Selasa, 22 Agustus 2017

Terpukau Gagauan


Gagauan atau Gagoan? Ada dua penyebutan untuk lokasi wisata yang tengah hits di kalangan anak muda Sumatera Barat ini. Ada yang menyebut Gagoan, karena sebagian besar warganet di laman sosial media menyebutnya demikian, namun sebenarnya masyarakat setempat menyebutnya Gagauan. Mengapa bisa seperti itu?
Kata Gagauan berasal dari kata Gagau. Menurut Yos Magek Bapayuang dalam Kamus Baso Minangkabau yang diterbitkan oleh Penerbit Mutiara Sumber Ilmu Jakarta tahun 2015, kata gagau berarti gelagapan; bicaranya gelagapan. Gagau juga dapat bermakna meraba-raba dalam gelap; mencari suatu yang tak jelas letaknya. 

Nah, berdasarkan perbincangan dengan masyarakat di lokasi, kami diberitahu bahwa alasan lokasi ini diberi nama Gagauan karena sensasi yang diperoleh oleh masyarakat pertama kali berada di tepi tebing-tebing curam membuat mereka tergagau, gelagapan melihat kecuraman dan kedalaman jurang-jurangnya. Bagi yang baru kali pertama berkunjung ke Gagauan, dan mungkin jarang-jarang bertualang, bersiap-siaplah terkena sensasi Tagagau. Karena bukit-bukit indah disini tidak hanya hijau dan menyejukkan mata, namun menantang kamu untuk berjibaku mendaki dan menuruni lereng berbatu curam.

Puncak Gagauan berlokasi di Jorong Kotobaru, Nagari Paninggahan, Kecamatan Junjung Sirih, Kabupaten Solok. Untuk menuju ke lokasi ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan empat dari Kota Solok atau dari Padang Panjang. Dari Kota Solok, kamu harus berkendara menuju Kecamatan Junjung Sirih sekitar 20 menit dan selanjutnya another 20 minutes to Gagauan. Jarak yang ditempuh according to google maps adalah 23 KM. Sementara dari Padang Panjang membutuhkan waktu sedikit lebih lama, 1 jam dengan jarak tempuh lebih kurang 30 KM. Namun ketika kami berkendara dengan sepeda motor dari Nagari Sumpu menuju Gagauan, tanpa hambatan (kecuali jajan bakso tusuk) kami menghabiskan nyaris 30 menit sepanjang perjalanan.

Jalan menuju Gagauan sangat tidak direkomendasikan untuk pengendara pemula. Sangat terjal dan berkelok dimana-mana. Diperlukan kewaspadaan dan kita dituntut untuk senantiasa fokus. Bahkan adik saya yang sudah 4 kali bertandang ke Gagauan masih sangat was-was melewati beberapa titik jalan yang berkelok curam, karena belum ada pagar pembatas yang memadai sama sekali. Saat akan pulang, pemilik warung senantiasa mewanti-wanti pengendara sepeda motor agar tidak mematikan mesin untuk alasan apapun saat menuruni jalan berliku-liku nan panjang di Gagauan. Sudah memakan korban soalnya. Oh ya, jalan menuju Gagauan dari arah Solok juga tidak bersahabat. Ada banyak lubang besar akibat aktivitas truk-truk besar yang lalu lalang.

Saya sudah dua kali ke Gagauan. Kali pertama tahun lalu setelah lembur lebaran. Tahun ini pun sama. Setelah selesai lembur lebaran saya kembali ke Gagauan, kali ini membawa kembali Andre, adik laki-laki saya, plus Kherza dan Kuntum, teman adik perempuan saya dan rekan pemandu wisata di Istano Basa Pagaruyung. Kami awalnya tidak berencana mengunjungi Gagauan dalam rencana jalan-jalan kami hari itu. Namun ketika kami telah selesai menikmati pesona Sumpu, kami bimbang apakah harus melanjutkan perjalanan menuju Aua Sarumpun seperti rencana semula atau ke Gagauan yang jaraknya sepertinya lebih dekat. Berhubung 3 diantara kami sudah pernah ke Aua Sarumpun dan 2 diantara kami belum pernah ke Gagauan, kami pun memilih Gagauan. Alasan lainnya sih karena saya dan Andre belum pernah mendaki bukitnya.

Tidak banyak yang berubah dari Gagauan selama satahun. Kami masih bisa menikmati rimbunnya perbukitan dengan suara angin dan aliran sungai di dasar jurang silih berganti. Ilalangnya yang instagramable juga masih eksis. Makin mengundang keinginan untuk bernarsis-narsis tanpa jeda. 

FYI, keindahan Gagauan sebenarnya sudah masuk ke liputan media nasional. Kalau nggak salah dua tahun yang lalu travelling variety show  kekinian MTMA sudah pernah menyambangi lokasi ini. Sayangnya saat itu tengah kabut asap. A videographer and photographer, Andi Liansyah berkolaborasi dengan musisi Indie, Layur, menggarap music video dengan mengambil latar Gagauan. Cek karyanya di bawah ini.


Gimana? Sudah terpukau dengan Gagauan? 



Menikmati keindahan Gagauan yang hakiki itu bisa dengan uphill atau downhill. Lebih afdol kalau dilakoni kedua-duanya. Jika ingin mendaki bukitnya, siapkan alas kaki yang cocok untuk trekking ya. Karena memang harus membuatmu merangkak dan merayap sedikit. Kherza dan Kuntum cukup dibuat kewalahan oleh jalur pendakian 'ekstrim' ini, haha. Tapi pemandangan alam yang kamu nikmati ketika sudah berada di puncak itu sangat sepadan. Tidak heran memang karena the best view comes after the hardest climb. Karena lokasinya yang cukup menantang, Alhamdulillah bukit ini, katanya bernama Bukit Junjung Sirih, cukup bersih dari sampah.



Jika menuruni bukit, pilihlah spot berfoto yang aman.





Habis tagagau, terpukau. Welcome to Gagauan.


Happy travelling, people.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar