Minggu, 18 November 2012

Not just a Drawing Thing, It's A story

Dalam proses gambar menggambar saya mencari ide biasanya lewat musik, buku dan film. Saat menemukan sebuah ide, yang saya pikirkan bukan hanya pose, tapi kisah di dalamnya. Mungkin gambar saya flat dan angle nya yah begitu-begitu saja, tapi saya serius memikirkan kisah di dalamnya. Jika 'kisah' di dalamnya sangat solid dan mengena di hati saya, biasanya proses gambar menggambar dan editingnya akan berjalan dengan cepat dan lancar. berbeda jika saya menggambar karena diminta teman saya dan there are no story inside it, saya biasanya mandeg dan malas mengerjakannya.



Gambar di atas saya gambar beberapa bulan yang lalu. Saat itu Saya dan sahabat dekat saya semasa SMA sedang mengalami yang namanya konflik batin. 4 karakter di gambar mewakili saya, 2 teman perempuan saya dan 1 teman cowok yang sangat dekat sewaktu kelas 2 SMA. Karena sebuah permasalahan yang menurut saya sepele 2 teman cewek saya melancarkan perang dingin terhadap satu-satunya makhluk Adam di gambar. Saya memilih bersikap netral mengingat jarak di antara kami memang sangat rentan menimbulkan kesalah pahaman. Gambar ini saya publikasikan untuk mengusik para sahabat agar berbaikan. Sayang sampai sekarang itu belum terwujud.


Ilustrasi di atas adalah gambaran dua karakter dalam kisah yang sudah saya bangun di otak saya sejak SMA. Karakternya adalah kakak beradik yang sangat tidak akur satu sama lain dan selalu bertengkar bahkan oleh hal sepele. Sang Adik adalah upik abu yang pemalu dan tidak percaya diri, sementara sang Kakak adalah picture perfect dari anak yang paling dibanggakan orang tua seantero dunia, tampan, berbakat dan pintar. Sayangnya mereka berdua sama-sama terjebak dalam opini publik (caelah...), Si Kakak sebetulnya lebih berminat menjadi seorang seniman ketimbang masuk kedokteran, sang Adik memiliki kapasitas otak pas-pas-an namun tidak pernah menyerah untuk berjuang mewujudkan impiannya menjadi dokter. Harapan senantiasa terletak di pundak sang Kakak, sementara si Adik dianggap tidak mampu dan diarahkan untuk melakukan sesuatu yang ringan dan sesuai kemampuan belajarnya. Konflik makin menjadi saat Si kakak menemukan bahwa si Adik jatuh cinta pada bocah tetangga sebelah rumah yang satu tahun lebih tua. Memanfaatkan posisinya sebagai private tutor si bocah tetangga, sang kakak berusaha mengacaukan percintaan si adik bagaimana pun caranya... the Tittle is "Me, My Evil Brother and The Boy Next Door" =)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar