Rabu, 28 November 2012

Please Dont You Go Breakin' My Pretty Little Heart...


Judul postingan di atas adalah judul lagu dari Sexy Mr Thicke. That's my fave song yang berusaha saya tularkan ke orang-orang sekitar. Sejauh ini baru 1 yang benar-benar jadi korban, teman satu kos saya bernama Aina. Saat mendengar lagu ini dia langsung suka dan berkata bahwa suara Mr Blue Eyed Soul sangat HOT. Well, Aina tidak hanya suaranya, penyanyi yang satu ini juga memiliki fisik HOT. Bisa bikin gerah cewek-cewek yang nonton konsernya. Ngomong-ngomong soal konser, saya sangat berduka karena tidak bisa nonton Pria beristrikan Paula Patton ini. Nasib jadi pengangguran apes. Duit minim nggak berani mimpi nonton konser sekelas Java Jazz. Belum lagi acaranya di Jakarte, awak di Medan. Kek mana lah ceritanya itu Pak Cik?

Titel di atas saya tulis bukan untuk membahas Mr Thicke, tapi boleh lah kita pandangi Mr Thicke sebelum masuk ke topik sebenarnya...

pict source http://www.eatinghiphop.com


Yeah, He's a good looking man,

Not a stalker, but please dont take your eyes off him hehe


A good Husband, A lovely Daddy
He writes lot oof cool songs =)

Kembali ke topik...

Alasan saya menulis judul tersebut adalah saya baru menyadari  bahwa patah hati itu mengerikan, bagi sebagian besar orang. Saya tidak berbicara masalah pribadi. Masalah orang lain. Para perempuan dan laki-laki yang hancur remuk akibat patah hati. Para sahabat dan orang-orang terdekat yang mengalami moment kehancuran akibat cinta yang tidak bisa disatukan. 

Jika anda diputuskan oleh kekasih anda, apa yang akan anda lakukan?

A. Tidak terima dan bersikeras untuk tetep jalan bareng.
B. Nrimo dan move on (Bukan hubungan namanya jika salah satu pihak sudah bilang 'No')
C. Terpaksa putus tapi setelah itu mendadak jadi socmed stalker (Tidak bisa berhenti melihat isi blognya, tidak bisa berhenti nge-cek status dan tweetnya, bahkan mendekati orang-orang terdekatnya untuk memuaskan rasa ingin tahu mengapa hubungan ini berakhir, mengapa akhirnya ia memilih laki-laki/perempuan lain)
D. Berbicara secara dewasa dan berusaha berdamai dengan kenyataan.
E. Paling ekstrem ngancam bunuh diri ato bunuh diri beneran

Saya punya seorang sahabat perempuan. Sebut saja namanya Gusti. Dia perempuan jawa kelahiran Sumatera. cantik, putih dan berbodi OK. Pendidikannya D1 komputer perkantoran di lembaga pendidikan lokal. Seorang gadis yang ,memiliki cita-cita tinggi sebenarnya, hanya saja keadaan memaksanya bertahan di kota kelahiran.

Saya dan Gusti berteman sejak kecil, karena kami belajar mengaji di mesjid yang sama dan memiliki lingkungan pertemanan yang sama. Kami memasuki masa puber bersama. Saat itu ada saya dan seorang sahabat lagi, Lisa, yang mana kami selalu pulang dan pergi sekolah bersama karena jalan pulang searah. Hal yang paling saya ingat dari dua sahabat saya ini adalah kecintaan mereka akan pria tampan nan ideal, nggak jauh-jauh kok, mereka selalu membawa saya cuci mata mengamati siswa sekolah lain atau senioran yang berseliweran sepanjang jalan dengan sepeda motor (hehehe, jujur saya cukup menikmati masa-masa itu *alasan yang membuat saya bertahan menonton film Thailand First Love, Crazy Little Things Called Love yang dipertengahan ceritanya kedodoran dan skenarionya melemah). di usia SMP mereka sudah memikirkan rencana kehidupan dengan pasangan kelak. Hal yang bahkan dipikiran saya waktu itu belum terbentuk konsepnya sama sekali.

Kembali ke Gusti. Saat saya melanjutkan kuliah ke Medan, saya cukup jarang berkomunikasi dengan Gusti. Pertama, jaman friendster dia nggak punya friendster (dan internet kebetulan menjadi barang langka di kota kelahiran kami), jaman ber-hp dia keseringan gonta ganti nomer, jaman facebook dia cuman sekedar eksis punya facebook tapi tiak ada aktivitas di wall/timeline-nya). Ketika sesekali kami bertemu saat Hari Raya Idul Fitri, yang ditanyakan Gusti pertama kali kepada saya adalah , "Siapa pacarmu sekarang?". Selalu saja itu. dan jika saya menjawab tidak ada dia akan mengalihkan pembicaraan ke topik pria-pria yang ada di kehidupannya. Pria-pria yang menjadi teman telponan, sms-an, dijodoh-jodohkan dan yang terang-terangan menggodanya di kampus atau ketika perjalanan pulang kuliah. 

Pernah saya memperingatkannya untuk tidak serius meladeni hubungan on air tersebut.Tapi dia tiak menggubrisnya. Sempat Ia kopi darat, hanya saja seperti dugaan saya pria-pria tersebut tidak seperti yang diharapkannya. Kalau bukan soal wajah, ya profesi. Saya hanya bisa tertawa mendengar kabar tersebut sambil berpikir, "pria macam apa yang teramat kurang kerjaan mencari jodoh lewat sms dan telepon iseng-iseng seperti itu?"

Waktu berlalu dan sampai pada tahun 2011 saya mendengar rencana pernikahan sahabat saya itu. Saya gembira mendengarnya dan sudah mulai berancang-ancang mencarikan kado istimewa. Sayang, ketika saya kembali pada libur lebaran saya mendengar kabar mengejutkan, pihak pengantin laki-laki membatalkan rencana pernikahan seminggu sebelum acara tersebut berencana diadakan. Perih. Hati saya sakit mendengar kabar tersebut. 

Saya kemudian menemuinya dan sempat berbagi cerita dan kabar dengan Ibu Gusti. Perempuan tua itu juga terlihat sangat terpukul. Wajahnya kuyu dan matanya sembab. Pastilah ia banyak menangis memikirkan ansib putri tercintanya. Sahabat saya yang mengalami patah hati menjelang pernikahan ini juga kuyu, mata bengkak dan terlihat sangat kurus. Saya memilih tidak mengungkit cerita sedih tersebut. Untuk apa lagi dibahas jika hanya membangkitkan kenangan buruk dan menyiram cuka di atas luka (hadehhhh).

Saya menyemangatinya dan mengatakan bahwa satu-satunya orang yang merugi akibat semua ini adalah si calon pengantin pria yang kabur. Ia kehilangan kesempatan mendapatkan gadis cantik dan baik seperti sahabat saya.

Memasuki tahun 2012 saya menemukan bahwa dia makin aktif di socmed. Saya pikir ini adalah ciri positif bahwa dia menemukan aktifitas baru untuk mengisi waktu kosongnya. Ia akan bertemu banyak teman lama, teman baru, bahkan teman pria yang bisa diprospek untuk jadi calon suami sejatinya.

Sayang, menjelang lebaran 2012 saya mendengar kabar pernikahannya. Kenapa saya menyayangkannya? Karena seminggu setelah pernikahan tersebut suaminya membatalkannya. Sang suami menghilang tanpa kabar tanpa jejak. Gusti menjadi janda hanya dalam waktu 7 hari setelah pernikahannya. Saat ini ia sedang mengurus perceraian yang sepertinya tidak ada habisnya. Sebab sang suami tidak diketahui keberadaannya dan tidak pernah muncul di persidangan.

Another heartbreaking story juga adalah dari sahabat saya, seorang pria. Jarak memang rentan menimbulkan kesalahpahaman. Dusta dan kejujuran jadi tidak bisa dibedakan. Apalagi melibatkan socmed. Saya ingat sekali bagaimana ketika beberapa hari sebelum sebauh note mengenai sebuah tragedi cinta sahabat saya di tag oleh adik perempuan pacar sahabat saya itu, saya telponan dengan pacar sahabat saya untuk menyemangatinya untuk sembuh dari penyakitnya. Keadaan tiba-tiba tidak terkendali. Semuanya hancur berantakan seketika. Tidak tahu mana yang benar mana yang salah. Siapa yang berdusta siapa yang jujur. Saya tidak tahu  apa yang bisa saya percaya dari kisah mereka. 

Singkat cerita karena kesal dengan kabar tidak menentu dari sang Adik pacar sahabat saya, kedua orang yang berkonflik juga tidak memberi pernyataan yang dapat meluruskan permasalahan. Saya dan beberapa sahabat yang tiba-tiba dilibatkan secara paksa memutuskan untuk berada di pihak sahabat kami. Kami menganggap bahwa kekasihnya lah yang berdusta dan mangarang cerita. Adik perempuannya menyebar fitnah. entah ini keputusan yang bijak atau tidak, karena jujur saja kami tidak seharusnya dibawa-bawa dalam permasalahan pribadi ini. 

Putus jarak jauh adalah keadaan yang membingungkan dan mungkin sedikit melegakan. At least you dont have to face her/his as often as you see the sun. Seharusnya! Tapi saya melihat sahabat saya ini setelah itu masih berteman dengan sang mantan di facebook. masih membalas pesan singkatnya dan bertukar kabar. So whatever lah. Saya dan sahabat gerah. Apalagi kami merasa tidak nyaman dengan permasalahan ini. Tapi berhubung ini masalah pribadi hanya nasehat saja yang terlontar, tindakan si sahabat? dia yang memutuskan.  Sudah hampir 2 tahun berlalu, saya sudah nyaris melupakan persoalan ini walau ketika membuka facebook dan melihat status GALAU karena CINTA teman-teman lain membuat saya terkenang akan kejadian cinta sahabat saya satu ini. Entah mereka masih berhubungan sampai sekarang saya tidak tahu, bukan urusan saya. Yang jelas saya sudah memutus mata rantai koneksi yang dapat menghubungkan saya dengan mantan sahabat saya tersebut.

Another story my college mate. Seorang perempuan manis yang selalu berhasil memikat daun muda, haha.. Setelah sempat menjalin hubungan dengan pria satu suku ia putus karena tidak direstui orang tua si cowok. akhirnya Sahabatku ini jatuh ke pelukan Pria batak yang lebih muda. Sayangnya mereka beda agama. Walau menyadari hal ini akan menjadi ganjalan they keep on their relationship. Dari cerita sahabat saya sepertinya si cowok bersedia mengalah dan mengikuti keyakinannya jika mereka menikah nanti. Sayang tidak lama setelah itu si cowok selingkuh. Sahabat saya diputuskan dan langsung mengumumkan hal tersebut kepada kami dan meminta agar kami tidak mengungkit soal pria itu lagi.

Kenyataan berkata lain, selang beberapa bulan after the boy dumped her mereka baikan. Ketika saya tanya alasannya sahabat saya tidak mampu menjawab. Ketika saya bertanya,"sudah cinta matikah kau kepadanya?" dia juga tidak bisa menajwab. Puncaknya mereka putus lagi. Kali ini masih seperti sebelumnya, sahabat saya diputuskan. Jika sebelumnya akrena ia selingkuh maka kai ini ,masalah agama menjadi kuncinya. 

Sahabat saya tersebut tidak memberitahu perihal putus tersebut kepada saya. Saya justru tahu dari sahabat lainnya. Dengan modal bercanda sambil lalu saya berhasil mengorek apa penyebab putus dari mulutnya, dan yah... seperti yang saya tulis di atas agama menjadi alasannya. Namun kali ini ada campur tangan orang tua si cowok.  Beberapa bulan setelah putus saya menemukan di news feed facebook saya bahwa ia berteman lagi dengan si mantan di facebook. 

Terakhir adalah kisah seorang senior saya. Kami baru akrab beberapa bulan belakangan karena terlibat proyek yang sama. Saya tahu bahwa Ia sudah sering mengalami patah hati dramatis dengan hubungan-hubungan sebelumnya. Tapi sepertinya kali ini adalah patah hati paling menyakitkan dan menyesakkan baginya.

Dua tahun sudah ia menjalani hubungan dengan seorang pria beda keyakinan. Mereka menjalani hubungan yang indah dan tulus. Saling menerima apa adanya dan saling mendukung  guna kemajuan satu sama lain. Senior saya sangat bersemangat mendukung ide-ide mantannya dan tak jarang menyumbang pemikiran dan pendapat. Hasilnya, karir sang Pria berkembang. Mereka membayangkan masa depan yang lebih nyata untuk mereka berdua, pernikahan. senior saya memutuskan untuk mengalah agar semua menjadi lebih mudah. Sayang 5 bulan menjelang pernikahan ia mendapat tamparan keras saat sang kekasih yang sedang berada di daerah lain  mengumumkan pertunangannya dengan perempuan lain.

Patah hati, bukan sekedar patah hati biasa. ini adalah patah hati yang epik! Besar dan tragis. Saat kepercayaan dikhianati rasanya benar-benar sebuah penghinaan bagi harga diri orang yang patah hati. Saya menulis bukan untuk nge-judge sebenarnya. Entah lah apa masalah sebenarnya. Saya tidak berhak menilai dari kacamata saya. Saya tidak mengalami hubungan yang kandas tersebut. Tapi sebagai sahabat saya meluangkan waktu untuk mendengar mereka bercerita dan berbagi kisah. 

Sahabat saya, mereka adalah orang-orang yang berani mengambil resiko dalam sebauh hubungan. Meski tidak mudah mereka berusaha berkompromi. Sayangnya takdir selalu selangkah lebih cepat. Mendahului semua rencana mereka dengan rencana A,B,C,D and so on.

My Broken hearted Girls and Boy memilih untuk melewati saat-saat tersulit itu dengan cara masing-masing. Ada yang segera move on, ada yang terlihat move on, dan ada yang sekedar berkata move on. tapi sebagian dari mereka amsih belum berhasil lepas dari bayang-bayang hubungan di masa lalu. Berat kata meraka memang, saat kamu pikir kamu bisa meraih masa depan bersamanya tapi seketika itu musnah, kekasih hatimu ternyata tidak bisa melanjutkan perjalanannya bersamamu.

menangis, berdiam diri, merenung sampai berstatus GALAU abadi di socmed sudah menjadi hal biasa bagi broken hearted people. Tinggal saya yang resah tidak tahu harus berkomentar apa, haha.

Waktu mungkin akan menyembuhkan semuanya. Mungkin disini artinya bisa sembuh beneran, setengah sembuh atau tidak sembuh sama sekali. Salah satu sahabat saya yang patah hati epik ini kemudian mengalami satu turning point terdahsyat dalam hidupnya. Divonis penyakit langka membuatnya terbangun dari patah hatinya (i guessed). Sekarang Ia adalah seorang CEO dari perusahaan kecilnya. I'm so proud of it. saya tidak lagi melihat status galau di facebooknya. Yang selalu saya temukan adalah buah pikiran, motivasi dan laporan aktivitas super padanya.

Senior saya akhirnya menjadikan momen patah hatinya sebagai titik balik dari masa depannya. Ia tidak menjadi workaholic atau menjadi perempuan aktif di berbagai komunitas. Tidak sampai segitu juga. Tapi ia memutuskan untuk mengejar obsesi terbarunya. Masa depan rancangannya sendiri dengan mencoret nama si mantan dari jajaran cast. berhenti dari perusahaan tempat ia bekerja selama ini dan memulai bisnis baru adalah ide move on yang sangat ekstrem, tapi layak untuk diperjuangkan.

Terakhir, intinya ini adalah post mengenai cerita patah hati. Mudah-mudahan yang baca ada yang patah hati dan belom move on bisa belajar dari kasus patah hati sahabat-sahabat saya. Atau setidaknya bisa membuat sebuah perbandingan, dari kasus patah hati kronis di atas. Sepatah-patah hatinya kamu, sehancur-hancurnya perasaan kamu ada orang yang lebih hancur lagi. tapi mereka berhasil menghapus air mata, menegakkan kepala dan berjalan lurus menuju masa depan baru mereka.

Cheers for the broken hearted people! 

Dan untuk yang berencana me-matah-hatikan seseorang mudah2an berpikir ulang. Atau setidaknya menyusun rencana agar luka yang ditimbulkan tidak terlalu dalam. Patahkan hatinya dengan baik dan benar. Jangan berlaku brutal.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar