Rabu, 08 Mei 2013

Met the Writer, The Land of Five Towers Trilogy

Lengang sekali blog saya!

Yah, sejak mulai mengorbankan diri menjadi pegawai sebuah perusahaan swasta kecil yang lumayan punya nama di kota Medan saya jadi jarang mengupdate isi blog saya ini. PAdahal dulu saya telah berjanji walau badai mengahdang, pasti tetap akan nge-post sesuatu, at least a picture. Tapi janji pada diri sendiri memang paling gampang diingkari ya?

Hahaha *ketawa pait*

Baiklah, berhubung aktivitas saya belakangan nggak terlalu keren-keren amat, jadi nggak ada juga yang bisa saya ceritakan di blog ini. Hanya aktivitas monoton seperti para buruh lainnya, pergi kerja pagi pulang sudah malam. Sampai di kantor duduk dengan rapi menunggu titah atasan. Try to make it works but Man... it's hard! huhuhu. Bagi saya yang terbiasa hidup bebas di luar sana terikat dengan meja kerja rasanya sesuatu yang berbahaya. Meracuni otak dan merusak kreativitas. Tapi apa mau dikata, rice cooker harus tetap tercolok, listrik harus tetap menyala dan berasnya masih harus dibeli pula.  Welcome to the real world. Mungkin 'idealisme' saya itu harus di geser dikit ke samping. Masih tetap dijinjing, mana tau saat jalan ke depan dapat saya pakai lagi. 

Walau sudah duduk di belakang meja, saya tetap harus berkarya. Yey! bisnis yang sedang saya kerjakan dengan teman-teman di bidang fashion and culture juga tengah berjalan. Walau jalannya selo kayak di pulo tapi teteup jalan! Alhamdulillah, memang mantera "man saara ala darbi washala" Sakti!

Ngomong-ngomong soal mantera, itu adalah 'mantera' buku ke-3 alias seri pamungkas dari trilog Negeri 5 Menara written by A. Fuadi. Novel penuh kenangan yang banyak menginspirasi saya sejauh ini. Karena sebuah kebetulan yang saya sebut 'takdir' -hehehhe- saya bisa bertemu dengan sang pengarang ketika menonton aksi teman-teman cosplayer di acara Kompas Gramedia di hotel Santika beberapa waktu lalu. Awalnya saya memang datang cuman dengan niat mau nonton cosplay dan melihat-lihat buku baru mana tau ada yang menawan hati (walau masih banyak buku hasil lapar mata tergeletak begitu saja di kamar kontrakan saya, tak apa lah). Sesaat sebelum saya memutuskan untuk ngacir ke mall sebelah untuk makan di food court sang MC mengumumkan akan adanya sesi meet and greet dengan penulis sukses trilogi Negeri 5 Menara dan soft launching buku ke-3 Rantau 1 Muara. Alamakjang. Saya surprise! 

Karena tidak mau ketinggalan saya memutuskan untuk batal makan siang. Biarlah, lapar bisa menunggu, A. Fuadi mana bisa? siapa lah saya musti ditunggu? kekekeke. 

Akhirnya saat-saat yang ditunggu pun tiba. Saya bersiap-siap sambil nge-cek duit di dompet cukup apa nggak buat beli novel ketiganya yang saya taksir mungkin berharga IDR 70.000-80.000 . Ah cukupm pas sekalian ongkos pulang. Namun perut meronta itu tidak bisa diabaikan pula. Apa daya, saya terbujuk rayu dan goda stand makanan Ulos Cafe yang menawarkan makanan paling murah di dalam hotel Santika Dyandra, semangkok bakso dengan harga IDR 15.000 tanpa pajak! Ga pa pa lah, masih sisa 5000, cukup buat ongkos sampe rumah kok.

Akhirnya acara yang ditunggu mulai juga. Of course setelah pengumuman pemenang lomba cosplay, harajuku, tokusatsu dan cosplay on the spot photo competition. A. Fuadi muncul di atas panggung menenteng tasnya dan kak Ledy Simandjuntak sudah menunggu dan berperan sebagai moderator. 


Setelah sedikit banyak membahas sekilas mengenai buku-buku sebelumnya, Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna, maka dimulailah sesi perkenalan si 'Rantau 1 Muara' . A. Fuadi memaparkan bahwa kisah Rantau 1 Muara akan berkisah mengenai kehidupan Alif Fikri si bocah lulusan pondok Madani dan telah menyelesaikan kuliah di Unpad ke tahap selanjutnya, dunia kerja. 

