Rabu, 14 November 2012

Oriental Experience At Benteng Restaurant, Santika dyandra - Medan



Saya doyan makan. Bukan ngemil lho. Makan berat dengan porsi mengisi perut hingga kenyang, bukan sekedar pemenuh hasrat sweet tooth atau lapar mata saat lewat depan warung. Tidak heran saya suka mencoba-coba makanan di kafe-kafe yang baru buka, warung tenda bercirikan unik , atau gerobak-gerobak makanan yang berseliweran di depan rumah. Saat masih ada eks house mate bernama Indah, saya lumanyun rajin menjalankan misi icip-mengicip cafe or resto baru (khususnya yang harganya terlihat wajar untuk kantong mahasiswi). Setelah Indah pergi (pindah maksudnya...) saya sudah sangat jarang berpetualang mengitari jagad kuliner Medan.


Sebuah undangan yang menggiurkan datang di saat yang errrr kurang tepat. Bertepatan dengan janji untuk pulang kampung melepas kangen ortu di Ranah Minang sana, undangan untuk icip-icip menu baru di restoran Bentang at Santika dyandra Hotel & Convention juga menuntut untuk diperhatikan. Tidak mau membuang kesempatan langka, saya menyiasati bagaimanapun caranya saya sudah harus berada di Medan pada 7 November 2012. Thanks God rencana saya berjalan sukses (Walau sukses mengikis keuangan bulan ini).

And Here We go...

Saya menuju Santika dyandra bersama sesama tamu undangan dari Blogger Medan Community (BMC – Thx so much for this oppurtunity ), Ekarina. Walau hujan menghadang, syukurlah perjalanan kali ini tidak melibatkan macet sehingga walau sebenarnya kami sudah sedikit terlambat dari waktu dijanjikan kami tidak terlalu terlambat untuk bersama tamu undangan lain menunggu aneka hidangan eksotis untuk touch down pertama kali di meja.

Disambut senyum ramah para waiter dan waitress Restoran dan  Gledy Simandjuntak, Public relation Manager Santika dyandra,  saya dan Ekarina memasuki restoran tanpa kesulitan berarti hehe.  Di dalam restoran telah menunggu rekan-rekan dari media cetak dan elektronik lainnya. Kami duduk bersama di satu meja. Sementara menu yang ditunggu-tunggu masih dalam perjalanan kami berbincang-bincang dengan PR Manager Santika dyandra mengenai kejutan di program food testing with media bulan November ini.

“Untuk bulan November ini Restoran Bentang menyajikan hidangan oriental, “ ujarnya sambil membagikan press release acara hari itu. “Seperti yang kita tahu, Medan adalah salah satu kota di Indonesia yang banyak dihuni oleh masyarakat keturunan Tiong Hoa. Jadi kita melihat adanya celah disini untuk lebih mengembangkan pasar. Jika tidak ada halangan, kita juga akan segera me-launching Chinesse Kitchen yang secara khusus menghidangkan hidangan khas Tiong Hoa  secara maksimal hingga 2500 porsi.”

Tidak lama, hidangan per hidangan  dengan aroma memikat segera memenuhi berbagai indera kami. Deretan piring putih aneka ukuran memenuhi meja. Semangkuk besar sup dengan asap masih mengepul, Ayam goreng kecokelatan, Ikan goreng dengan saus  yang menggoda untuk segera di colek , dan aneka salad serta acar segar. Begitu semua hidangan tersaji, kami dan awak media lainnya segera antri dengan tertib untuk memotret hidangan tersebut dengan angle terbaiknya. Kami harus menahan godaan untuk mencomot hidangan tersebut dengan chopstick yang disediakan, tidak mungkin foto-foto dokumentasi nanti adalah berupa piring yang bersih tandas kan?

Hidangan yang kami cicipi di awal sekali adalah aneka lauk pauk yang terdiri dari Ayam goreng kanton yang yummy dan gurih, udang goreng saus manis dengan daun kari , ikan goreng saos asam manis dan ayam dengan pasta kacang...

Ayam Goreng Kanton mengingatkan saya dengan food display restoran chinesse food, baik itu di Medan mau pun di film-film. Cokelat, matang dan menggiurkan. Dari mata jatuh ke hati, tapi harus melalui lidah dahulu tentunya. Tanpa ragu saya mencomot sepotong ayam goreng itu walau pegangan sumpit saya goyah. Empuk dan so easy to chew. Nyam nyam.  




Selanjutnya adalah Udang Goreng Saos Manis dengan Daun Kari. Saya menyukai species cumi dan udang kalau sudah di atas piring. Udang ini sudah menjadi incaran saya sejak awal tapi saya harus bersabar berhubung rekan media lain masih menguasainya. Agak terasa kasar di lidah. Tapi Udangnya sangat gurih dengan saos yang yummy dan selipan rasa pedas dari cabe rawit utuh dan daun kari.



