Selasa, 25 Desember 2012

Busy Days Before Year End

Kangen sama blog satu ini. Udah beberapa hari nggak ditengok. 

Karena koneksi internet yang di SALE habis-habisan akhir tahun sepertinya bermasalah. Jadi saya tidak bisa menulis hal-hal baru bahkan sekedar untuk nge-cek lowongan kerja baru. But It's OK. I have jobs which made me very busy this weekend!

Akhir pekan ini saya menghabiskan  waktu di perkemahan Pramuka Sibolangit. No, I'm not a scout girl *but i wish  i am one of those funny boy scouts in Moonrise Kingdom*, saya datang kesana dalam misi lain. Menjadi seorang pembicara untuk sebuah acara Latihan Dasar Kepemimpinan. This event called LDK held by Ikatan Mahasiswa Imam Bonjol (IMIB) - Universitas Sumatera Utara. Terima kasih kepada panitia yang beratruh atas nama saya, haha, karena ini pertama kalinya saya jadi pembicara mengenai public speaking. So, saya adalah orang yang tisur di sebuah villa berlantai semen dengan alas selembar karpet tipis dan nyaris mati kedinginan karena betapa bodohnya saya unpacked  selimut di saat-saat terakhir, hiks.

Ok, saya berlebihan. Udara disana memang dingin dan kami tidak tinggal di villa berfasilitas full furniture termasuk TV kabel. 

Pengalaman pertama berdiri di depan dua puluh orang fresh man of college membuat saya cukup excited sebenarnya. Sebelumnya saya tidak pernah tampil seformal itu *kecuali saat mendadak menjadi MC untuk acara pembukaan Bunkasai USU 2011 dimana para petinggi Akademik dan Konsulat Jenderal Jepang di Medan turut hadir*, jadi saya beberapa kali merasa mulas di perut. Jujur, saya tidak punya basic ilmu komunikasi. Yang saya punya adalah kepercayaan diri super tinggi dan saya suka bicara. Saya belakangan selalu memperingatkan para sahabat untuk memaklumi pembicaraan saya setelah saya kekenyangan karena makan. Having foods make keep talking until the next meal. Bermodal perut kenyang, cuaca cerah, materi dan beberapa point menarik dari internet serta pilek reda saya tampil perdana berbicara ilmu berbicara.

Semuanya berjalan cukup lancar, hanya saja ada peserta yang BBM-an selagi saya berbicara didepannya dan saya hanya mendapat dua pertanyaan dan setelah itu kami memainkan games menyenangkan. Bagi saya its OK. Berbicara itu masalah kemauan. =D . Ngomong-ngomong soal games, saya mengkreasikan games menyambungkata a la Jepang Shiritori menjadi game yang memaksa para peserta berpikir ekstra cepat dan bebricara dengan sebuah topik di depan umum. Inti gamenya sederhana, para peserta sambung menyambung kata dengan menggunakan suku kata terakhir dari peserta sebelumnya seperti ini: advokaSI  ---> SIneMA ---> MAtahaRI ---> RIsaU ---> UtaRA ---> RAsiO ---> and so on. Jika ada peserta tidak dapat menyambung kata berikutnya, maka ia akan mendapat hukuman. Hukumannya adalah mereka harus maju ke depan untuk berbicara selama 30 detik dengan tema kata yang diucapkan  oleh peserta sebelumnya. Contoh, jika peserta selanjutnya tidak dapat melanjutkan 'RASIO' maka ia harus berbicara mengenai apa itu rasio di hadapan peserta lainnya. Game ini cukup menyenangkan dan menghidupkan suasana. Dan saya curiga ini bagian terbaik dari keseluruhan presentasi saya hari itu. Hahaha.

berbicara soal penampilan di depan orang banyak, sebenarnya beberapa hari sebelumnya juga saya harus berbicara di hadapan sekitar 40 orang anak SMA dalam rangka pemotretan untuk buku tahunan mereka. Seperti tahun sebelumnya, tahun ini pun kami mendapat klien dari siswa dan siswi SMA St Thomas. Dan masih sama seperti tahun sebelumnya, mereka juga anak-anak yang ramah dan ribut ! hahaha. But I like them so much and enjoyed the time

Mengarahkan 40 remaja yang masih ABG banget dan berumur 7 tahun lebih muda dari pada saya sungguh challenging. Selain balita, remaja adalah tipikal anggota masyarakat yang tidak mempedulikan norma hening dalam kehidupan sehari-hari. Mereka akan berbicara dan tertawa selagi mereka tidak lapar. Mereka juga tidak akan mudah dikumpulkan untuk berbaris dalam 5 detik. Masing-masing punya urusan maha urgent untuk membentuk poni atau memulas eye shadow. =)

Tapi pemotretan pasti tetap berjalan. Dan harus ada yang menjadi kORLAP ! its ME! Ya Hear What I Say to Ya ... 


Pemotretan berlangsung selama dua hari. Satu hari di arena perkemahan pramuka (lagi) tapi di Djohor dan satu lagi di Villa Berastagi Indah. Tiak butuh waktu lama untuk keduanya selesai tepat waktu, mereka sangat kooperatif. Hari pertama saya pulang agak lapar dan hari kedua saya demam (Bagaimana nggak demam kalau hujan nggak berhenti mengguyur Areal Berastagi?).

By the way, walo MUI bilang saying Merry Christmas haram, saya akan tetap mengatakannya. Karena saya berbisnis jasa Pre-Wedding yang di fatwa haram juga. Terlanjur kecebur, ya sekalian deh kekeke *Kidding* 

Kurisumasu Omedetou Gozaimasu dan Happy New Year untuk yang merayakan ^^/ *I spend whole Cristmas nite sleep tight and for the new year i think i will  do the same thing, SLEEPING*

Me With one of the St Thomas  student ^^/


Kamis, 20 Desember 2012

Late Night With Joker



Malam itu saya sedang menikmati Columbiana yang dibintangi oleh Zoe Zaldana ketika kouhai saya merangkap teman melenje datang untuk menginap. Kouhai saya ini adalah mantan mahasiswa Sastra Jepang teladan. Kenapa saya bilang begitu? Karena walau sudah lulus dia tetap mengikuti aktivitas berbau ke-Jepangan seperti Shaberokai yang diadakan dua kali seminggu oleh Konsulat Jenderal Jepang di Medan. Shaberokai adalah semacam perkumpulan percakapan bahasa Jepang. Mereka memiliki tema tertentu setiap minggunya di tempat yang berbeda-beda. Kali ini Shaberokai mengadakan pembentukan panitia tahunan baru, Kouhai saya ini terpilih menjadi pengurus acara beserta satu Kouhai lainnya, Michitsuna. 

Wajah lelahnya dislingi senyum sumringah. Ia menghempas ransel yang terlihat padat berisi. "Aku sewa novel-novel berat nih kak," lapornya. Oh ya, dia memang sempat bilang kalau dia mengunjungi rental komik dan novel langganannya. "Biasa, paket liburan,"ujarnya menambahkan. Saya menatap tumpukan novel yang jatuh berdebum dihadapan saya. Tebal-tebal memang. Sepertinya ia memanfaatkan momen jarang-jarang ke Medan untuk menambah bacaan. Digital Fortress, Da Vinci Code, Midnight Children dan satu buku agak tipis, JOKER by Valiant Budi. Aha, sepertinya saya  menemukan teman begadang malam ini.

Setelah menamatkan Columbiana dan melanjutkannya dengan Premium Rush saya memang belum mengantuk sama sekali. Jadi saya putuskan untuk membaca JOKER agar bisa sedikit merasa lelah dan ya syukur-syukur ketiduran. Tapi saya salah pilih buku, seharusnya saya berusaha membaca Midnight Children. Saya tidak bisa melepas novel ini dari tangan saya. Mata saya yang sedikit lelah setelah menonton dua film berturut-turut tanpa menggenjot tombol fast forward semakin melotot. dari halaman pengantar oleh editor untuk cetakan ke-2 by Windry Ariestanty lanjut  deh BAB I . Begitu seterusnya. Sampe tuntas entah jam berapa.

Joker ~ Ada Lelucon di Setiap Duka~ Adalah novel Valiant Budi ke-3 yang saya baca setelah Bintang Bunting dan Kedai 1001 Mimpi. Saya pengen baca Kala Kali juga, tapi berhubung ada begitu banyak buku yang saya beli karena lapar mata belum terbaca, saya tunda.

Saat dulu membaca Bintang Bunting saya melihat tulisan Nominasi Penulis Muda Berbakat Khatulistiwa Literary Award, jujur itu lah alasan saya membacanya. Dan novel JOKER adalah novel yang mengantarkan Valiant Budi masuk nominasi penghargaan sastra bergengsi Indonesia tersebut. Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya semalam *tidak bisa juga dibilang semalam, karena jelas saya membacanya lewat pukul 00.00 WIB dimana seharusnya dunia memasuki fase jelang kiamat versi suku Maya* saya akhirnya menuntaskan rasa penasaran saya. Saya melahap karya perdana Vabyo ini sekali jalan.

Novel ini dibuka dengan adegan tragis, seorang pria yang tengah merasakan kebahagiaan sambil nyetir malah berakhir menabrak gardu tiket tol. Di pembukaan ini dituturkan mereka adalah sepasang umat manusia, laki dan perempuan. 

Cerita tiba-tiba berpindah ke ruang rawat rumah sakit dimana seseorang tengah terbaring dan merasakan ada yang mengawasi dibalik tirai pembatas antar tempat tidur. Bayangan menyeramkan melintas dikepalanya, ... tangannya panjang. Item banget! Kulit kepalanya kayak kebakar-bakar. Ia ketakutan setengah mampus namun masih sangat penasaran. 

