Minggu, 07 Oktober 2012

Pre Wedding Madness


Biografi penulis :
Wilma Prima telah berkecimpung dalam dunia per-fotografi pre-wedding selama hampir 1 tahun. Pengalaman kerjanya di dunia pre Wedding photography meliputi  tugas-tugas paling sulit diantaranya mengamankan pakaian pengantin, menghalau anjing liar yang mengganggu jalannya pemotretan dan menghibur pengantin perempuan yang mengalami marriage blue termasuk over paranoid, panick attack dan konstipasi.

Pre-wedding telah menjadi sebuah kebutuhan yang nyaris mutlak bagi pasangan yang berniat melanjutkan hubungan ke tahap yang paling serius, MENIKAH. Berawal dari sebuah tren, pada perkembangannya menjadi sebuah kebutuhan. Dalam dunia yang berkembang dengan cepat ini, modernitas telah menyentuh berbagai aspek kehidupan di masyarakat. Kebudayaan asli kini tidak lagi menjadi eksklusif dan mulai permisif terhadap sentuhan-sentuhan baru dari dunia luar.

Sejak terjun secara tidak sengaja ke dunia per-pre-wedding-an saya banyak mengalami pengalaman yang lucu, haru biru bahkan menggemaskan sampai kadang saya pengen menjambak sanggul si calon pengantin dan menonjok lensa mahal si fotografer. Bagaimana tidak bekerja dengan fotografer freelancer dengan pekerjaan juga status freelancer (alias buruh lepas) dengan jam kerja terkadang gila-gilaan membuat emosi kadang turun naik seharian. Konon lagi kalau sedang berhadapan dengan siklus bulanan.

Pengalaman paling mengesankan adalah mengerjakan 3 pre-wedding selama 3 hari berturut-turut. 2 pre-wedding klien dan 1 pre-wedding si fotografer. 'Mengesankan' disini artinya bisa berbagai hal. Meninggalkan kesan menjemukan, menjengkelkan, membosankan dan  lain sebagainya. Dengan 2 klien awal yang lokasi pre-wedding sama dan tanpa konsep yang jelas membuat saya sebagai asisten mati gaya, mati akal dan mandeg. Hari pertama mungkin akan lebih santai walau kliennya bossynya minta ampun. Hari ke-2 sungguh menjemukan. Mengulangi arahan yang sama dan meladeni gaya yang sama membuat saya eneg dan mulai ogah-ogahan. Konon lagi hari ke-3 dimana yang ditangani adalah si fotografer itu sendiri. Saya lelah dan mengantuk dan satu-satunya yang ada dikepala saya adalah ingin tidur. Apalagi saat pemotretan pre-wedding si fotografer ada 2 fotografer dan 1 asisten lain selain saya. I almost have nothing to do but helping the bride changing her costume. Berawal dari pengalaman ini saya mulai membangun berbagai ide di kepala bagaimana agar pemotretan pre-wedding menjadi tidak menjemukan dan efisien secara waktu dan tempat.

1)  Before Pre-wedding
Pemilihan fotografer adalah hal yang sangat penting dalam pre-wedding. Bagaimana tidak, fotografer adalah pihak yang akan menerjemahkan image anda dalam foto-fotonya. Penting sekali bagi calon pengantin untuk mengadakan riset mengenai fotografer atau studio yang hendak dipakai jasanyanya. Baik dengan cara bertanya langsung mau pun mereview testimoni klien-kien fotografer atau studio sebelumnya. Dengan cara ini calon pengantin akan mendapat gambaran jelas mengenai hasil kerja dan cara kerja fotografer bersangkutan. 

Setelah menentukan fotografer atau studio idaman, kalau bisa persiapkan beberapa option (2-3 pilihan) tentukan budget yang anda keluarkan. Studio mau pun freelance fotografer umumnya memiliki paket-paket dalam layanan mereka. Jika studio menangani segala sesuatu dengan profesional dan mendetail, maka beda dengan freelance fotografer yang biasanya hanya menangani jasa fotografi dan cetak hasil. Berurusan dengan fotografer freelance maka anda juga berurusan dengan make-up artist lain, wardrobe studio lain, dan properti-properti lain. Namun beriurusan dengan freelance fotografer memungkinkan anda mengatur budget dengan lebih detail dan meminimalisir  transaksi-transaksi tidak penting dalam prosesnya.

Setelah 2 hal tersebut diputuskan, maka tentukanlah konsep yang anda inginkan. penentuan konsep sebenarnya bisa dilakukan di awal, setelah anda tahu konsep yang anda inginkan maka anda bisa dengan mudah menentukan dengan pihak mana anda cocok bekerjasama. tapi jika di awal anda belum yakin dengan apa yang anda inginkan, fotografer dapat membantu anda membangun konsep pre-wedding idaman anda termasuk masalah lokasi karena tentunya fotografer lebih berpengalaman dalam hal tersebut.

Alangkah bagusnya jika anda melakukan komunikasi yang intens dengan fotografer anda. Khususnya saat membahas konsep. Berurusan dengan fotografer freelance berarti anda mengurus semua properti pemotretan anda sendiri. Setelah menentukan tema maka buatlah list kebutuhan properti anda dan tentukan lokasi eksekusi apakah itu out door atau indoor. Selain itu pastikan kebutuhan kru anda. Fotografer biasanya membawa seorang asisten, tapi itu adalah asistennya, bukan asisten anda (pengalaman pribadi). Seorang asisten akan meringankan beban anda selama proses pemotretan berlangsung. At least anda punya seseorang untuk membantu anda sekedar mengencangkan korset dan mengambilkan air minum dan membawakan wardrobe anda yang bejibun. Dan asisten ini sebaiknya perempuan, karena yang paling butuh adalah calon pengantin perempuan.

Setelah persiapan properti maka wardrobe menjadi hal berikut yang anda perhatikan, Pastikan anda fitting wardrobe sebelum hari H. Jangan sampai di hari H wardrobe anda ternyata kebesaran atau malah parahnya kesempitan. Jika memungkinkan ada baiknya jauh-jauh hari sebelum hari H anda sudah melakukan perawatan tubuh. Hal yang paling lazim saya temui dalam pemotretan adalah pengantin perempuan bermasalah dengan jerawat dan pengantin pria walau bertubuh proporsional dari luar ternyata perutnya buncit *sighhh* . 

2) Hari H
Saat hari H pastikan tubuh anda fit dan juga relationship anda dengan pasangan fit ! Rasanya menyebalkan mengurus pre-wedding pasangan yang sedang bertengkar. No chemistry dan sulit untuk diarahkan. rasanya pengen cepat2 bilang, OK that's a wrap ! Lets go Home, seriously !

Pastikan kendaraan tempur sedia dan dalam keadaan fit. Nggak lucu dong kalau acara pre-wedding anda terganggu karena si mobil mogok?

Cash money prepare. Dalam setiap prewedding baik itu with freelance maupun studio biasanya akomodasi ditanggung klien, jadi sediakan cash money yang cukup walau untuk sekedar bayar parkir atau membeli sebotol aqua.

Chek and re-check. Pastikan semua wardrobe dan properti telah  sedia dan lengkap saat di dimasukkan ke bagasi. Juga pastikan kembali lokasi yang ingin dituju available. Kru yang  terlibat juga sudah ready to pack. hehe

Last bt not least berdoalah semoga cuaca mendukung eksekusi anda, jika memang lagi sial dan hujan turun sebaiknya anda punya back up plan juga agar pre-wedding anda tetap berjalan dengan sempurna.

Ok, that's a wrap everybody, lets do it !

Jika anda butuh fotografer untuk prewedding anda kontak saya saja... untuk lebih meyakinkan anda kunjungi blog jasa fotografi saya dan sahabat di http://trotoa.wordpress.com/ .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar