Selasa, 10 September 2013

1987 : Dirty Dancing

pict source reviewbrisbane.com/

Now I've had the time of my life
No I never felt like this before
Yes I swear it's the truth
and I owe it all to you


Satu bait lirik tersebut lah yang mengawali ketertarikan saya untuk menonton sebuah dance flick legendaris 'Dirty Dancing'. Awalnya saya hanya iseng browsing dengan youtube menikmati video musik lawas yang mana mengisi masa kecil saya berkat kesukaan Apa dengan Bon Jovi, Deep Purple dan Scorpion. Larut dalam pencarian saya malah direkomendasikan link yang satu ini .



'Dirty Dancing' adalah must see movie bagi para pecinta romance dan pecinta film mana pun. Its a huge hits dan efeknya masih berasa bahkan sampai sekarang. Well, mungkin bukan di Indonesia karena film ini saya rasa tidak akan ditayangkan di televisi berkat scenes nya yang hot dan steamy, just like its tittle. 'Dirty Dancing' mempengaruhi pop culture masyarakat Amerika pada masa film ini dirilis dan terus berlanjut dalam media hiburan masa kini. Saya ingat pertama kali mengenal judul film ini dari movie 'Jersey Girl' yang dimainkan oleh Ben Affleck dan Liv Tyler dimana dalam satu adegan di Rental Video Ben Affleck dan pemeran putrinya sedang berdebat apakah mereka akan menyewa film 'Dirty Dancing' atau film lainnya. Saya langsung penasaran dengan film yang di-mention di film lainnya dan ya saya berusaha menontonnya. Finally di awal 2013 saya menontonnya secara marathon berikut dengan Ghost, Back to The Future dan Brakfast at Tiffany's.

Kembali ke filmnya, Dirty Dancing memainkan plot klise yang menurut saya menjadi template kisah romance yang banyak beredar, dulu dan sekarang. Hubungan antara dua insan berbeda latar belakang. Namun dalam film ini musik dan dansa menjadi latar belakangnya.

Alkisah Frances 'Baby' Houseman (Jenifer Grey) sedang menikmati liburan musim panas di sebuah resort untuk kalangan jet set pada tahun 1963. Berbagai aktivitas disajikan oleh pengelola resort, salah satunya ball room dance yang membawa Baby berkenalan dengan instruktur tari bernama Johny Castle (Patrick Swayze). Baby kemudian bertemu dengan sepupu Johny, Billy, dan membantunya membawakan semangka berukuran ektra besar (cukup bikin saya 'wow'). Kejadian ini membuat Baby terlibat dalam pesta rahasia para staf entertainer resort dan menari super steamy mambo dance. 

pict source http://www.comediva.com/

Pict Source http://jobryantnz.wordpress.com

Johny awalnya sangat tidak welcome terhadap Baby. Baginya Baby tidak lebih dari putri kaya yang manja dan tidak akan bisa memahami kehidupan kelas pekerja seperti Johny dan kawan-kawan. Sampai sebuah kejadian memaksa Johny untuk menerima Baby sebagai partner dansanya karena partner regulernya, Penny, menemukan dirinya hamil dan pria yang bertanggung jawab menolak untuk mengakuinya.

Selanjutnya bisa ditebak. Dance lead them to love, walau Johny bersikap sinis menghadapinya Baby keukeuh dan perlahan mulai menaklukan hati instruktur tarinya itu. Cinta udah tumbuh, what's next? Pastinya harus ada halangan dan rintangan menghadang dong biar seru, hehe. Orang tua Baby menemukan aktifitas rahasia anaknya (Baby merahasiakan kedekatannya dan apa saja yang dilakukannya dengan Johny dari orang tuanya) setelah Baby yang tidak punya pilihan lain membawa Ayahnya untuk mengobati partner dance Johny yang mengalami situasi gawat setelah aborsi.Musibah lain datang, Johny dituduh mencuri dari tamu resort. Baik pihak resort mau pun Johny sama-sama tidak memiliki bukti kuat, Johny tersingkirkan walau Baby berusaha menolongnya.

The Ending? Saya rasa setiap penonton bisa langsung memprediksikannya. Mereka akan berbaikan dan menutup kisahnya dengan penampilan panggung spektakuler. Just like every dance flick yang diproduksi Hollywood. Tapi memang begitulah ending dari sebuah dance flick bukan ?

This movie is one of the best 80's movie. Selain karena kualitasnya juga karena kemampuannya mempengaruhi kultur di masa itu dan berlanjut ke masa sekarang. Tidak ada alasan buat kamu buat nggak nonton film ini. Both boys and girls (i think) will love it. Girls will fall for the romantic story, and the boys pasti bersiul menikmati setiap gerakan sensual Baby dan Johny. Just for your entertainment. Adegan-adegan di film ini juga banyak yang menjadi ikonik seperti adegan Baby dan Johny berlatih lifting di danau dan adegan mereka berlatih tari di dalam studio.

Pict Source www.digitalspy.co.uk/

Pict Source http://thebellissimofiles.files.wordpress.com/

Pict Source en.wikipedia.com

Lazimnya sebuah dance flick, pastinya tidak kumplit dong kalau nggak oke lagu pengiringnya. Musik dalam film ini patut diacungi jempol. Hanya saja musiknya terlalu 80-s menurut saya, padahal latar belakang filmnya adalah tahun 1963. Bagi saya lagu yang paling saya ingat adalah lagu yang mengiringi final dance Baby dan Johny. (I've Had) Time of our Lives yang dinyanyikan oleh Bill Medley dan Jennifer Warrens. Nggak heran sih, lagu ini mereguk sukses di Academy Award, Golden Globe dan Grammy Awards tahun 1988. Jangan lupa, lagu ini kembali naik ke permukaan setelah di remake dengan sentuhan modern oleh The Black Eyed Peas.

Saya menikmati film ini dari awal sampai akhir dengan 2 teman lainnya. Reaksi kami dalam beberapa adegan cukup sama. Sensuality cukup banyak diekspos dalam film ini. Apalagi dalam ceritanya Baby masih berusia 17 Tahun. Hal ini membuat kami bertanya-tanya, pada zamannya ini film ratingnya apa ya? Hal ini terlontar dari mulut kami yang berusia masing-masing, 23, 24 dan 29 tahun. Penasaran pastinya kan? Hahaha. Tunggu apa lagi. Find the movie and enjoy it yourself or with your hubby. But not with your parents.

Happy Watching Movie People !

2 komentar:

  1. Good job Madam. Di tunggu Breakfast At Tiffani-nya yah \(^_^)/

    BalasHapus
  2. Novelnya kemaren ntu dipinjam Mr Tonsky Sar. Aku rasa aku akan re-read novelnya dulu baru nulis soal filmnya. Abis Dirty Dancing aku mao nulis tentang The Breakfast Club hehe, 80-s movies series nih ceritanya ^^

    BalasHapus