Cerita melompat ke sebuah ruangan yang dipenuhi aneka manusia yang berbicara sendiri. Mereka tidak gila, jangan tertipu. Mereka adalah calon-calon penyiar yang dipanggil interview hari itu dan sedang berlatih untuk mengokohkan skill dan menakut-nakuti saingannya. Dan untuk kali pertama seorang tokoh yang memiliki nama muncul disini, Brama B Meadiharja. ME-A-DIHARJA ! Jangan salah sebut namanya, karena ia bisa marah. 

Nah, Brama inilah tokoh utama di JOKER, atau bukan hanya dia (?), dan ia saat ini tenagh berusaha agar diterima di White Wheel Radio, salah satu radio kesohor di kota Bandung. Ia memiliki misi lain dalam menjadi penyiar. Bukan karena cita-cita semasa kecil. Bukan. Bukan juga biar dianggap Gahoool gitu, juga bukan. Ia sedang berusaha mengejar (menguntit) gadis yang menjadi obsesinya semenjak SMA, Mauri. 

Disini cerita mulai bergulir dan anda sebaiknya jangan mengikutinya dengan terburu-buru. Santai saja. Karena sebelumnya sudah membaca karya Vabyo, saya sedikit mengenali ciri khasnya yang menulis secara apa ya, dibilang slenge'an kurang tepat, dibilang sesukanya *ya iyalah sesukanya, dia yang penulis kok*, pokoknya cara Vabyo bercerita seperti mendengar seseorang bernarasi dengan rencana menipu pendengarnya habis-habisan lewat kalimat-kalimat yang terkadang menurut saya absurd. Vabyo mahir mempermainkan logika pembacanya. Sama seperti saat membaca Bintang Bunting. Bagi pembaca terburu-buru, mereka sampai tidak menyadari kepingan-kepingan puzzle yang berceceran dari awal sampai mereka terhenyak oleh kenyataan yang menunggu di akhir cerita.  a very unexpected ending !

Tema utama Joker adalah tentang kepribadian ganda. Anda tidak akan menyadarinya sampai anda selesai membacanya. Ini adalah kelebihan Vabyo dalam merangkai  cerita. Ia tidak akan menggunakan formula yang sama seperti penulis lainnya, tidak sekedar menggunakan alur maju, alur mundur, atau alur bolak balik. Karakter ciptaan Vabyo pun sangat solid dan tidak sekedar numpang lewat. Walaupun hanya figuran, tapi sangat mengena dan melekat di hati. Saya suka bagaimana Vabyo menampilkan Mona (Sang Idola), Anto (entah bagaimana caranya pertanyaan-pertanyaan bodoh itu tercipta), Marisa (Si poni  tanpa spasi), Nonok (Office boy paling gaya merangkap mata-mata atasan), Akhsan (Produser Jembi), Dimas (Jaka bandung, kekasih hati Alia), Joseph (Fotografer with 1 D silver), Adel (Adek Brama) dan karakter-karakter lainnya. Mereka terasa hidup dan memang tercipta untuk berinteraksi dengan keseharian Brama dan Alia.

Finally, saya menutup novel JOKER dengan senyum puas dan berusaha tidur. Tapi tidak bisa! Saya terjaga sampai jam 8 pagi. Mata melek. badan lemas. Setelah gegulingan sampai menabrak tembok, saya akhirnya jatuh tertidur di pukul 9 dan terbangun oleh telepon di pukul 10. Apa yang saya lahap di dini hari tadi masih terngiang-ngiang dan saya memutuskan untuk menuliskannya ^^

Apa bedanya cinta dan nafsu, toh kedua sama-sama datang dari hati? - Cinta itu seperti rasa lapar. Lo bakal milih makanan yang sesuai selera buat bikin kenyang. Nafsu adalah selera itu sendiri. Dan kadang kalo kita ngelihat makanan yang sesuai selera, kita nggak butuh rasa lapar lagi.

...alter ego itu lebih ke kepribadian seseorang yang secara sadar memang sengaja dibuat untuk kepentingan tertentu,...Kepribadian ganda itu lebih ke suatu penyakit kejiwaan dimana yang timbul secara diam-diam, dimana salah satu penyebabnya bisa akibat dari trauma masa lalu...

Dan dari quote terakhir, saya menduga Mauri lah dalang dari kepribadian ganda Brama. Karena pria itu begitu terobsesi pada kecantikannya, dan Alia His other personality diam-diam mengaguminya walau tidak pernah diungkapkannya.


Happy Reading People ^^/





From Dee to Coffee to What's next ?

Saya punya adik bungsu berjenis kelamin laki-laki yang sedang memasuki masa puber. Usianya kalau dihitung-hitung sudah 15 tahun dan semakin keras kepala dari hari ke hari. Dulu, dia adalah sosok paling unyu di rumah, karena pipinya chubby dan wajahnya imut hehehe. Dia jadi bahan mainan saya dan adik perempuan saya. Nggak kebayang deh dulu dia sering kami pakaikan bando dan pita saat dia bahkan belum bisa berbicara apa-apa kecuali mengeluarkan bunyi-bunyian aneh.

My Lil Bro, Andre Septian. Born on September 18th 1997


Semakin adik saya tumbuh dewasa, saya semakin menyadari banyaknya kemiripan yang kami miliki. Salah satunya hobby melamun dan menghayal yang sangat kronis dan memilukan. Saya jadi malu sendiri ketika dulu saya datang mengambil raport nya dan gurunya berkata, "dia kurang berkonsentrasi, selalu melamun di kelas dan tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah!" Aha, That's me back in my elementary school! And also in my Junior and Senior HIgh and also in my college until me now hahaha. "Di buku tulisnya pun dimana seharusnya dia mencatat dan mengerjakan soal latihan isinya gambar dan coretan semua." Tuhan, dia memang suksesor saya!

Saya tidak bisa berkomentar banyak apalagi memarahinya, karena dia benar-benar template saya semasa muda. Kami memiliki hobby yang sama, menggambar. Hal ini membuat saya sangat menyayanginya dan berusaha mendukung hobby-nya agar tidak sekedar menjadi hobby yang tidak bermanfaat. Mulai dari membelikannya pensil warna, crayon dan memperkenalkannya pada pensil mekanik untuk menggambar dan soft pastel untuk mewarnai.  Saya juga menularkan hobby baca komik dan nonton anime pada my Lil Bro

Soal selera musik kami juga nggak jauh beda. Kami penikmat TOP 40! penggemar lagu-lagu hits pasaran, khususnya yang tercantum di tangga lagu Billboard. Walau selera musik saya sudah mulai beragam dan bercampur, tidak hanya mendengar musik populer, kami tetap nyambung kalau bicara soal musisi yang lagi nge-hits. Satu lagi, kami sama-sama menyukai genre film action-fantasy . Sebut saja The Chronicle of Narnia Series, Harry Potter saga dan our beloved The Lord of The Rings trilogy.

Kalau soal musik, anime, manga dan film kami sejalan, ada dua hal yang agak sulit menyatukan kami. Membaca buku (bukan hanya komik!) dan belajar. Sebenarnya pada dasarnya saya dan adik sama-sama menyukai pelajaran yang ada kisahnya. Sejarah dan bahasa Indonesia. Adik saya suka sejarah dan selalu suka menonton dokumenter yang ditayangkan di National Geographic Chanel dan History Chanel. Hanya saja dia hanya membaca buku-buku yang sama dan menurut saya itu tidak cukup. Ia harus lebih memperluas range bacaannya. Tidak heran kalau oleh-oleh atau hadiah dari saya untuk adik bungsu adalah buku, DVD, atau alat menggambar. Belakangan saya lebih suka membawakannya buku. Dan saya suskes membuat dia semakin menyukai buku (proud sister hehehe).

Hasil dari itu semua adalah dia jadi menyukai karya-karya Dewi Lestari, atau yang lebih dikenal dengan nama penanya Dee. Buku Dee yang pertama kali dibaca my Lil Bro adalah kumcer Filosofi Kopi. Awalnya saya sama sekali tidak menyodorkan buku itu untuk adik saya baca, Mengingat usianya masih 14 tahun saat itu. Kebetulan saja saya membawa puluhan buku pulang untuk melapangkan rak buku yang semakin reyot di kontrakan saya di Medan. Saya menyuruhnya membaca seri Harry Potter ( mengingat ia suka menonton filmnya)  yang langsung ditolaknya mentah-mentah karena tebalnya Nauzubillah. Adik saya akhirnya membaca novel Negeri 5 Menara. Selesai dengan Negeri 5 Menara ia mencari-cari buku lainnya dan menemukan Filosofi Kopi di tumpukan buku saya.

Saya tidak tahu kalau ia mulai membaca Filosofi Kopi sampai saya membersihkan kamarnya dan menemukan buku itu terselip diantara buku-buku pelajarannya yang penuh coretan. Kesan saya, WOW. Dia punya selera buku yang bagus ( selain buku-buku tentang sejarah dan biografi tentunya). Saat saya tanya kesannya, dia menjawab layaknya anak 15 tahun, "Jadi pengen buka kedai kopi di depan rumah dan diberi nama 'FILOSOFI KOPI' juga !" Ya, adik saya sedikit banyak adalah penggemar kopi juga *yang membuat Ibu saya gemas karena kebiasaannya begadang*. Dia suka khususnya kawa daun, kopi tradisional Minangkabau yang diseduh dari daun kopi yang disangrai hingga kering.  kalau mau tahu bentuknya kayak foto dibawah ini nih ...

Kawa Daun yang diseduh di periuk tanah liat dan dinikmati di gelas tempurung... Sangat antik bukan?


Ia juga peracik kopi tubruk yang handal. Racikannya selalu pas selera bapak-bapak dan om-om yang menjadi kolega Bapak saya dan sering berkunjung ke rumah. Ide mendirikan sebuah kedai kopi ini saya rasa sangat fantastis. Mengingat daerah kami adalah sebuah kota kecil dengan sebagian besar penduduk cenderung merantau dan warga baru tetap saja berdatangan. Apalagi di depan rumah kami adalah Rumah Sakit Daerah terbesar dan satu-satunya di kota Kabupaten. Ibu saya dulu membuka kedai makan di depan rumah untuk membantu Bapak. Tahun 2004 kedai kami berhenti beroperasi karena Nenek saya mulai sakit-sakitan. Ibu yang sekarang tidak memiliki aktivitas mulai merasa bosan dan berniat mebuat sebuah kedai minum. Kedai kopi saya rasa cocok. Cukup sepetak mungil dan hanya menyajikan kopi dan cemilan tradisional. Sementara kopinya bukan sekedar kopi lokal atau kawa daun saja. Akan lebih baik jika ada bermacam-macam kopi. Tentunya saya bisa jadi pemasok Kopi Aceh dan kopi Sidikalang dan berbagai jenis kopi lainnya yang gampang ditemukan di kota besar seperti Medan. 

Oke, kita tinggalkan dulu kopi-kopian ini sejenak dan melanjutkan pembicaraan ke topik sebenarnya haha.

Setelah tahu bahwa ia suka membaca karya Dee, saya memutuskan untuk membelikannya kumcer Dee yang lain, Madre. Sesuai dugaan, adik saya tetap menyukainya dan ide tentang toko roti pun memasuki kepalanya. Kemudian 2 minggu yang lalu saat sedang telponan dengan Bapak yang menagih janji saya mengiriminya buku biografi Karni Ilyas , adik saya nimbrung dan request karya Dee lainnya. "Ni, beliin Perahu Kertas juga ya!"

"Perahu kertas tebal lho, bukannya kamu nggak suka buku-buku tebal njelimet? Trus ini novel bukan kumpulan cerpen kayak kemaren-kemaren, " ujar saya mengingatkannya. Saya terpikir untuk membelikannya Recto Verso sebenarnya (kebetulan saya belum punya). 

"Nggak apa-apa," ujarnya optimis.

Jadi saya akhirnya membelikannya Perahu Kertas dan menitipkannya kepada rekan Bapak saya yang sedang dinas ke Medan berikut buku biografi Karni Ilyas permintaan Bapak. Saya berencana menagih sebuah review darinya mengenai buku itu saat pulang ke Batusangkar nanti. Sudah saatnya ia tidak hanya membaca bukan? Saya juga jadi penasaran ide apa lagi yang muncul di kepalanya setelah membaca Perahu Kertas. Entah dia jadi bercita-cita menjadi pelukis seperti Keenan atau Penulis Dongeng seperti Kugi. Atau malah menjadi penulis seperti Dee, penulis kesukaannya.  

Selasa, 18 Desember 2012

Pride & Prejudice; A Classic for A Life Time

pict source : surgabuku.files.wordpress.com


Pride & Prejudice adalah sebuah roman klasik yang ditulis oleh Jane Austen, seorang penulis perempuan asal Inggris. Novel yang pertama kali dipublikasikan di tahun 1813 ini berkisah mengenai Elizabeth Bennet, atau yang akrab dipanggil Lizzy atau Eliza, putri ke-2 dari pasangan Mr & Mrs Bennet. Ia memiliki satu kakak perempuan yang cantik dan nearly 23, dimana usia ini dianggap mendekati perawan tua di Inggris  awal abad ke-19, bernama Jane. Serta ada 3 orang adik perempuan lainnya, yaitu berurutan Mary ( tidak begitu menonjol walau berusaha sangat keras untuk menjadi sosok perempuan ideal dan bijaksana), Chaterine or Kitty (berusia 17 tahun dan kurang berkarakter), dan si bungsu Lydia yang sangat ceplas ceplos dan agresif. 

Lima orang anak gadis Bennet belum ada yang menikah. Hal ini menjadi bahan pemikiran oleh ibu mereka, Mrs Bennet yang sangat memikirkan prospek pernikahan bagi keseluruh putrinya, terutama Jane yang paling cantuk dan sulung. Hingga suatu hari datanglah tetangga baru di lingkungan mereka yang menempati estat bernama Netherfield Park. Penghuni baru estat tersebut adalah pria lajang nan tampang bernama Mr Bingley. Ia menempati rumah tersebut bersama dua saudari perempuannya dan seorang kakak ipar  serta seorang sahabat. Segera saja kedatangan mereka menjadi buah bibir, dan tentu saja tidak luput dari incaran para Ibu yang sedang berusaha mencarikan jodoh untuk para anak gadisnya, termasuk Mrs Bennet. Setelah memaksa Mr Bennet untuk mengunjungi Netherfield Park secara resmi (yang awalnya ditolak mentah-mentah oleh Mr Bennet), mereka akhirnya mendapatkan kesempatan untuk mendekatkan diri dengan Mr Bingley cs. Apalagi kemudian Mr Bingley sepertinya sangat tertarik dengan Jane, bahkan di kesempatan pesta dansa pertama mereka, Mr Bingley berdansa dengan Jane dua kali yang cukup memberikan gambaran betapa ia mengagumi gadis tersebut.

Sahabat Mr Bingley, Mr Darcy, juga merupakan bujangan tampan dengan kekayaan besar. Ia segera menarik perhatian khalayak Meryton. Hanya saja, unlike Mr Bingley yang ramah dan sopan, Mr Darcy adalah kebalikannya. Ia angkuh dan menjaga jarak. Tidak sedikitpun ia berusaha beramah tamah dengan penduduk Meryton. Tidak juga dengan keluarga Bennet. Dan Jane punya alasan bagus untuk membencinya. Selain perilakunya yang arogan, Mr Darcy juga menyebut Jane tidak menarik dan itu menyinggung perasaan gadis cerdas tersebut.

Keluarga Bennet bukanlah keluarga kaya apalagi berkelimpahan. Kehidupan mereka sepenuhnya bergantung kepada harta yang diwariskan kepada Mr Bennet berupa estat dengan nilai 2000 pund pertahun. Mrs Bennet berasal dari keluarga pengacara yang cukup kaya, dan ia menerima warisan sebesar 4000 pound. Hanya saja itu tidak akan cukup untuk menyokong kehidupan mereka sekeluarga. Plus, harta Mr Bennet akan jatuh kepada anak laki-laki dari saudaranya, Mr Collins, berhubung ia tidak memiliki seorang penerus. 

Dan Mr Collins, yang telah menjadi seorang pendeta di Hunsford dan memiliki patron Lady Catherine de Bourgh, ,mengunjungi Longbourn untuk menawarkan perdamaian dan solusi mengenai harta warisan tersebut. Kedatangannya rupanya membawa misi lain. Ia memiliki ide untuk mempersunting salah satu putri Mr & Mrs Bennet . Jane menjadi pilihan pertamanya , hanya saja Mrs Bennet langsung mematahkan angannya karena Jane sepertinya akan segera bertunangan dengan Mr Bingley. Pilihannya beralih  ke Elizabeth yang tentunya langsung ditolak oleh Elizabeth dan Mr Bennet, sementara Mrs Bennet berusaha memaksa Elizabeth untuk menerimanya agar warisan ayah mereka dapat diselamatkan. 

Konflik semakin berkembang tatkala Mr Darcy mulai memiliki ketertarikan dengan Elizabeth, yang membuat saudari Mr Bingley cemburu, dan hubungan antara Jane dan Mr Bingley semakin dekat. Mr Collins akhirnya menikahi Charlotte, putri dari Mr & Mrs Lucas, sahabat baik Elizabeth. Tiba-tiba saja Mr Bingley memutuskan untuk pindah dan tidak kembali lagi ke Netherfield Park. Jane patah hati. Elizabeth pun semakin membenci Mr Darcy.

^^

Pride & Prejudice movie poster, source movies.zap2it.com 


Novel ini saya baca setelah terlebih dahulu menonton filmnya dengan judul sama dan dibintangi oleh Matthew McFadyen as Mr darcy dan Keira Knightley as Elizabeth Bennet. Deretan famous name lain yang terlibat di film ini adalah Carey Mulligan as Kitty Bennet, Jena Malone as Lydia Bennet, Talulah Riley as Mary Bennet dan Rosamund Pike as Jane Bennet. Sebelum menonton film ini saya sebenarnya telah terlebih dahulu membeli novel versi terjemahannya yang diterbitkan oleh Bukune. Hanya saja saya tidak berhasil memahami isi novel ini. Entah dimanya yang salah. Bahasanya sangat membingungkan dan seperti tidak tertata dengan baik. Plus tulisannya yang kecil-kecil dengan single paragraph merupakan siksaan beruntun dalam membaca karya klasik. 

The Five Bennets Girls in the movie version , source : destybacabuku.files.wordpress.com

Untung salah seorang housemate memutuskan untuk membeli novel dengan judul sama namun beda penerbit. Saya akhirnya melanjutkan membaca novel ini dari terbitan Qanita. Well done! Saya menikmati membacanya dari awal sampai akhir. Versi Qanita lebih tebal dan lebih enak dibaca, kalau menurut saya. Kualitas kertasnya dan terjemahannya jauh lebih bagus. Saya menamatkannya satu malam begadang. Novel ini tidak gampang dilepasklan begitu sdaja untuk dilanjutkan membacanya keesokan harinya. Benar-benar harus tuntas sekali jalan!

Jane Austen merupakan leader bagi penulis roman historis, dan umumnya para penggemar roman akan sangat tergila-gila bahakan sebagian fanatik akan karya-karyanya. Tidak heran, sampai saat sekarang ini pun, karya-karya Austen masih banyak dinikmati oleh berbagai kalangan dari berbagai generasi. Tidak sedikit karyanya yang diadaptasi menjadi drama panggung maupun film (baik itu televisi maupun layar lebar). 

Jane Austen, the author. see her full bio here

Saya baru membaca satu karyanya, This Pride & Prejudice of course, dan saya telah jatuh cinta . Haha. Bagi saya Austen bercerita dengan lebih real dan indah dibanding another modern writer who write historical romance book yang pernah saya baca. Austen juga dengan apik menggambarkan latar belakang kisahnya. Saya seperti benar-benar merasakan Inggris di awal abad ke-19 yang penuh intrik romansa antar individu dan keluarga. Karakter Elizabeth yang cerdas, riang dan feminis juga sangat memikat dan saya rasa telah menjadi template karakter perempuan dalam berbagai novel roman. Hanya saja versi Austen benar-benar lebih cerdas dan nyata. 

Saya penasaran apakah buku-buku Austen yang lain telah diterjemahkan dan diterbitkan versi bahasa Indonesia. Tentunya tidak rugi kalau saya harus mulai mengoleksinya .

Happy Reading People ^^/

Senin, 17 Desember 2012

To The Middle Earth (Again)

The Home is Behind, The World is Ahead 

Film yang paling saya tunggu-tunggu di tahun 2012 adalah The Hobbit: An Unexpected Journey. Seperti yang saya sudah bilang di post sebelumnya, saya memang tidak sanggung melahap trilogi buku Lord of The Rings, juga The Hobbit karena jujur saja saya tidak mampu menelan bahasanya. Mungkin lain kali saya akan mencobanya lagi agar bisa menulis tentang kisah paling manakjubkan ini di blog.

This is A class movie. Just like Olive Penderghast  on Easy A said, "A for Awesome!". Film ini emang AWESOME banget. Epic ! dan yah, layak untuk ditunggu seri ke-2 Desember 2013 dan seri terakhir dari trilogi ini di pertengahan 2014. Ekspektasi saya selama hampir 1 tahun menunggu tercapai dan bahkan lebih dari memuaskan. Selama pemutaran film yang nyaris 2 jam ini saya selalu berhasil dibuat terpukau tidak hanya oleh sinematografinya tapi juga alurnya yang rapi dan memikat. Lots of humors, tapi tidak berlebihan sampai membuat film ini dipenuhi slapstick murahan. Tidak lupa actions! Separoh akhir dari film ini penuh dengan action. Pertarungan dan kejar-kejaran. Bilbo Baggins the only hobbits in these journey among the other 13 dwarfs ( and one wizard ) sukses membawa saya larut dalam petualangan mereka. 

Film ini pastinya sangat saya rekomendasikan buat siapa saja. Tentunya tidak untuk anak dibawah umur. Saya geleng-geleng kepala melihat betapa orang tua sangat nggak bijak membawa anak dibawah 10 tahun untuk menonton film ini. Ada banyak unsur kekerasan dan kanibalisme di dalamnya. Apalagi film ini diputar dalam format 3D.

Oh ya , talking bout the 3D quality saya nggak bisa berkomentar. Ini pertama kalinya saya nonton 3D. Silahkan tertawa, tapi ini kenyataan. Salah satu film yang saya idam-idamkan nonton versi 3D pertama kali adalah The Chronicles of Narnia : The Voyage of The Dawn Treader. Sayang saat sampai di bioskop, versi 3D sudah nggak buka lapak lagi. Tapi efek 3D di film ini cukup terasa, apalagi ketika burung, kupu-kupu, biji pohon cemara dan bebatuan beterbangan keluar layar.

The music, masih ditangani oleh Howard Shore yang juga menangani trilogi Lord of The Rings.  Pastinya nuansa musiknya masih sama dan membuat saya terngiang-ngiang suara Annie Lennox menyanyikan Into The West.

Sedikit bocoran mengenai ceritanya. Kisah ini dibuka oleh Bilbo Baggins tua yang sedang menuliskan pengalaman di masa mudanya, kira-kira 60 tahun sebelum kisah The Lord of The Rings dimulai, ( Dan the baby face Elijah Wood muncul disini, walau sekejap i see that seems like He dont get older ). Dan cerita pun memasuki kenangan yang hendak dituliskan Bilbo, hari dimana Gandalf, the grey wizard, tiba-tiba muncul di depan pagar rumahnya menawarkannya sebuah petualangan. Bilbo sebagai bangsa Hobbit yang menyukai kedamaian tentu saja menolak mentah-mentah. But Gandalf knows 'NO'. Dia menggoreskan sesuatu di pintu rumah Bilbo, a 'F' word dan malamnya belasan kurcaci membunyikan bel rumahnya dan merusak acara makan malamnya.

Bilbo akhirnya bergabung dengan para kurcaci yang dipimpin oleh Thorin Oakenshield untuk merebut kembali kerajaan kurcaci yang tengah dikuasai Dragon Smaug. Entah apa alasan Gandalf the Grey membawa Bilbo ikut serta. Yang jelas, Thorin kurang menyukai keberadaan Bilbo yang seumur hidupnya tidak pernah mengayunkan pedan dan bertarung. Mereka memulai perjalanan panjang mereka menuju The Lonely Mountain. Tapi sebelum mencapai tujuan utama tersebut mereka terlebih dahulu harus mengatasi serangan dari Troll gunung yang dungu, Orc yang kejam dan mampir ke Rivendell untuk menjumpai Elrond agar bisa membacakan peta yang akan menjadi kunci kesuksesan mereka, hanya Elrond yang bisa membaca tulisan kurcaci kuno. Dalam perjalanan inilah Bilbo bertemu dengan sosok yang akan mengubah takdirnya dan menjadikannya sang 'pencuri', Gollum.

Selanjutnya silahkan tonton sendiri... ^^

foto dulu sebelum masuk theater ^^/ *yeyyyy*

Poster film The Hobbit yang pertama kali saya lihat di majalah Cinemags, edisi Januari 2012. Cukup euforia dan poster ini menurut saya benar-benar mewakili ceritanya =) *pict source filmofilia.com *

Bilbo Baggins The Hobbit, played by Martin Freeman

Gandalf, the Grey Wizard played by Professor Dumbledore uppss Ian McKellen XD *Pict source iverged.com*

The 13 Dwarfs *pict source collider.com *

Thorin, the Prince and the Knight. The leader of the Dwarfs. Played by Richard Armitage.* Pict source http://cache.reelz.com/ *

Kili dan Fili pastinya adalah eye-candy dalam film ini selain bangsa Elf yang sedap dipandang. Dwarfs ganteng ^^b *pict source collider.com*

Kili, dwarf paling ganteng! Dan hidungnya paling normal ukurannya dibanding dwarf lainnya dan juga dibanding ukuran hidung Gandalf -___-" (Suer, efek 3D nya benar-benar kerasa di hidung !)  *pict source ineedmyfix.com *

Ok, Happy Watching Movie People ! ^^/










Minggu, 16 Desember 2012

Memori; Cerita Tentang Egoisnya Cinta


Cinta itu egois, sayangku.
Dia tidak mau berbagi.

Windry Rahmadina adalah salah satu novelis roman perempuan yang saya sukai. Pertama membaca karyanya yang berjudul Orange di tahun 2009, saya langsung jatuh cinta pada bagaimana cara Windry menuliskan deskripsi ruang dan waktu dalam kisah novelnya. Sangat jarang saya temui penulis roman pop yang memiliki hal ini. Sebagian penulis cenderung berfokus kepada deskripsi karakter secara visual dan dialog-dialog yang ceplas-ceplos dan cepat. Dan yah satu lagi, perasaan yang mendayu-dayu. Seperti membaca curhat perempuan galau dalam bentuk novel. Hebatnya, Windry menurut saya berhasil menggabungkan keseluruhannya dalam tulisannya.

Novel Memori by Windry sudah lama saya tunggu-tunggu. Karena bosan dengan bacaan novel pop yang belakangan terkena Korean Wave (cukup Ilana Tan dan Ria N Badaria saja yang saya baca), Memori memberi angin segar bagi saya yang belakangan mulai melarikan diri dengan membaca novel-novel klasik.

Kisah ini dibuka dengan deskripsi mengenai sebuah rumah impian yang disebut sebagian arsitek Romantic Home. Saya yang buta dengan hal-hal bernama arsitektur dan desain interior bisa dibuat terpesona dengan deskripsi Windry. Saya suka bagaimana sebuah sepatu satin di anak tangga bisa menjadi begitu indah dan romantis. Apalagi kalau warnanya Merah. Haha

Mahoni, tokoh utama perempuan dalam Memori, adalah seorang arsitek yang bekerja di seuah biro arsitek di Virginia, USA. Nama Mahoni berasal dari nama sebuah pohon yang memiliki kualitas kayu yang bagus sebagai bahan baku furnitur. Wajar jika ia dinamai seperti nama pohon, mengingat Ayahnya,  pria yang sangat dikaguminya sekaligus dibencinya, adalah seorang pengrajin furnitur kayu. 

Suatu ketika, sebuah kabar duka mengguncang harinya dan memaksanya kembali ke Jakarta. Ayahnya meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan lalu lintas bersama istri keduanya, Grace. Grace adalah alasan Mahoni membenci sosok yang dahulu dikaguminya. Grace, bagi Mahoni, telah merebut kebahagiaannya dan ibunya. Setelah berpisah dengan ibunya, Ayah Mahoni menikah dengan Grace. Mereka memiliki seorang anak laki-laki bernama Sigi. Bertambah alasan Mahoni membenci Ayahnya. Sigi adalah sebutan lain untuk pohon Damar. Pohon yang paling disukai Ayahnya.

Karena Grace tidak memiliki kerabat lain, dan keluarga dari pihak Ayahnya juga tidak ada yang bisa merawat Sigi yang masih berusia 16 tahun, Mahoni terpaksa tinggal di Jakarta sampai Ia dan Om Ranu, adik Ayahnya, menemukan solusi untuk masa depan Sigi.

Ternyata, peristiwa ini membawa Mahoni untuk bertemu kembali dengan pria dari masa lalunya. Pria yang pernah menggenggam tangannya, dan ia memilih untuk melepaskannya. Simon Marganda. Singkat cerita Mahoni bekerja lepas di studio Simon bersama rekan Simon yang cantik dan senantiasa membuat Mahoni bertanya-tanya, Sofia. 

Mahoni sadar, perasaannya terhadap Simon tidak pernah luntur atau pun hilang. Masih sama seperti masa-masa kuliah mereka dulu. Mahoni mengagumi Simon dan Simon adalah kritikus dan sahabat terbaik Mahoni. Mereka berbagi banyak hal mengenai mimpi dan idealisme mereka, termasuk minuman cokelat panas seharga 5 $ sekali seduh. Selain konflik batinnya dengan Simon dan Sofia, yang membuatnya takut akan berubah menjadi another Grace, Mahoni yang semakin terbiasa dengan kehadiran Sigi juga merasakan pergolakan batin. Disatu sisi Ia mulai melihat Sigi sebagai seorang adik laki-lakinya. Namun, disisi lain ia menghormati Mae, Ibunya. Ia harus tetap menjaga jarak dengan Sigi agar tidak melukai hati dan perasaan Mae. Konflik ini mengisi hari-hari Mahoni hingga ia sampai pada kenyataan bahwa cinta memang harus egois. Bahwa kita tidak bisa mengharapkan setiap orang bisa berbahagia selalu. Ketika kau memutuskan untuk meraih cinta, maka kau pasti melukai seseorang yang berada di dekatnya, atau di dekatmu. 

Alur novel ini cukup rapi dan sangat enjoyable. Tidak ada sesuatu yang berlebihan disini. Konflik antara Mahoni dan Sofia juga. Meski tidak men-Drama, tapi tidak juga bisa dibilang pas. Terlalu gampang. Saya berharap Sofia bereaksi lebih keras terhadap Mahoni dan Simon. Daripada sekedar diam dan akhirnya berbaikan dengan kerendahan hati. Sofia terlalu berbaik hati, dan ini menurut saya tidak wajar. Bahkan untuk perempuan normal. Saya jadi tidak bersimpati kepadanya.

Novel ini sangat direkomendasikan! Two thumbs up buat Windry. Jika pada novel Orange ia berhasil membawa saya  membayangkan nuansa kota tua Pecinan dan interaksi romantis antara Diyan dan Faye. Maka di novel ini Windry membuat saya berangan-angan memiliki rumah dengan tema romantic home di masa depan. Rumah yang nyaman untuk ditinggali sambil menulis, melukis, membaca, sesekali membuat kerajinan tangan dan bereksperimen dengan masakan. 

Saya menunggu-nunggu Montase digelar di rak 'Buku Baru' Gramedia. Akan seperti apa kira-kira 'arsitektur' kisah yang diciptakan windry ya?

pict source Windry Rahmadina's official blog, http://www.windryramadhina.com/ 

Happy reading people ^^



Jumat, 14 Desember 2012

So This Is My December ...

Desember adalah nama bulan ke-12 sekaligus bulan terakhir dalam kalender masehi. Kata Desember  dalam bahasa Indonesia berasal dari kata December. Kata December berasal dari kata Decem dari bahasa latin yang berarti sepuluh. Dalam Roman calendar , December adalah bulan ke 10 sebelum akhirnya ditambahkan bulan Januari dan februari, source here .

Nah, sebagai bulan di penghujung tahun, Desember memiliki banyak hal-hal spesial yang nggak kalah seru dan penting. Saya sendiri memiliki banyak kesenangan khusus selama bulan Desember. Apalagi setelah tinggal di kota multi kultur dan etnis seperti Medan. berhubung sekarang sudah mau masuk pertengahan Desember, saya akan bercerita mengenai hal-hal yang paling saya sukai dan paling saya tunggu di bulan Desember. Here we go...

1. SALE SALE SALE

Desember adalah waktunya Sale dimana-mana! Khususnya dengan tema Christmas sale dan year end sale. Yang di sale pun cem macem, mulai dari pakaian, elektronik, buku , sampe tiket perjalanan. favorit saya adalah Diskon buku Gramedia. Biasanya di bulan Desember Gramedia ngadain diskon 30% off all items except electronic. Hanya saja sepertinya tahun ini tidak ada diskon serupa =(. Kemaren sempat ada diskon up to 70% di Gramedia Gajah Mada, hanya saja yang di diskon adalah item-item lama, sehingga saya nggak berselera.

2. Cool Movie on TVs
Bulan Desember adalah bulan yang spesial bagi umat Kristiani. It's Christmas ! Seperti yang saya tulis di atas, berkat Natal ada diskon besar-besaran dan promo macem-macem karena bulan ini adalah bulan shopping buat mereka yang ,merayakan Natal. A new Christmas tree, decorations, clothes and many more. Selagi Desember, banyak orang yang menghabiskan liburan dan jatah cuti sehingga stasiun TV melihat itu sebagai peluang untuk menggaet penonton dengan film-film box office spesial untuk menghiasi prime time mereka. 

Tapi, film favorit saya di bulan Desember selalu sama kok. Home Alone dan Sister Act series. Saya selalu menantikan film-film tersebut setiap Desember, tidak peduli jam tayangnya kapan. Home Alone yang saya sukai tentu saja seri pertama dan kedua, saat masih dibintangi Macaulay Culkin. Saya tidak pernah bosan tertawa menonton kecerdasan Culkin dalam mengatasi dua orang penjahat yang berniat merampok isi rumahnya.



I love Whoopi Goldberg on Sister Act! Kisah mengenai penyanyi lounge casino di Nevada yang disamarkan menjadi biarawati dalam program perlindungan saksi ini benar-benar tidak akan pernah membosankan untuk ditonton !


Saya suka musik,  itu adalah salah satu alasan mengapa saya sangat menyukai film ini.

3. Cheerful Atmosphere around the town
Medan jadi semakin semarak kalau sudah Desember. Dimana-mana lampu hias. Lampu hias dimana-mana. Kayaknya suasana makin hidup dan bawa mood positif walo harus kejebak macet dan para pemilik kendaraan berlomba-lomba membunyikan klakson.

4. The Hobbits!!!
Dan Desember tahun ini most awaited movie for LOTR trilogy fans is finally released! Saya bukan penggemar bukunya, saya tidak bisa menyerap kata-kata di bukunya, hiks. Sudah mencoba berkali-kali tapi saya nyerah. Saya lebih 'suka' nonton versi filmnya dan saya sukaaaaaaaaaaaaaa berulang-ulang menonton film ini jika ditayangkan di TV, terlebih sejak ada kawan nonton bareng, adek cowok saya alias si bungsu, Andre.

5. New Year is coming and who cares 'bout the doomsday issue? 
Sejak awal saya tidak ambil pusing dengan isu kiamat 2012. Cape deh, sebagai orang yang (masih) beriman saya percaya dengan apa yang Al-Quran bilang. Tidak ada yang tahu kapan kiamat itu datang. Why so ciyus dengan ramalan suku Maya dan apa yang digembar-gemborkan oleh film 2012? Saking malesnya saya nggak pernah dan ogah nonton film 2012 sampe sekarang. 

Bulan Desember adalah bulan dimana saya antusias menyambut pergantian tahun. Di kampung halaman saya terlalu banyak aturan dan himbauan mengenai perayaan tahun baru. Yang dilarang agama dan diharamkan lah, himbauan agar tidak berlebihan dan dilarang bikin konvoi, fireworks etc. Tahun baru benar-benar sepi dan membosankan. Nah, di Medan tidak ada aturan-aturan seperti itu. Saya masih ingat bagaimana saya dan eks house mate saya, Indah, nekat menghabiskan malam 31 Desember2010  dengan jalan-jalan ke mall dan nonton midnight, setelah itu kami nongkrong di Merdeka Walk yang rame dan semurawut. Setelah berhasil mendapatkan kursin dan makan makanan Jepang yang rasanya aneh, kami melewatkan detik-detik pergantian tahun dengan menonton konser Trio Macan yang disponsori Pemkot Medan hahaha. Pulangnya jam 2 pagi kami nyetop becak dan gambling keselamatan dan keamanan kami sama Abang becak yang tampilannya awut-awutan. syukurlah prinsip Dont Judge By Its Cover terkadang ada benarnya. Kami sampai di rumah kontrakan kami di Wilayah pasar IV Padang Bulan dengan selamat dan tanpa kekurangan apa pun.

Dan yah, ini masih 14 Desember. masih ada 17 hari lagi yang belum saya nikmati dan mungkin masih ada kesenangan dan kejutan yang menanti.



Selasa, 11 Desember 2012

Arabian's (Bad) Dream


Menurut data BNP2TKI, pada tahun 2012 jumlah TKI Indonesia yang ditempatkan di Saudi Arabia berjumlah 11.814 orang. Jumlah ini berada di urutan ke-5 terbanyak setelah Malaysia (46.296 TKI), Taiwan ( 30.669 TKI), Singapura (20.430 TKI) , Hongkong (18.237 TKI) dan Uni Emirat Arab (14.274 TKI). Namun jika ditotal secara keseluruhan, dari tahun 2006, Saudi Arabia menampung paling banyak pekerja asal Indonesia yaitu 1.427.198 TKI. Dan yang paling membuat miris, dari 1410 TKI bermasalah yang didata BNP2TKI, lebih dari setengahnya yaitu 776 TKI bermasalah berasal dari negara penempatan Saudi Arabia. Permasalahan mereka beragam. Diantaranya adalah gaji yang tidak dibayarkan oleh majikan, pelecehan seksual, tidak dipekerjakan sesuai kontrak, dan memperoleh tindak kekerasan dari majikan yang mempekerjakan. Detail lainnya silahkan klik Situs BNP2TKI

Kita barangkali sudah bosan mendengar berita mengenai kasus penganiayaan terhadap TKI, khususnya tenaga kerja perempuan. Kebanyakan berasal dari TKI yang bekerja di Saudi Arabia atau Malaysia. Sepertinya kasus-kasus sebelumnya tiak menajdi pelajaran, baik bagi pemerintah Indonesia, pemerintah negara tempat TKI dipekerjakan dan bagi calon TKI sendiri. Hujan emas di negeri orang adalah alasan mengapa banyak tenaga kerja Indonesia yang memilih untuk hijrah mengais rezeki di negeri orang. 

Jika kita lihat kenyataan disekitar kita, seorang sarjana lulusan Strata 1, penghasilannya sebagai pegawai baru berkisar di antara Rp 800.000 - Rp 2.200.000 . Tergantung perusahaan dan lokasi kota tempat mereka bekerja. Belum lagi jumlah lapangan kerja di Indonesia lebih sedikit dari pada jumlah pencari kerja yang  setiap detiknya bertambah. Berdasarka data Badan Pusat Statistik Indonesia, angka pengangguran di Indonesia pada Februari 2012 adalah 6.32 % atau 7,61 juta jiwa. Dari keseluruhan tersebut, tenaga kerja dengan tingkat ppendidikan Sekolah Dasar ke bawah mendominasi dnegan angka 55,5 juta jiwa atau 49,21 % dari total keseluruhan. Dario statistik ini kita bisa melihat alasan mengapa banyak pekerja Indonesia lebih memilih bekerja di sektor informal di luar negeri. Info selengkapnya klik Disini

Hal ikhwal saya menulis uraian di atas adalah karena saya membaca sebuah buku yang ditulis oleh seorang penulis Indonesia yang patut kita acungi jempol karena keberaniannya terjun langsung ke dunia per-TKI-an di Saudi Arabia, Valiant Budi. Saya sudah membaca buku ini dua bulan yang lalu. Tapi masih, sampai sekarang apa yang dipaparkan Valiat Budi alias Vabyo masih terus membayangi pikiran saya. Saya memaksa beberapa teman untuk membacanya, dan ya mereka akhirnya membaca dengan sukarela. Rata-rata memberikan pendapat yang sama dengan saya, hujan emas itu berat apalagi dalam bentuk bongkahan, anda bisa terluka. Demi mencari sesuap nasi, tidak sedikit TKI Indonesia yang disebut-sebut sebagai pahlawan devisa ini harus menderita, meregang nyawa, dan hidup cacat di sisa usianya.

Di buku yang berjudul "Kedai 1001 Mimpi", Vabyo memaparkan kisahnya yang terobsesi untuk tinggal dan bekerja di negara timur tengah yang eksotis dan misterius. Meninggalkan jabatan dan kesuksesan yang sudah digenggamannya, Vabyo mencoba peruntungan dengan manjadi TKI di Saudi Arabia dengan bekerja sebagai barista di franchise kedai kopi asal Amerika. 

Awalnya saat membaca ini saya sudah diperingatkan dengan sambutan " Selamat datang di negeri 1001 dongeng. Berharaplah ini memang sekedar dongeng"

Dan yah, di awal buku saya ketawa-ketawa histeris membaca pengalaman 'lucu' Vabyo.  Tapi semakin saya membuka halaman berikutnya, berikutnya dan berikutnya lagi semakin dalam pengalaman Vabyo membawa saya pada realita sebenarnya. Satu hal yang paling ingat dari apa yang Vabyo tulis adalah, ternyata menjadi se-agama ( islam ) tidak cukup untuk hidup di Saudi Arabia. Kenyataan bahwa masyarakat Saudi Arabia yang sebagain besar masih sangat rasis menjadi alasan pahitnya hidup di negeri padang pasir ini. 

Saya tidak akan memaparkan isi bukunya disini, bagi yang penasaran silahkan cari bukunya di toko buku. 


sedikit info mengenai bukunya :
Judul : Kedai 1001 Mimpi -Kisah Nyata Seorang Penulis Yang Menjadi TKI-
Penulis : Valiant Budi (Vabyo) Also the Author of Joker, Bintang Bunting, dan Kala Kali
Penerbit : Gagas Media

Sebagai tambahan, buku ini mengingatkan saya pada sebuah buku kontroversial yang ditulis oleh Rajaa Al Sanea, "The Girls of Riyadh- Kisah Email 4 Gadis Saudi Arabia Yang Menghebohkan" . Buku ini juga merupakan sebuah kisah nyata. Ditentang oleh pemerintah Saudi, tapi tidak menghentikan peredaran buku ini ke segala penjuru dunia. Bagi Haters yang mengecam tulisan Vabyo mungkin bisa mencoba membaca buku ini karena ditulis oleh perempuan Saudi Arabia sendiri. Al Sanea disini memaparkan kenyataan pahitnya hidup sebagai perempuan di negara dengan Adat Arab (saya tidak akan menyebutnya sebagai kebudayaan apalagi Negara Islam). 

Cover buku The Girls Of Riyadh versi bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Ramala Books. Pict source downloadebook89.blogspot.com 

Pict of Author (the women who speak), Rajaa Al Sanea. She said in Khaleejtimes.com that the reason why Saudi Government baned every 'unsuitable news' abaout their country is because they wanted to protect this country image as clean as it suppose to be ,“People in Saudi have become very protective about their image around the world, especially after September 11,” she said. “(Literature) is supposed to portray life as it is. I think we are moving forward.”  Saya rasa ini lah alasan mengapa seperti ditulis Vabyo di dalam bukunya berita mengenai kekerasan terhadap TKI gaungnya terdengar lebih keras di luar Arabia, khususnya di Indonesia. Di Saudi Arabia sendiri menurut Vabyo, kita tidak akan pernah menemukan pemberitaan mengenai kasus-kasus ini, bisa-bisa penulisnya dijebloskan ke dalam penjara.

Happy reading people ^^







The Golden Anniversary of IMIB USU




Pada tanggal 8 Desember 2012 saya menghadiri acara Ulang Tahun ke-50 Organisasi Mahasiswa bernama Ikatan Mahasiswa Imam Bonjol (IMIB) Universitas Sumatera Utara. Bertempat di Lantai 2 Garuda Plaza Hotel Medan, saya berangkat bersama teman satu kontrakan yang juga kebetulan sesama urang awak dan pernah terlibat di kepengurusan IMIB – USU.

Di dalam undangannya yang hanya disampaikan lewat sms (awalnya panitia sepertinya sudah beberapa kali mendata di di Page IMIB USU mau pun KBA IMIB USU, saya sudah menuliskan e-mail dan nomor HP, tapi endingnya diundang lewat sms juha dan akhirnya ditelpon oleh salah satu keponakan saya yang masih eksis di kepengurusan setelah saya tidak sempat membalas sms undangan tersebut karena tidak ada pulsa. Kalau memang ingin benar-benar menyampaikan undangan saya rasa ada baiknya dikirim lewat email dari pada repot-repot mendatangi satu persatu) tertera waktunya adalah pukul 19.00 WIB. Karena lokasi yang lumayan jauh dan aksesnya tidak tersedia dari kontrakan kami plus waktu yang terlalu berdekatan dengan jadwal sholat Magrhib maka kami berangkat pukul 18.30 WIB. Butuh 3 kali berganti angkot untuk sampai ke tempat ini. Karena memang dari sononya dari Padang Bulan tidak ada angkot yang langsung membawa kami ke Garuda Plaza Hotel.

Setelah turun dari angkot 108, dan berpindah ke angkot 43 di Simpang Pasar Baru kami turun di simpang SM Raja dan meneruskan dengan angkot MRX. Turun di depan Garuda Plaza Hotel kami sudah menemukan papan bunga bertebaran mengucapkan selamat atas acara The Golden Anniversary of IMIB-USU.

Walau sempat kebingungan menemukan lokasinya, karena hanya disebut di lantai II sahaja, tidak ada keterangan nama Aula atau ruangannya apa DAN itu untuk pertama kalinya saya memasuki Hotel yang satu ini , kami bertiga sampai dengan selamat di lokasi acara. Keluar dari lift kami disambut oleh para Ushers acara, bujang dan gadis Minang dalam balutan pakaian tradisional.

Acaranya belum lagi dimulai. Saya sempat curiga jam 19.00 adalah kedok waktu agar para undangan datang lebih cepat karena konon acaranya bakal dibuka oleh Plt Gubsu Ir.H. Gatot Pujo Nugroho (dalam konfirmasi) –hehehe-

Oke, begitu sampai sebenarnya perasaan saya dan dua rekan saya, Asti dan Hanny, sudah langsung tidak enak. Masalahnya kami datang dengan dandanan super casual. Jeans and t-shirt. Dan ketakutan kami terbukti. Di depan kami berseliweran tetamu lain yang berdandan all out. Bergamis, dress, baju kurung, heels and clutches. Ouchhh... Triple Miss Salah Kostum! Tapi the show must goes on. Kami tetap bergaya mentel saat berfoto dengan background acara =p. Walau status kami sudah alumni, dan Hanny calon alumni tua.

Kesan selanjutnya adalah WOW !

Sepertinya panitia benar-benar serius menggarap acara ini. Secara acaranya diadakan di hotel dan menghadirkan nama-nama besar di kancah elit pemerintahan, kami sedikit menyesal telah berdandan kasual. Ternyata umur tidak mempengaruhi kemampuan nalar manusia yah...

Karena sepertinya belom ada tanda acara akan segera dimulai, kami memutuskan mengikuti alur saja, cari tempat duduk yang enak dan kebetulan bertemu dan bergabung dengan teman satu angkatan, dan mengantri di meja hidangan. MAKAN MALAM.

Tidak lama kemudian akhirnya acaranya dimulai. Saya lagi-lagi merasa WOW. Sudah lama saya tidak menonton tari Pasambahan. Kelar tari Pasambahan MC membuka acara dengan beberapa kali keseleo lidah. Not a perfect opening from the Master of Ceremony mengingat tamu-tamu adalah dari pejabat, Sponsorship, dan akademisi dan alumni.

Acara selanjutnya udah ketebak, seperti acara-acara formal lainnya. Para undangan terhormat silih berganti dipersilahkan menyampaikan pidatonya.

Acara-acara selanjutnya adalah hiburan berupa nyanyian dan tarian. Penampilan para penghibur ini saya acungkan jempol. Mereka tampil dengan baik dan berhasil mengundang tepuk tangan riuh dan decak kagum undangan. Salah satu penampilan yang saya suka adalah tari Rantak. Benar-benar menghentak dan bikin saya tersentak kagum hehe.



Tari Piring yang di gabung dengan tari kipas menjadi hal yang baru buat saya. Teman satu meja membocorkan bahwa para junior akan menampilkan tari kipas. Dan karena teman saya tersebut sudah menyaksikan saat gladi bersih maka dia berpromosi bahwa tarian ini akan sangat bagus. Jujur saya sedikit bingung. Sejak kapan ada tari kipas di kebudayaan Minang Kabau? Kapan sejarahnya kipas lipat ditemukan di outfit tradisional Minagkabau? Walau akhirnya tidak menemukan jawabannya, jadi mari sebut saja tarian ini Tarian Minang Kontemporer.

Acara yang paling heboh adalah Pemilihan Uda dan Uni IMIB USU 2012. Acara pemilihan Uda & Uni IMIB USU ini rutin digelar setiap tahun sejak beberapa tahun yang lalu. Acara ini merupakan salah satu hi-lite dalam pagelaran malam kesenian IMIB-USU setiap tahunnya.


Acara akhirnya ditutup dengan tup lilin dan potong kue... 


Acara benar-benar ditutup dengan Moves Like Jagger dan Gangnam Style.

Ada beberapa catatan sehubung dengan acara ini yang menjadi perhatian saya;
1. Saya sedikit mempertanyakan eksistensi para ushers di acara ini. Saat datang, mengisi buku tamu kami dilepas begitu saja tanpa diberitahu informasi acara. Alhasil kami mencari kursi sendiri. Alangkah baiknya jika dikemudian hari jika acara seperti ini usher benar-benar diberdayakan. Saya miris melihat ada beberapa undangan yang terlihat lost ketika memasuki ruangan karena datang sendirian.

2. Maksimalkan gladi bersih sehingga acara berjalan sesuai tata cara sebenarnya.

3. Koordinasi antar sesama panitia. Saya sedikit bertanya-tanya adakah stage coordinator atau ketua seksi acara berkoordinasi dengan MC mengenai tamu-tamu yang datang. How come MC salah menyebutkan nama Gubernur -_-, dan yang datang bukan gubernurnya pula... 

All foto taken from Mr Hafiz Er Razaq camera. I dunno who took the photos but the Tari Rantak one is mine =). Thank you for the Photos btw !







How I Met My IMIB-USU Mates

Tahun 2006 adalah tahun dimana untuk pertama kalinya saya mengambil keputusan terbesar dalam hidup saya. Keputusan ini tidak hanya akan mempengaruhi hidup saya tapi juga hajat hidup orang banyak, karena Vanessa Williams sings that "...and we are all connected to each other, by the chains by the circle that never ends syalalalala" (hehehe)

Saya memutuskan untuk keluar dari zona aman saya dibawah lindungan ketie orang tua. Saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke sebuah daerah yang hanya pernah saya kunjungi lewat atlas dan globe. Hanya nama dan kabar angin tentangnnya yang saya dengar, tapi apa pun kebenaran tentang negeri itu saya tidak pernah tahu. Saya pindah untuk hidup mandiri dengan subsidi bulanan dari ortu ke Medan !

Demi Tuhan, keputusan ini sebnarnya agak nekat bin high risk. Saat kondisi ekonomi keluarga lagi agak morat marit, pindah ke kota besar menjadi sebuah beban bagi saya dan tantangan bagi orang tua. Bagaimana pun saya sudah lulus SPMB, tidak mungkin saya membuang kesempatan besar untuk kuliah di Universitas Negeri hanya karena tidak ada biaya? Ini seperti sebuah dongeng tragis pendidikan Indonesia.

Dengan keajaiban dan kemurahan hati beberapa pihak hehe, saya berhasil berangkat ke Medan. Tanpa ada sanak saudara (Sebenarnya ada, tapi saudara jauh yang belum pernah kami temui) dan bermodalkan uang pas-pas-an saya bersama Bapak tiba di Medan. Syukurlah ada anak gadis tetangga kami yang kuliah di UNIMED. Hanya saja jarak UNIMED ke USU lumayan jauh, dan si anak gadis tinggal di Tanjung Mulia, sementara saya dan Bapak harus dijemput di Amplas. Benar-benar akan merepotkan. Setelah stay satu malam di kos si anak gadis tetangga, namanya kak Osisca btw, saya diantar mendaftar ke USU oleh pacar si kakak karena si kakak adalah mahasiswi jurusan olehraga yang jam terbang pertandingannya tinggi dan padat. Setelah mendaftar otomatis saya dan Bapak completely terdampar di USU. 

Lucky us, saya ditemukan teman saya dan diantar ke stand milik IKATAN MAHASISWA IMAM BONJOL alias persatuan mahasiswa asal Sumatera Barat dan berdarah Minangkabau di Universitas Sumatera Utara. Saya menemukan bahwa memang darah merantau orang Minang itu tidak akan surut oleh zaman, malah makin cetar membahana ! Akhirnya, Bapak bisa bernapas lega. Ia mempercayakan saya kepada salah satu senior IMIB-USU yang bernama Uni Rika, dia orang Sungayang, sama seperti Ibu saya, dan saya tentunya (karena kami menganut sistem matrilineal). Hari itu juga saya mendapat kontrakan berkat bantuan Sempai saya di Departemen Sastra Jepang dan senior saya di SMA 1 Batusangkar, Uni Dzurahmah. 

Uni Dzurahmah kemudian mengantar saya ke kos Uni Rika, yang juga menajdi kos sahabat satu SMA saya yang sudah terlebih dahulu di Medan karena mendapat program PMDK, Elsya Meci. Setelah Bapak memastikan lokasi saya akan indekos dimana serta tarifnya berapa, Bapak langsung menitipkan saya kepada Uda Uni IMIB-USU, dia langsung pulang ke Ranah Minang sore itu juga. Saya melepas kepergian bapak di pool bus Makmur (Bapak berencana mampir ke Pekan Baru terlebih dahulu) dengan ditemani oleh sesama rekan mahasiswa baru USU, Elsya Meci dan Irfan Mantovani. Herannya saya tidak sedih atau merasa melankolis sama sekali. Mungkin karena terbesit optimisme yang besar bahwa saya akan baik-baik saja disini dan Bapak tidak akan perlu mencemaskan keadaan saya.

Memulai kehidupan di Medan sebagai mahasiswa baru dari titik nol! Saya merasa seperti pengantin baru. Ditemani senior-senior IMIB USU yang baru saya kenal, kami dengan rombongan kecil sesama anak ayam baru menetas berbelanja kebutuhan kos-kos-an. Saya berkenalan dengan Tilam (secara saya tahunya itu disebut kasur, hehe), pajak, sudek, dan pasar untuk pertama kalinya. Kami membeli kasur busa, ember, keranjang perkakas mandi, kotak sabun, setrikaan, ;lemari, meja kecil, ketel elektrik plastik, rice coker, bantal, guling dan brush di Pajak Sore. Lucu kalau mengingat masa itu dimana ongkos angkot sebesar gopek masih berlaku, Kalau sekarang mah bisa di katai 'babi' deh sama abang supir yang galak. hahaha. Dan kami mengangkut itu semua dengan angkot dan  becak motor.

Sebagai mahasiswa-mahasiswi baru kami disambut dengan acara Penyambutan Mahasiswa Baru di sebuah daerah wisata, Tongging. Kami menginap disana 1 malam dan kami mengikuti acara yang membawa kami berinteraksi satu sama lain sesama mahasiswa baru, senior dan alumni. Saya ingat salah satu acara pada malam itu kami dibagi dalam beberapa regu, mata ditutup kain, dan kami harus berjalan sambil memegang bahu kawan di depan kami dan para Uda Uni menuntun di depan. Kami mengunjungi pos-pos yang sudah dihuni oleh para senior dan alumni. Di masing-masing pos ada tema-tema tertentu yang dibahas. Ada kebudayaan, organisasi, akademik dan lain-lain. 

Touch down di Tongging =)

Baris berbaris sebelum mulai acara, dipimpin oleh Bro' Ori Ariyandi 

Setelah melalui malam dengan acara sosialisasi, siangnya sebelum pulang ke Medan, diadakan acara kejutan (bagi mahasiswa/i baru, pemilihan Bundo, Datuak, Dubalang, Mantri, dan satu lagi apa ya? haha)

ke-5 orang yang dipaksa maju ke depan seperti terdakwa =) the only girl is Me *aishh masa-masa culun itu* . dan Saya terpilih sebagai Bundo IMIB-USU 2006 haha, 

Para Peserta PMB IMIB-USU, beberapa diantaranya masih tetap di Medan setelah kuliah, beberapa telah pindah ke kota lain, beberapa saya tidak tahu kabarnya dan konon saya sudah lupa seperti apa orangnya dan siapa namanya =(

Dari PMB ini kami telah saling mengenal satu sama lain. Setelah PMB, beberapa ada yang masih stick together as IMIB USU members, dan beberapa ada yang memilih jalan lain karena kesibukan sebagai mahasiswa baru. Saya pribadi merasa nyaman dengan keberadaan IMIB USU dan selalu berupaya mengikuti kegiatan yang diaakan Uda Uni pengurus di masa itu. Selain karena alasan nyaman, saya juga merasa tersentuh dengan kebaikan Uda Uni yang sudah membantu saya tanpa pamrih berdaptasi dengan lingkungan baru saya sebagai mahasiswa dan anggota masyarakat baru.

Di IMIB USU saya belajar berorganisasi yang sebenarnya untuk pertama kalinya. Walau di SMP dan SMA saya terlibat OSIS tapi tidak lebih dari keroco-keroco saja alias bagian-bagain terbawah dan terpinggirkan. Saya sangat ingat bagaiman sosok Uda Rahmat ketua IMIB USU saat itu (kami sering memanggilnya Da Ra) dan Uda Idris yang kocak. Sosok-sosok itu tidak akan pernah saya lupakan karena kerendahan hati mereka. Walau terkadang jalannya organisasi tidak mulus, tapi itu adalah sebuah proses yang pasti akan terus berjalan. Negara se adidaya Amerika saja memiliki dua kubu berseberangan, dan Negara makmur seperti Inggris saja memiliki partai oposisi dalam setiap pemerintahannya. 

Saya kemudian terlibat dalam kepengurusan di tahun 2007 untuk pertama kalinya. Setelah Da Ra, Uda Tosa Dwi Oktora kemudian menjadi Ketua Umum IMIB USU yang baru.  Dalam kepemimpinan Uda Tosa Dwi Oktora inilah untuk pertama kalinya seksi Hubungan Masyarakat IMIB USU dibentuk. Uda Ade Marza menjadi Ketua Seksi Humas, Uni Uci menjadi sekretaris dan saya sebagai salah satu anggotanya. Bersama Uda Ade dan Uni Uci, kami merumuskan bagaimana program kerja yang dapat memperkenalkan IMIB USU sebagai sebuah organisasi sosial berbasis Kemahasiswaan ketimbang organisasi primordial belaka. Beberapa ide yang tercetus adalah membuat website, social media interaction, dan Road Show. Saya, Uni Uci dan Uda Ade kebetulan sama-sama aktif di Pers Mahasiswa Suara USU di masa itu, jadi kami memiliki sedikit pengetahuan dan pengalaman dalam hal komunikasi dan media, khususnya Uda Ade yang lebih senior dan aktif di berbagai organisasi, baik itu jurnalistik, sastra mau pun organisasi keagamaan hehe.

Di tahun ini juga kami turun ke jalan menggalang dana untuk korban bencana alam di kampung halaman. Kami melakukannya beberapa hari di beberapa titik strategis. Berpanas-panas dan tersapu debu memeluk dan menyodorkan kotak supermi bertuliskan AKSI DANA KORBAN GEMPA BUMI SUMATERA BARAT. 

Potret Kepengurusan IMIB USU dengan Uda Tosa Dwi Oktora sebagai Ketua Umum =)

Beberapa IMIB USU angkatan 2006 yang terlibat kepengurusan, dari kiri ke kanan di belakang, Furqon, Joe, Saya, Meldi, Di depan (kiri-kanan) Apat, Elsya Meci, Hafizh dan Angga.



Foto ini diambil jelang akhir kepengurusan 2007/2008

Jajaran pengurus Padusi Minang =). Kiri-kanan , Uni Rika, Saya, Uni Suci, Elsya Meci, Uni Ija, Uni Liza, Uni Deni, Uni Dzurahmah, Uni Yona dan Uni paling Ujung saat mengetik tulisan ini serius saya lupa namanya! Tapi saya ingat betul orangnya karena indekos di gang Paten no 8.

=)

Setelah Uda Tosa, tampuk kepemimpinan beralih ke saudara Hafizh Er Razaq. Di periode ini saya masih meneruskan posisi sekretaris HUMAS melanjutkan amanah uda Ade. Kepengurusan di periode ini adalah kepengurusan dimana ada banyak cobaan. Mengingat kepengurusan Uda Tosa adalah titik inovasi, maka kepengurusan kali ini harus lebih baik lagi dan memberi lebih banyak kontribusi kepada anggota dan masyarakat. Di periode ini saya mengenal kawan-kawan angkatan 2006 lainnya yang sebelumnya belum pernah saya temui. Saya berkenalan dengan Minda yang menjadi Sektretaris Umum paling tabah dan murah senyum hehe. Sayangnya meskipun kepengurusan ini kami cukup akrab, sayangnya saya tidak memiliki dokumentasi foto kepengurusan periode 2008/2009 ini ;(. Kalo ada mantan pengurus periode ini yang kebetulan  baca blog ini, bagi-bagi dong fotonya ...

Sampai di periode ini saya masih sangat aktif, namun setelah tidak menjadi pengurus lagi, saya sudah mengurangi keterlibatan dalam IMIB USU. Bukan karena tidak peduli lagi, tapi semata-mata kesibukan yang makin bertambah dan jadwal tidak pernah sinkron. Bahkan, PMB tahun 2006 adalah satu-satunya PMB IMIB USU yang saya ikuti sampai sekarang.

Sesekali saya masih datang ke acara -acara rutin IMIB USU seperti pelantikan pengurus periode baru, Malam seni,  halal bi halal atau pun Isra' Mi'raj. Walau tidak bisa senantiasa datang dalam hati saya selalu berharap kegiatan tetap akan kontiniu dan minat para anggota tidak akan pernah luntur. 

^^

End Note : Organisasi adalah sebuah wadah yang menaungi individu-individu yang memiliki kesamaan tujuan. Sederhananya sih begitu. Tapi dalam sebuah organisasi, setiap individu pasti tidaklah sama dan tidak boleh sama. Manusia terlahir dengan keunikan dan talentanya masing-masing. Lingkungan dan proses pembelajaran yang akan membentuk mereka sejatinya. Jadi, konflik dalam sebuah organisasi adalah wajar. Kita tidak sempurna dan kita tidak selamanya akan searah.

Tapi, ketika kita memutuskan untuk melebur di dalam sebuah organisasi, kita harus memahami satu hal bahwa dalam organisasi kita bukan lagi individu, tapi sudah menajadi sebuah kesatuan utuh. Kepentingan perorangan tidak seharusnya menajdi ganjalan dan bibit konflik, kepentingan segelintir orang seharusnya tidak merusak kekeluargaan organisasi. 

terkadang ego individu bisa menjadi duri dalam daging, tapi sebagai individu yang cerdas, dan sebagai manusia sosial dalam organisasi kita harus bisa memilih mana yang harus di utamakan. Jujur saja selama kepengurusan saya sempat tidak menyukai cara berpikir salah seorang pengurus. Namun se-tidak suka apa pun saya, saya tidak bisa serta merta menjauhinya dan bersikap anti terhadapnya. Apalagi terang-terangan menunjukkan sikap perlawanan dan sengaja memancing pertengkaran.  Bagi saya itu bukan sikap orang bijaksana. Seiring berjalannya waktu saya sendiri belajar bahwa sikap kontra rekan saya tersebut memberi banyak pelajaran baru bagi saya dan rekan-rekan lainnya. Tidak selamanya sikap egoisme individu itu buruk kok. 

Post ini sengaja saya tulis dalam rangka Golden Anniversary Ikatan Mahasiswa Imam Bonjol (IMIB) Universitas Sumatera Utara. Semoga IMIB USU senantiasa berkembang, terpandang dan menjadi panutan ! Dirgahayu IMIB USU yang ke- 50 Tahun !