Bukan hanya dunia kerja, termasuk di dalamnya proses Alif mencari kerja dan mencari passion dalam hidupnya tapi juga pencarian akan belahan jiwa. Fuadi mengatakan bahwa Rantau  1 Muara adalah babak pamungkas dalam kehidupan Alif Fikri si anak Bayur, sebuah kampung liliput di pinggir danau Maninjau. Inti dari rantau 1 muara ini adalah kemana hidup Alif akan bermuara. Semuanya mengenai pilihan-pilihan krusial bagi masa depannya. 

Jika buku pertama memiliki 'mantera' MANJADDA WA JADDA , novel ke dua MAN SHABARA ZHAFIRA maka di buku ke-3 sekaligus penutup kisah inspiratif yang diinspirasi kisah nyata si penulis sendiri ada MAN SAARA ALA DARBI WASAHALA. Ketika Bersungguh-sungguh saja tidak cukup, maka kita perlu lebih bersabar. Nah ketika keduanya pun belum memberi hasil maka kita harus tetap berjalan. Ya itulah arti dari mantera ke-3, man saara ala darbi washala, siapa yang berjalan di jalannya  akan sampai di tujuan.

Dalam sesi tanya jawab, Fuadi memaparkan bahwa menulis bagian cerita ketika Alif dewasa adalah yang tersulit, "mungkin menuliskan masa kecil itu yang paling mudah karena semuanya menyenangkan dan bahagia," ujarnya. Saat menulis kisah Alif beranjak dewasa, ada banyak hal yang membuat penulisan sulit apalagi karakter yang ditulisnya adalah karakter yang diinspirasi diri sendiri, tentunya ada banyak pertimbangan dalam penceritaan, khususnya image yang ingin ditampilkan.

Walau tidak sempat bertanya namun sesi tanya jawab singkat bersama penulis membuat saya terinspirasi penuh! bahkan terharu dan nyaris menitikkan air mata. You know what? Ada unsur kesamaan pada diri kami. Kami sama-sama perantauan, anak daerah yangn memiliki mimpi besar dan berjuang di belantara kota jauh dari sanak saudara. Bedanya Fuadi telah mewujudkan impiannya and me? I'm on my way! Masih berjuang.

Sebenarnya beberapa hari saya galau akibat pekerjaan yang tidak seperti diharapkan, tapi gajinya menggiurkan, akan tetapi setelah acara tersebut, saya jadi berpikir ulang. Fuadi sempat memaparkan mengenai jalan yang ditempuhnya dalam mencapai cita-cita. Menyikapi sebuah kesempatan yang datang, kita harus bijak dalam memikirkannya. Cermati untung rugi dan kelebihan-kekurangannya. Kamu tidak musti harus langsung mengambilnya, kamu punya kesempatan untuk menundanya. Kalau jodoh tidak akan kemana. 

Saya tersentak. Tidak boleh seperti ini! saya tidak boleh manja. Saya harus bertahan! Mungkin ini bukan pekerjaan impian saya. Toh saat ini saya bekerja bukan demi karir. Saya berjuang di kantor yang sekarang juga demi cita-cita saya sendiri. Jadi bersungguh-sungguhlah, bersabarlah, karena siapa yang terus berjalan maka ia akan sampai di tujuan . LOVE IT!

foto dengan pengarang ! Karena dua bukunya sudah dikirim ke kampung halaman buat dibaca adek-adek tersayang, saya tidak mendapat tanda tangan. Tapi saya barusan sudah melakukan pre-order agar mendapat buku dengan tanda tangan plus bonus agenda hehe.  Fuadi sungguh ramah. Ia meluangkan waktu untuk bercakap-cakap dengan setiap pembaca yang datang untuk berfoto dan minta tanda tangan. Bahkan ketika ia tahu saya juga urang awak dia kontan mengajak bicara saya dalam bahasa ibu. =)

Cant wait for the book! It'll released on 27th May 2013. 

By the way, why this novel has special meaning for me? it was because my brother gave me the first series of the book,  The Land of Five Towers, as a moral support. I was stuck with my thesis and going nowhere. He though that if i red the book i might find my way back on track and finish my study at university. And he did! I was back to my thesis and finished it in 4 months ! 

Thank you for Nao-Chan for the photos =) . visit her blog too Nao's Zone


1 komentar:

  1. mohon kalo punya buku versi englishnya sy mw copy, ato sy beli mb, soalnya ini berkaitan dengan thesis saya, tlg hubungi sy di email lael4.kartiana@gmail.com.

    BalasHapus