Pict Source http://nerdolife.blogspot.com
Saya kangen cosplay. Bukan untuk bercosplaynya ya, tapi bergabung dengan teman-teman dari komunitas Cosplayer Medan di sebuah event. Menonton mereka beraksi di atas panggung dan mengabadikan aksi terbaik mereka. Kesibukan bekerja dan jadwal acara cosplay yang seringkali berbenturan dengan kegiatan lainnya seringkali membuat saya menggerutu karena melewatkan kesempatan untuk kongkow dengan teman sehobi. Saya mungkin sudah tidak aktif ber-cosplay lagi, tapi jauh di lubuk hati saya selalu exciting menyambut event berbau ke-Jepangan yang menyuguhkan cosplay sebagai salah satu acaranya.
Saya mengenal cosplay dari majalah Animonster edisi lama yang saya beli di kios koran zaman saya SMA di kota kelahiran saya. Berawal dari hobi baca komik, ketertarikan saya terhadap budaya pop Jepang merambah ke animasi, J-pop, Harajuku Style which is including Cosplay di dalamnya, dan sejarah dari negeri matahari terbit tersebut. Hal-hal yang tersebut jugalah yang membawa saya memilih kuliah di Departemen Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara.
Awal mula perkenalan saya lebih intim (Caelahhh...) dengan cosplay adalah ketika diadakannya event BUNKASAI USU yang pertama di tahun 2008. Bunkasai tersebut memiliki kesan mendalam bagi saya. Bagaimana tidak, event tersebut sudah direncanakan dari akhir tahun 2006 ( semester pertama saya kuliah) dan baru terealisasi pada Februari 2008. Banyak acara yang kami rencanakan yang belum berjalan sesuai dengan yang kami harapkan seperti cosplay yang entah bagaimana melenceng dari konsep cosplay di benak panitia. Mungkin karena cosplay hanya populer sebatas pengetahuan dari pada aplikasi. Hasilnya kami memperoleh partisipan yang berdandan sekedar cantik dan cosplayer pemula, dan cosplayer yang melebihi peserta lainnya namun sayangnya juri yang menilai sepertinya tidak memiliki wawasan per-cosplay-an sehingga memenangkan gerombolan cewek cute yang melenggak lenggok layaknya model di atas catwalk. Tragis!
Dan yang paling tragis adalah ketua umum panitia BUNKASAI USU 2008, Bang Tommy Simarmata, meninggal beberapa bulan setelah acara. Padahal beliau adalah sosok yang sangat gigih memperjuangkan agar event Bunkasai ini terjadi. Agar mahasiswa S1 dan D3 bahasa Jepang lebih kompak dan berinteraksi satu sama lain. Saya sempat bertemu dengan beliau beberapa hari sebelum ia meninggal. Di warung photocopy ia sedang duduk terlihat tidak sehat, dan anda tahu apa yang saya ucapkan untuk menyapanya ? "Hai bang, kok lesu amat. Semangat dong... macam orang mau mati aja" . Saya menangis sejadi-jadinya pas denger senior yang baik hati dan tidak pernah marah ini meninggal. Butuh waktu seminggu buat saya bener-bener akhirnya merelakan kepergiannya. Setiap event BUNKASAI saya selalu membayangkan sosoknya, dan dalam hati saya selalu berdoa bahwa dia sedang melihat kami juniornya berjuang agar event BUNKASAI ini selalu ada setiap tahunnya.
Ok, cukup cerita sedihnya.
Back to the topic, about cosplay. Setelah cosplay yang menggenaskan di tahun 2008 tersebut maka di mulailah serialisasi event ke-Jepangan di Medan. Dengan tujuan untuk memperkenalkan komunitas pecinta kebudayaan Jepang di Medan hadirlah berbagai event serupa BUNKASAI dari tingkat SMA sampai nasional. Dari yang hadiahnya selembar piagam sampai jutaan rupiah. Dan seiring berjalannya waktu , cosplayer di Medan semakin menunjukkan eksistensinya. Event-event besar mulai memasukkan cosplay sebagai agenda acara mereka. Mulai dari sekedar perform sampai didakannya lomba. Lomba yang awalnya menggabungkan keseluruhan bentuk cosplay lama-lama juga berkembang dan menjadi lebih spesifik dengan pengkategorian cosplay menjadi Tokusatsu, Game, Anime dan Original. Cosplayer Medan juga tidak hanya tampil di kandang sendiri, mereka bahkan sudah sampai unjuk gigi di AFA 2013 Jakarta. Yippie....
Nah, mengikuti perkembangan cosplay yang semakin HOT di Medan muncul juga para photographer cosplay yang lazim disebut kameko. Kebanyakan nih para kameko adalah mereka pehobi pop culture Jepang juga, dan beberapa di antaranya juga aktif cosplay. Dan.... pada sebuah kesempatan saya menjadi 'kameko' seharian buat teman-teman cosplayer medan yang mengadakan sesi foto cosplay anime AKB0048. Awalnya sih bukan saya yang akan memotret mereka, saya hanya minta ijin ikutan nonton mereka difoto sambil saya mengambil gambar juga. Pas di hari-H sepertinya kameko yang sedianya akan memotret mereka tidak jadi datang. Jadinya saya deh yang menggantikan.
Memotret cosplayer bukan perkara gampang. Pose lalu jepret. Cosplayer memainkan peran sesuai dengan kostum karakter yang mereka kenakan. Jadi nggak sembarang minta pose ini itu kalau motret cosplayer. Ada hal-hal yang musti dijaga agar tidak merusak image karakter yang ditampilkan si cosplayer. Saya tidak pernah memotret cosplayer off stage serame ini. Biasanya saya paling doyan memotret mereka di atas panggung lagi beraksi dan candid moment saat mereka tengah bersiap-siap. Syukurlah mereka sudah mempersiapkan konsep pemotretan mereka sebelumnya dan saya tinggal mengikuti instruksi mereka saat memotret.
Gambar ini diambil kalau nggak salah pada tanggal 3 Agustus 2013 di Paladium Mall. Lama baru saya posting karena saya lupa dimana saya menyimpan memory card kamera setelah pemotretan. -_-". Hasilnya masih jauh dari bagus, tapi senangnya teman-teman cosplayer cukup puas dengan hasilnya. Thank you so much guys for letting me in... Dan inilah mereka some girls of Cosplay Medan Community , Michitsuna, Lya D Hime, Lufi, Nina Kazama, Vanny, Stella, dan Kiki ^^//
Dan berikut beberapa foto behind the scene nya, walau beberapa di antara cosplayer ini sedang berpuasa tapi mereka tetap bersemangat !
Michitsuna not only a senior cosplayer di scene cosplay Medan. This girl is also a good costume maker.
Lufi bisa dibilang humas bagi para cosplayer. Nina Kazama merupakan salah satu cosplayer senior yang sudah sering memenangi berbagai event. Bersama gadis berambut hijau disebelahnya mereka sekarang aktif sebagai juri di berbagai lomba cosplay di Medan.
Cosplayer selalu menjadi bintang di berbagai acara, ngalahin artis mereka selalu paling diburu untuk diminta foto bareng.
Foto di atas adalah foto favorit saya. Entah mengapa saya merasa foto ini mewakili kecantikan a la cosplayer.
Dalam cosplay, kamu bisa menjadi apa pun yang kamu mau dan ajaibnya kamu tetap menjadi diri sendiri lewat identitas sebagai cosplayer. These girls are super star in their own way. Mereka tidak hanya berkostum, tapi juga berwawasan dan kreatif. Mengobrol dengan beberapa di antara mereka juga bukan melulu masalah make-up, properti dan wig. Mereka bisa nyambung diajak ngobrol banyak hal. FYI beberapa cosplayer Medan membuat sendiri kostum dan properti mereka seperti aksesoris, armor dan weapons. Bahkan mereka juga menghasilkan uang lewat hobinya. Bukan dengan menjadi bounty hunter tentunya, tapi dengan mengkomersilkan kemampuan mereka mengolah material menjadi kostum dan properti cosplay.
And finally, thank you to Tami yang menjadi asisten dadakan saya ^^/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar