris 23 tahun (tahun 2011), untuk pertama kalinya mengalami interview pekerjaan. Luar biasa. Seneng bukan kepalang. tapi malam hari sebelum hari H interview gag bisa tidur. Begini ya rasanya menghadapi wawancara untuk mendapatkan pekerjaan. excited tapi mules-mules gag jelas. Dag dig dug tapi dah n gayalin macem2 Gaperta bakal dipake buat apa. Padahal baru tahap wawancara. Tapi, mungkin itulah untungnya jadi job seeker di usia masih muda plus status calon fresh graduate. Jiwa muda memberi kamu optimisme dan positivisme. Jika emang ga dapet, yah emang gag nasib kali. ntoh masih banyak kesempatan lainnya, mumpung masih muda. Saya sendiri gag bisa ngebayangain seandainya di usia 27, 28, 29 masih jadi job seeker, alamak disodorin pelaminan saya sama ortu tercinta. *nasib jadi cewek*
Jadi, kamu-kamu job seeker yang masih terbilang early 20, BERSEMANGATLAH ! JALANMU MASIH PANJANG ANAK MUDA, jangan gampang berputus asa.
Sebenarnya ini buykan kali pertama saya menjalani sebuah interview. Namun dalam kadar formalitas yang tinggi, ini memang yang the verry first time. interview pertama yang pernah saya alami adalah waktu seleksi pertukaran pelajar, kalo gag salah yang ngadain AFS gitu. Honestly, saya orang yang serampangan dan dekil minta ampun. Pada saat interview semua peserta seleksi wajib pake rok (ceweknya). Entah apa maksudnya peraturan ini, yang jelas saya waktu itu agak-agak keberatan karena saya tidak punya koleksi busana berbau kerok-rokan kecuali rok seragam. Terpaksa saya membeli sebuah rok hitam panjang ditemani ibunda tercinta seharga tigapuluhriburupiahsaja pada tahun 2002! WHEW! Ajaibnya, rok tersebut mampu mengubah perangai jorok dan kejantan-jantanan saya menjadi keperempuan-perempuanan (jelas kata ini menunjukan kemiripan semata). saya sukses berbicara dengan gaya feminin yang meyakinkan namun dalam hati saya mau muntah (seriusss!). Sepertinya san g pewawancara tersentuh, buktinya saya lolos tahap selanjutnya, tahap 10 besar. Endingnya saya berhasil berangkat ke JEpang sebagai siswa pertukaran pelajar dan home stay selama satu tahun di rumah keluarga Jepang di daerah Kyushu (INI BOHONGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG)
khekhekehkehehkehehkehke. SAYA GAGAL chin.... Dari sini saya paham masalah surat menyurat tentang keputusan diterima ato enggaknya anda dalam sebuah seleksi. Jika amplop pemberitahuan yang anda terima tebal ato cukup besar, bergembiralah karna anada lulus dan ada banyak dokumen yang anda harus lengkapi. Tapi kalo amplopnya tipis,. kecil dan a la kadarnya, menangislah karna itu cuma surat basa-basi yang bilang "sori ya, lain kali aja".
Another interview yang pernah saya alami adalah waktu melamar menjadi anggota Pers Mahasiswa Kampus saya tercinta, SUARA USU. Busetttt, pelamarnya bejibun. Suasananya tegang walo wawancara cuman di atas ubin, dan kalo beruntung ada tikar (tergantung pilihan pewawancaranya, mereka milih duiduk beralaskan tikar ato beralaskan ubin. Saya mengenal satu dari dua pewawancara saya. Dia adalah senior di kampus, satu lagi seorang pria bermuka kotak dengan tatapan intimidatif yang waktu itu saya artikan sinis. Saat itu saya melamar posisi ilustrator. Selanjutnya, saya berhasil diterima oleh Suara USU, tapi setengah tahun berikutnya saya cabuty atas ultimatum ortu.
Nah, wawancara yang bener-bener sebuah wawancara , dalam artian wawancara demi memperoleh pekerjaan untuk mengahasilkan uang dan menjaga kelangsusngan kemampuan rice cooker di rumah kontrakan saya mengepul, baru saya alami tadi pagi pukul 10.00 WIB. Setelah di awali dengan peristiwa nyasar, akhirnya sampai di kantor perusahaan yang dimaksud setelah berlari-lari dengan sepatu berhak-kira-kira 6-7 senti. You know waht? saya datang dengan dandanan rapi jali. setelan formal! jas abu-abu, kemeja putih, celana hitam dan sepatu pantofel item, semuanya kecuali jas adalah barang pinjaman! Sigh... Tapi, sesampainya saya di lokasi wawancara, saya dihadapkan pada lalu lalang orang berbuasana kasual, bahkan ada yang bersendal jepit dan berkaos oblong. OMIGOD. Whats wrong wit me! PAnggilan wawancara yang saya hadiri adalah untuk posisi Produser, dan ada juga yang Reporter. Tapi apa se-kasual ini? Oh NO! instansi ini memang radio, tapi apa sesantai ini, bahkan saat sesi wawancaranya? Padahal saya berdandan seformal mungkin setelah bertanya melalui pihak ketiga yang langsung menghubungi pewawancaranya langsung.
Nah lho...
Heum, jadi dari permasalahan di atas, sudah selayaknya saya berhasil menarik kesimpulannya.
1. Saat mau mengajukan lamaran >,< Pastikan anda mencari tahu informasi menganai latar belakang instansi yang mau anda sasar. Produk-produknya atau apa saja yang berkaitan dengan instansi itu deh.
2. Pastikan apakah pekerjaan tersebut cocok dengan passion atau minat anda, dan yang paling penting, cari info mengenai jobdesc yang anda lamar. jangan anda melamar sebuah posisi yang anda sendiri tidak tahu itu apa.
3. Persiapkan tampilan formal yang tidak berat. Ini adalah isis sms dari temen saya sesama pelamar setelah menghubungi pihak indstansi yang bersangkutan mengenai dress code saat wawancara. formal dalam artian No Sneakers and sandals, and of course no jeans. tapi bukan berarti anda harus seperti pegawai bank, pialang saham ato sekretaris instansi pemerintah. Pakai pakaian yang nyaman yang dapat meningkatkan rasa percaya diri anda. Jangan lupa, sepatu adalah hal yang cukup krusial. jangan memaksakan diri mengenakan sepatu dnegan hak di atas 5 senti kalo gag sanggup dan medan yang bakal di tempuh tidak memberi kemudahan. seperti lokasi kantor jauh dari jalan utama, sementara anda memanfaatkan kendaraan umum (angkot). Atau kantor yang anda datangai tidak menyediakan lift ! (khekehkehekhehe)
4. Makan sebelum wawancara. pastikan anda juga menggososk gigi sesudahnya. jangan wawancara dalam keadaan lapar, anda akan sulit berkonsentrasi apalagi dalam ruangan ber-AC dan anda harus mengantri.Makan permen mint atau semprotkan pewangi congor, fresh mouth brings perfect smile and good impression.
5. Duduk dengan santai tapi jangan TERLALU. Santai saja, jangan tegang. Jangan bersandar, karena itu membuat anda terlihat malas. Duduk dengan memenuhi seluruh area kursi dengan pantat anda, tapi jangan nyender. punggungnya tegak, tangan jangan dibikin dalam posisi menyilang, itu membuat anda terlihat seperti sedang ketakutan dan lack of confident. jangan lupa sisipi dengan senyuman saat pewawancara menyebut nama anda.
6. GOOD LUCK !

Ehm, sedikit selingan, buat calon-calon job seeker, mending dari sekarang kalian menyediakan satui aja minimal, setelan formal. celana bahan, blazer, kemeja, dan sepatu formal. Belajar dandan juga, kehkehkehke, masak di depan pewawancara tampil lecek?