Ikan goreng dengan saos asam manis mungkin nama yang sangat biasa untuk hidangan berikutnya yang saya coba. Tapi ini adalah hidangan paling saya suka so far. Begitu singgah dalam mulut, daging ikan langsung terasa lumer di dalam mulut. Rasanya saya bisa makan banyak tanpa bosan dan eneg.



Ayam dengan pasta kacang adalah kombinasi rasa unik yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Rasanya unik. Pertama singgah di mulut saya merasakan pasta kacang, lalu berganti dengan potongan tipis daging ayam gurih dan cinnamon! Rasanya segar dan beraroma. 


Setelah mengkonsumsi lauk pauk lezat ini kami beralih ke sayur mayur. Ada dua salad segar yang menemani santap sore kami, Mango Salad with noodle dan  Salad Jamur dan taoge. Mango Salad with noodle adalah favorit saya berikutnya! Rasanya sangat segar. Mangga yang digunakan dalam salad ini adalah mangga yang masih muda. Tidak heran dong, rasa asam segarnya membuat ketagihan dan rasanya menjadi benar-benar berbeda dengan hidangan-hidangan sebelumnya..


Dan ini adalah Salad Jamur dengan Taoge. Bagi penyuka cinnamon ini recomended!  


Hidangan sayur mayur berikut namanya cukup membuat penasaran, Pocay with century egg. Sayuran yang sekilas terlihat seperti sawi manis itu dimasak dengan campuran telur asin, telur ayam, dan century egg yang menjadi primadona. Century egg memiliki tampilan seperti jelly, namun lebih padat. 


Uppss, ada yang ketinggalan dibahas, Sechuan Soup! Sebenarnya inilah hidangan yang pertama saya cicipi tapi belakangan di foto. Semangkuk kecil cukup bikin kenyang! Saya sedikit kesulitan mendeskripsikan rasanya, yang jelas  ada jamur di dalamnya. Rasanya enak, tapi saya tidak menghabiskannya karena takut kekenyangan, yang belakangan saya sesali T_T. Sangat!




Satu hal yang membuat saya penasaran adalah pemahaman saya mengenai hidangan oriental adalah rasa bawang putih yang kentara! Maaf saja ya kalau pengalaman saya menikmati hidangan oriental terbatas pada ifu mie, kwe tiaw dan cap cay. Hidangan oriental yanng saya nikmati di restoran Bentang justru sangat minim aroma dan rasa yang menyengat. Ketika menanyakan hal tersebut, chef Angga yang menemani kami menikmati kuliner hari ini menjelaskan, " Semua hidangan ini dimasak dengan adanya pengawasan chef spesialis masakan oriental. Setiap masakan rasanya dibuat tidak over flavoured karena kebiasaan chinesse people untuk menikmati setiap hidangan one by one." Chef Angga juga menerangkan bahwa jika setiap masakan over flavoured tentunya kita tidak akan bisa menikmati aneka hidangan yang tersaji pada kesempatan yang sama.

Setelah menuntaskan hidangan-hidangan 'berat' di atas, tiba saatnya kami menyantap hidangan penutup. Adalah Es Shanghai dan Mandarin puding yang menuntaskan misi kami hari itu. 

Es Shanghai adalah es tradisional China. Terdiri dari es serut, cendol merah dan hijau, rumput laut, jagung manis dan ciri khas oriental yang terletak pada penggunaan jamur putih dan kacang merah. Chef Angga mendemonstrasikan secara langsung kepada kami proses pembuatannya. 


Soal cita rasa, es shanghai ini mengingatkan saya akan jajanan favorit berbuka puasa, es cendol, es tebak atau pun es teler. Tapi tentunya tanpa pemanis yang berlebihan dan bahan pewarna tambahan. Rasanya pas dengan manis yang tidak berlebihan.

Bintang utama pada sesi kali ini adalah Mandarin Puding kreasi Chef Angga. 


Dari penampilannya saja puding ini sudah sangat menggugah selera. Ekspektasi saya dan rekan-rekan lain tidak berlebihan rupanya. Penampilannya tidak bohong, rasanya ciamik! Manis dan segarnya mandarin orange berpadu dengan creamy puding. Puding yang memiliki komposisi mandarin orange, almond, lemon syroup dan pasta kulit jeruk ini menutup sesi makan sore kami dengan indah. Sebuah hidangan penutup yang fantastis!Rasanya ingin kembali dan makan dengan lengkap dan benar. 

Semua hidangan di atas tersedia di Restoran Benteng at Santika dyandra Hotel & Convention setiap Kamis dan Jumat malam dengan tajuk November Oriental Buffet Dinner. Dengan Rp 110.000 ++/pax rasanya tidak rugi jika kita akan mengalami pengalaman kuliner oriental yang beraneka ragam dan memuaskan.

Saat saya pikir ini adalah hidangan terakhir dari oriental experience saya, ternyata saya salah! Berikutnya muncul aneka minuman dari barista kebanggaan Santika dyandra. Sayangnya saya harus sedikit menunda membahas minuman-minuman tersebut. next post akan sangat membakar dahaga anda! =)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar